Minggu, 21 Oktober 2012

Yahudi


Yahudi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Orang Yahudi)
Bangsa Yahudi
Jews.jpg
Jumlah populasi
kurang lebih 13.296.100 (2002).
Kawasan dengan populasi yang signifikan
Israel6 juta.
Amerika Serikat6 juta.
Bahasa
bahasa Ibranibahasa Yiddishbahasa Arabbahasa Aram, dan lain-lain.
Agama
Agama Yahudi.
Kelompok etnik terdekat
Arab atau bangsa Semitik, terutama orang Palestina,orang Suriah dan Libanon.
Yahudi adalah istilah yang merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa. Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi.
Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada suku bangsa yang berasal dari keturunan Eber (Kejadian 10:21) (yang disebut "Ibrani") atau Yakub (yang juga bernama "Israel") anak Ishak anak Abraham (Ibrahim) danSara, atau keturunan Suku Yehuda, yang berasal dari Yehuda anak Yakub. Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
Agama Yahudi adalah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Agama Yahudi dibahas lebih lanjut dalam artikel agama Yahudi; artikel ini hanya membahas dari segi suku bangsa saja. Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi. Di samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang lain.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Etimologi

Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling banyak keturunannya, yakni YehudaYehuda ini adalah salah satu dari 12 putera Yakub, seorang nabi yang hidup sekitar abad 18 SM dan bergelar Israil. Seluruh turunan dari 12 putera Yakub (Israel) itu dikenal dengan sebutanBani Israel (keturunan langsung Israel) yang kemudian berkembang menjadi besar dinamakan menjadi Suku Israel.
Setelah berabad-abad turunan Yahudi berkembang menjadi bagian yang dominan dan mayoritas dari Bani Israel, sehingga sebutan Yahudi tidak hanya mengacu kepada orang-orang dari turunan Yahuda, tapi mengacu kepada segenap turunan dari Israel (Yakub).
Pada awalnya bangsa Yahudi hanya terdiri dari satu kelompok keluarga di antara banyak kelompok keluarga yang hidup di tanah Kan’an pada abad 18 SM. Ketika terjadi bencana kelaparan di Kan’an, mereka pergi mencari makan ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan yang cukup berkat peran serta Yusuf. Karena kedudukan Yusuf yang tinggi di Dinasti Hyksos, Mesir, seluruh anggota keluarga Yakub diterima dengan baik di Mesir dan bahkan diberi lahan pertanian di bagian timur laut Mesir.
Pada akhirnya keseluruh bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi dan begitu pula semua penganut ajarannya disebut dengan nama yang sama pula.

[sunting]Siapakah orang yang berhak disebut Yahudi?

Halakha, atau hukum-hukum agama Yahudi, memberikan definisi Yahudi kepada seorang yang:
  • Suku Bangsa Yahudi, suku bangsa ini terbagi lagi menjadi dua:[1]
    • Seorang anak yang terlahir dari ayah dan ibu Yahudi disebut Yahudi asli,
    • Seorang anak yang terlahir dari ayah Yahudi dan ibu dari bangsa lain, Yahudi campuran ini termasuk kategori Yahudi Kelas Dua,
  • Seorang yang memeluk agama Yahudi menurut hukum-hukum Yahudi.
Definisi ini diwajibkan oleh Talmud, sumber Hukum-Hukum Tak-tertulis yang menerangkan Taurat, kitab suci asal hukum-hukum Yahudi (lima kitab pertama kitab Tanakh/Perjanjian Lama). Menurut Talmud, definisi ini dipegang semenjak pemberian Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai kira-kira 3.500 tahun dahulu kepada nabi Musa. Sejarawan Yahudi non-Ortodoks berkeyakinan bahwa definisi ini tidak diikuti sehingga tidak lama berlaku, tetapi ia mengaku bahwa definisi ini digunakan sekurang-kurangnya 2.000 tahun sampai saat ini.
Pada akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat) yang liberal dari segi teologi, Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah membenarkan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri mereka sebagai Yahudi. Mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama tersebut demi memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan berayah Yahudi.
Yahudi adalah agama tertutup.

Ternyata Moyang Orang Maluku adalah Bangsa Yahudi

REP | 31 October 2011 | 18:36Dibaca: 8490   Komentar: 27   Nihil

Yup, itulah yang dikatakan Rabbi Resley dalam bukunya “Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia”.
Terungkapnya keberadaan orang Israel di Maluku ini dimulai dari penelitian penulis mengenai asal-usul nenek moyang penulis sendiri, yaitu penduduk awal (mula-mula) Pulau S’rua yang adalah pulau ketiga dari Kepulauan Teon, Nila, S’rua (TNS). Namun ternyata penelitian ini meluas ke kebudayaan Maluku secara keseluruhan.
Menurut Resley, bila selama ini umat Kristiani Maluku menyebut diri mereka dengan sebutan Israel tanpa rasa takut, menggunakan simbol-simbol Israel, dan cenderung bertingkah laku seperti orang Israel, dan membela Israel mati-matian; hal tsb bukanlah sekedar fanatisme iman mereka semata, namun juga timbul karena dorongan dari dalam hati mereka. Hal ini disebabkan karena berdasarkan hasil penelitiannya cukup banyak ditemukan persamaan antara bahasa, adat-istiadat (kebudayaan), serta peninggalan orang Maluku yang memiliki kemiripan dengan suku bangsa Yahudi. Dengan kata lain, nenek moyang orang Maluku adalah bangsa Yahudi.
Resley mengatakan bahwa jauh hari sebelum bangsa Arab dan bangsa Eropa mengenal Maluku (Arab tiba pertengahan abad ke-14, Portugis tiba awal abad ke-15) telah ada bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengenal Maluku, termasuk bangsa China.
Orang Israel (Ibrani) masuk ke Maluku melalui India dan China. Karena pada tahun 605 SM dari Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) ditaklukkan dan diangkut ke pembuangan di daerah Media dan Persia (Iraq dan Iran). Saat Kerajaan Persia berkuasa, kekuasaannya meliputi Etiopia (Afrika) sampai ke India. Bahkan sejak tahun 722 SM, Kerajaan Israel (Kerajaan Utara) yang terdiri dari 10 suku telah lebih dahulu diangkut oleh bangsa Asyur, kemudian diserakkan di berbagai bangsa di daerah kekuasaan Asyur dan saat bangsa Romawi menjajah Palestina dan Asia Tengah sejak tahun 63 SM sampai munculnya agama Kristen pada abad 1 M, ketika itu jalan-jalan raya dibangun, sehingga memungkinkan bagi seseorang untuk mencapai seluruh bagian kerajaan ini dengan mudah. Orang Israel tersebar hampir di semua kota di dalam wilayah kekaisaran Romawi sebagai pedagang (Pengantar PB hal. 4-5) dan pada saat ini terjadi hubungan dagang yang sangat baik antara dunia barat (Kerajaan Roma) dengan dunia timur (Kerajaan China).
Pada saat menjadi bagian dari kekaisaran Roma inilah para pedagang bangsa Ibrani tiba di Maluku bersama mitra dagang kerajaan Roma yaitu para pedagang bangsa China. Salah satu bukti kuat bahwa pada abad ke-1 M rempah-rempah dari Maluku pernah dijual di Yerusalem, adalah karena pada tahun 33 M, beberapa orang wanita Yahudi yaitu: Maria Magdalena dan teman-temannya membeli rempah-rempah di pasar Yerusalem untuk mengawetkan jenazah Yesus (Markus 16:1).
Peluang lain orang Israel tiba di Maluku adalah pedagang-pedagang Israel datang sendiri ke Maluku setelah mengetahui jalan ke Maluku dari para pedagang bangsa China.
Dalam buku Sejarah Maluku hal. 19 dikatakan bahwa kata Maluku berasal dari kata “Maloko” yang merupakan sebutan gelar bagi Kalano (kepala daerah) . Nah, kata “Maloko” ini menurut Resley berasal dari bahasa Ibrani. Sebutan bagi raja dalam bahasa Ibrani adalah “Melek” atau “Melekh”. Bentuk yang lebih kuno adalah “Maliki” (EKAMK II hal. 292), sehingga dalam Tambo Dinasti Tang di China (618-906) “Maluku” tercatat sebagai “Miliku”, yaitu suatu daerah yang dipakai sebagai patokan penentuan arah ke kerajaan “Holing” (Kalingga) yang ada di sebelah barat.
Kata lain yang mirip dengan Maloko adalah “Molokh” yaitu ilah yang disembah bani Amon. Bentuk Ibrani nama ini ialah “Molek”. Dalam kitab suci Perjanjian Lama, Molek umumnya memiliki kata sandang (Imamat 18:21; 20:2-5, 2 Raja-raja 23:10, Yeremia 32:35). Kata “Molokh” pada ayat-ayat tsb menyiratkan bahwa kata itu mungkin merupakan kata umum bagi orang yang memerintah (EKAMK II hal. 93). Dengan demikian, maka gelar Maloko yang dikenakan bagi seorang Kalano adalah berasal dari budaya dan bahasa Ibrani. Dan kata Molekh (Moloch) dalam bahasa Ibrani artinya raja. Maloko kemudian disebut Maluku (Molokhus). Dan memang kepulauan Maluku artinya kepulauan raja-raja.
Selain itu menurut Resley, kata “Alifuru” yang merupakan sebutan bagi orang yang pertama kali mendiami Maluku bukan berasal dari bahasa Arab (Alif). Sebab jauh hari sebelum pengaruh Arab (Islam) masuk ke Maluku pada pertengahan abad ke XIV, sudah ada bangsa yang mendiami kepulauan Maluku yang penyebarannya dimulai dari Nusa Ina dan Halmahera yang mana disebut oleh antropolog AH. Keane, FJP. Sachese dan OD. Tauren dengan sebutan suku bangsa “Alfuros”.
Kata Alfuros ini sangatlah tidak mungkin diambil dari kata Alifuru, sekalipun kata ini menunjuk pada pengertian manusia mula-mula. Sebab bila kata Alifuru ini dikaitkan dengan kata Maloko, Baeleu, dan Seniri, serta budaya kepala suku, yaitu Alluf, maka sangatlah tidak cocok.
Kata Alif muncul setelah masuknya bangsa Arab ke Maluku. Tetapi sebelum itu, kata Alfuros ini menunjuk kepada nama suku bangsa yang telah ditemukan oleh para ahli, yaitu “ALUNE” yang ada baik di Nusa Ina (Seram) dan Halmahera yang memiliki budaya atau system pemerintahan “ALLUF” yaitu: kepemimpinan berada di tangan “kepala kaum/kepala suku”. Budaya ini mula-mula diterapkan oleh bangsa “Edom”: yaitu keturunan Esau, saudara Yakub (Israel) anak Ishak, di Maluku disebut mata rumah (kepala kaum), kepala Soa dan kepala suku.
Alluf dalam pengertian Ibrani adalah:
- Panglima, pemimpin (Kamus Singkat Ibrani-Indonesia hal. 11)
- Kepala-kepala kaum di Edom yang di kemudian hari disebut “Raja” (Kejadian 36:19, 31)
Pada bagian akhir dari bukunya, Resley mengatakan bahwa mayoritas orang Maluku adalah merupakan keturunan dari suku Gad, yaitu suku Israel yang telah disangka hilang dan tak dapat ditemukan lagi. Inilah satu-satunya suku yang tidak memiliki perwakilan di Israel saat ini. Terbukanya pintu gerbang emas (golden gate) serta terpenuhinya nubuat kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk memerintah dunia dari Yerusalem hanya terpenuhi jika kedua belas suku telah berkumpul di tanah Zion (Israel), yang mana termasuk di dalamnya adalah suku Gad, yang pada akhirnya diistilahkan Resley dengan sebutan Yahudi Alfuros.
Sumber:
Rabbi Resley, 2011, Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Solomon.

Yahudi Jawa dan Yahudi di Selat Malaka

Diterbitkan : 30 Juli 2010 - 1:43pm | Oleh Jean van de Kok (Ranesi)
Diarsip dalam: 
Di Indonesia, orang Yahudi sering dimaki. Tapi ternyata mereka sulit ditemukan, karena jumlah mereka kecil sekali. Theo Kamsma menulis disertasi mengenai orang Yahudi di kawasan Selat Malaka. Mengapa ia harus melebarkan pandangan ke wawasan Selat Malaka?
Karena kelompok Yahudi di Indonesia kecil sekali, Theo Kamsma menganjurkan supaya tidak terfokus di Indonesia saja. “Dalam studi saya, sudah saya jelaskan, kalau dipandang dari jumlah di Indonesia saja, orang Yahudi tidak tampak dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus melihat mereka dalam hubungan dengan Singapura, di sana ada dua sinagoga, rumah ibadah agama Yahudi. Itu artinya jumlah masyarakat Yahudi cukup besar."
Orang Yahudi ini juga aktif berbisnis, dari Singapura mereka melebarkan bisnis ke Indonesia dan Malaysia. Dari Singapura mereka mengunjungi Indonesia dan Malaysia. Singapura toleran terhadap semua agama, orang Yahudi kerasan di Singapura dan dari sini mereka melakukan aktivitas bisnis.
Wadah regional
Jadi kalau mau memahami posisi warga Yahudi di Indonesia, maka kita perlu meletakkannya dalam wadah regional yang lebih besar, kawasan selat Malaka. Demikian Theo Kamsma.
“Maksud saya,” demikian urai Theo, “kalau kita ambil kawasan Selat Malaka sebagai tempat penelitian, maka jelas ini lebih cocok untuk meneliti dinamika golongan Yahudi.” Menurutnya, kentara sekali pertautan aktivitas mereka dari Indonesia, ke Malaysia dan Singapura, melampaui batas-batas negara yang formal. Ini memang mereka butuhkan, jadi tidak bisa dikatakan, orang Yahudi tidak ada. Mereka ada, dari pusatnya di Singapura mereka beroperasi di kawasan ini.
Israel-Indonesia
Theo kemudian memperingatkan jangan cepat-cepat menyebut jejaring Yahudi ada di kawasan ini, karena acapkali ini menjurus ke praduga dan diskriminasi atau anti semitisme. Menurutnya, Israel dan Indonesia sebenarnya sudah lama menjalin hubungan informal:
“Yang juga penting adalah hubungan Indonesia dengan Israel. Gus Dur bukan tokoh pertama yang mencari kontak dengan Israel,” kata Theo. Sebelumnya sudah ada kerjasama dengan Israel, tentu saja tidak resmi, misalnya pembelian pesawat tempur skyhawks oleh Indonesia dari Israel. Selain itu, ketika terjadi tsunami di Aceh, Indonesia membantah ada pesawat Israel yang mendarat di Batam. Padahal berita ini benar. “Nah, keberadaan Israel di balik layar dan tersembunyi ini juga simbolis bagi keberadaan warga Yahudi di kawasan ini”, demikian Theo Kamsma.
Israel adalah negara yang masih muda dan, lewat berbagai cara, sibuk mencari jaringan yang bisa mendukungnya. Misalnya parlemen Israel mengakui kelompok Yahudi yang berlatar belakang Kristen di Minahasa. Kelompok Yahudi, juga yang ada di perantauan, menjalin hubungan dengan Israel. Jadi kalau orang Israel mau berdagang di Indonesia, misalnya membuka perusahaan minuman kopi, maka mereka terlebih dahuulu mencari hubungan dengan sesama orang Yahudi, karena ini lebih bisa dipercaya.

Yahudi Jawa

Theo Kamsma menutup penjelasan ihwal warga Yahudi di kawasan Selat Malaka dengan memberi contoh betapa terintegrasinya golongan ini dalam masyarakat setempat, misalnya di Indonesia.
“Kalau kita menyimak kelompok Yahudi di Manado, yang berlatar belakang Kristen,” demikian Theo, “mereka adalah keturunan campuran, Indo Yahudi”. Kepala keluarga Yahudi ini berusaha mendirikan sinagoga di Manado. Ia pendukung PDIP, tapi juga memimpin pemuda Pancasila yang adalah ormas Golkar. Bahkan ia adalah ketua Golkar di daerahnya. Rupanya menjadi pengikut dua aliran politik yang berbeda lumrah di sana.
Ia juga kenal tokoh Pemuda Pancasila pusat yang ternyata keturunan Yahudi-Jawa. Mereka sempat dekat saat kepala keluarga Yahudi Manado ini tinggal di Jawa. Dalam kelompok Indo Yahudi ini ada koneksi dengan dunia satpam dan sekuriti. Mereka aktif menekuni bisnis ini. Sangat mencolok, salah seorang dari mereka menjadi kepala keamanan di Bali ketika diselenggarakan kongres PDIP, mereka mengawal Megawati.
MANADO - Selama ini para pemeluk agama Yahudi di Indonesia memilih beribadah secara diam-diam. Tapi, di Manado, Sulawesi Utara, mereka semakin terbuka dalam beribadah. Jumlah komunitas mereka pun mencapai ratusan orang.

Di Manado dan sekitarnya, setidaknya ada dua bangunan khas Yahudi. Yakni, tempat ibadah atau yang biasa disebut sinagog dan menorah setinggi 62 kaki. Sinagog berada di Tondano, Kabupaten Minahasa, sekitar 35 kilometer dari Manado. Sedangkan menorah terletak di atas bukit Gunung Klabat di Kabupaten Minahasa Utara, sekitar 20 kilometer dari Manado.
 
Jawa Pos berkunjung ke sinagog tersebut Rabu (9/3) pekan lalu. Tempat ibadah itu sejatinya tidak terlalu besar. Sinagog di Tondano berdiri di atas lahan 400 meter persegi. Luas bangunan hanya 7 x 15 meter. Di bawah atap teras tertulis Ohel Yaakov Synagogue atau sinagog tempat Yaakov. "Kalau untuk orang muslim, tempat ibadah ini hanya semacam langgar (musala, Red), bukan masjid," kata juru kunci sinagog Leo Van Beugen kepada Jawa Pos.

Penataan tempat duduk di dalam sinagog hampir mirip di masjid. Posisi duduk pria dan wanita dipisahkan oleh "hijab" berupa papan kayu melintang yang membelah sinagog. Mimbar berada di sisi pria. Baik pria dan wanita, masing-masing mendapat jatah enam kursi bangku panjang menghadap mimbar.

Karena hanya "langgar", daya tampung sinagog Yaakov tidak banyak. Hanya sekitar 20 jemaat. Setiap kali ibadah hari sabbath (Sabtu) digelar, paling tidak ada tiga hingga empat keluarga yang hadir. Selain sinagog, sejumlah perjamuan kadang dilakukan di rumah orang Yahudi. Baik hari raya Hanukah (perayaan penahbisan) maupun hari raya Yahudi lain.

Van Beugen menuturkan, sinagog tersebut awalnya adalah rumah tinggal yang dibangun pada 1996. Baru pada 2004, Rabbi Yaakov Baruch, pemimpin ibadah Yahudi di Manado, dan seorang Yahudi dari Belanda membelinya untuk dibangun sinagog.

Sinagog tersebut sempat direnovasi lagi pada 2009, bertepatan dengan konferensi kelautan dunia atau World Ocean Conference (WOC) di Manado. "Karena semua Yahudi peserta WOC kalau beribadah kan ke sini," kata lelaki 70 tahun ini.

Dengan adanya sinagog, kaum Yahudi di Sulawesi Utara tidak perlu susah-susah untuk mencari tempat untuk beribadah. Jumlah penganut Yahudi di Sulawesi Utara sekitar 500 orang. Mereka tidak tinggal di kawasan tertentu atau berkumpul dalam sebuah perumahan. Mereka tinggal terpisah dan berbaur dengan masyarakat umum lainnya. Mereka hanya berkumpul setiap ada perayaan hari raya.

Para penganut Yahudi di Manado adalah Yahudi keturunan. Mereka mendapat darah Yahudi ketika Belanda datang saat masa penjajahan. Namun, pada saat itu mereka mengganti marga dan memilih agama mayoritas daerah yang ditinggalinya. Itu agar mereka bisa berbaur dengan masyarakat setempat.

Salah satu dari mereka adalah pemimpin spiritual Yahudi Manado, Rabbi Yaakov Baruch. Dia mendapat darah Yahudi dari kakeknya dan nenek dari ibunya. Dengan adanya imam Yahudi di Manado, beberapa anak keturunan Yahudi pun beralih memeluk agama Yahudi meski sebagian besar masih bertahan dengan agama lama. "Itu pilihan. Kita tidak bisa memaksa," kata Yaakov.

Yaakov menuturkan, keberadaan komunitas Yahudi di Manado tidak untuk menyerukan penganut agama lain menjadi Yahudi. Sebab, untuk menjadi kaum Yahudi tidak bisa serta merta berpindah agama. Mereka harus memiliki darah keturunan Yahudi.

Itupun tidak sembarangan. Anak keturunan Yahudi, kata Yaakov, baru bisa menjadi penganut Yahudi jika minimal lahir dari rahim ibu Yahudi meski ayahnya dari bangsa lain. Meski ayah Yahudi, tapi ibunya tidak, mereka sejatinya tidak bisa. "Tapi kalau mau ketat begitu, jumlah Yahudi di Indonesia jadi sedikit sekali. Paling cuma ada 20 orang se-Indonesia. Saya rasa tidak harus seketat itulah," katanya.

Yaakov yang beraliran Yahudi ortodoks ini beranggapan bahwa seseorang masih bisa menjadi penganut Yahudi meski hanya dari jalur ayah Yahudi. Sejumlah agamawan Yahudi pun ada yang menganut pemikiran tersebut.

Bangunan khas Yahudi lainnya di Sulawesi Utara adalah menorah. Menorah yang mirip trisula itu merupakan simbol bangsa Yahudi berupa tatakan lilin dengan tujuh tiang melengkung membentuk huruf u. Menorah di Sulawesi Utara terletak di perbukitan Gunung Klabat di Minahasa Utara. Sekitar 20 kilometer dari Manado.

Posisi menorah cukup strategis. Karena terletak di atas bukit, bangunan itu langsung terlihat oleh pengguna jalan yang melintas antara jalur Manado-Bitung. Akses jalan menuju menorah pun tidak sulit. Bangunan tersebut dibangun oleh Pemkab Minahasa Utara.

"Itu sebenarnya tidak bisa langsung disebut bangunan Yahudi. Sebab, agama Kristen juga mengenal lambang itu. Lagi pula, bukan dari pihak kami ide membangun menorah itu," katanya.

Dosen di perguruan tinggi di Manado itu mengungkapkan, sudah saatnya Yahudi di Indonesia muncul. Sebab, pemeluk agama Yahudi sejatinya telah hidup sekian lama berdampingan dengan masyarakat Indonesia. Karena itu, sudah saatnya pemeluk Yahudi mengekspresikan keimanan sebagaimana agama-agama lain di Indonesia.

Dia menegaskan, Yahudi sebagai pemeluk agama berbeda dengan Yahudi secara politik. Dia tidak ingin masyarakat cenderung mengartikan keberadaan mereka sebagai dukungan atas penyerangan terhadap Palestina. "Kami hanya ingin beribadah dan melakukan tradisi-tradisi leluhur kami. Ini murni ibadah, bukan politik," katanya.(aga/kum)
BANGSO BATAK TOBA, KETURUNAN ISRAEL YANG HILANG 


Bangsa Israel kuno terdiri dari 12 suku. Setelah raja Salomo wafat, 
negara Israel pecah menjadi dua bagian. Bagian Selatan terdiri dari 
dua suku yaitu Yehuda dan Benjamin yang kemudian dikenal dengan nama 
Yehuda, atau dikenal dengan nama Yahudi. Kerajaan Selatan ini 
disebut Yehudah, ibukotanya Yerusalem, dan daerahnya dinamai Yudea. 

Bagian utara terdiri dari 10 suku, disebut sebagai Kerajaan Israel. 
Dalam perjalanan sejarah, 10 suku tersebut kehilangan identitas 
kesukuan mereka. Kerajaan utara Israel tidak lama bertahan sebagai 
sebuah negara dan hilang dari sejarah. Konon ketika penaklukan 
bangsa Assyria, banyak orang Kerajaan Utara Israel yang ditawan dan 
dibawa ke sebelah selatan laut Hitam sebagai budak. Sebagian lagi 
lari meninggalkan asalnya untuk menghindari perbudakan. 

Sementara itu Kerajaan Yehudah tetap exist hingga kedatangan bangsa 
Romawi. Setelah pemusnahan Yerusalem pada tahun 70 oleh bala tentara 
Romawi yang dipimpin oleh jenderal Titus, orang-orang Yehudah pun 
banyak yang meninggalkan negerinya dan menetap di negara lain, 
terserak diseluruh dunia. 

Jauh sebelum itu, ketika masa pembuangan ke Babilon berakhir dan 
orang-orang Yehudah atau disebut Yahudi diijinkan kembali ke 
negerinya, dan sepuluh suku Israel dari Kerajaan utara memilih tidak 
pulang tetapi meneruskan petualangan kearah Timur. Demikian juga 
dengan mereka yang diperbudak di selatan laut Hitam, setelah masa 
perbudakan selesai, tidak diketahui kemana mereka pergi melanjutkan 
hidup. 

Dengan demikian banyak diantara bangsa Israel kuno kemudian 
kehilangan identitas mereka sebagai orang Israel. Ada sekelompok 
penduduk di daerah Tiongkok barat, diterima sebagai puak Cina, 
tetapi secara umum profil wajah mereka agak berbeda dengan penduduk 
Cina pada umumnya. Perawakan mereka lebih besar, hidung agak 
mancung, namun berkulit kuning dan bermata sipit. Mereka menyembah 
Allah yang bernama Yahwe. Sangat mungkin mereka adalah keturunan 
sepuluh suku Israel yang hilang yang telah kawin campur dengan 
penduduk lokal sehingga kulit dan mata menjadi seperti penduduk asli. 

Saya percaya banyak diantara para pembaca yang mengetahui bahwa di 
negeri Israel ada sekelompok kecil orang Israel yang berkulit hitam. 
Mereka adalah suku Falasha, yang sebelum berimigrasi ke Israel hidup 
di Etiopia selama ratusan generasi. Fisik mereka persis seperti 
Negro dengan segala spesifikasinya yaitu kulit hitam legam, bibir 
tebal, rambut keriting, dll. 

Mereka mengklaim diri mereka sebagai keturunan Israel atau disebut 
Beta Israel, dan dengan bukti-bukti yang dimiliki, mereka mampu 
memenuhi seluruh kriteria yang dituntut oleh Pemerintah Israel yang 
merupakan syarat mutlak supaya diakui sebagai Israel perantauan. 
Setelah memperoleh pengakuan sebagai keturunan Israel, sebagian dari 
mereka kembali ke Tanah Perjanjian sekitar 15 tahun lalu dengan 
transportasi yang disediakan oleh Pemerintah Israel. Itulah sebabnya 
mengapa ada Israel hitam. 

Mereka seperti orang Negro karena intermarriage dengan perempuan- 
perempuan lokal sejak kakek moyang mereka pergi ke Ethiopia. Kita 
tahu bahwa bahwa Ethiopia adalah salah satu negara yang penduduknya 
mayoritas Kristen yang paling tua didunia. Ingat sida-sida yang 
dibaptis oleh Filipus dalam Kisah 8:26-40. Bahkan sebelum era 
Kekristenan pun sudah ada penganut Yudaisme disana.Walaupun banyak 
yang kembali, sebahagian lagi tetap memilih menetap di negeri itu, 
dan merekalah yang menjaga dan memelihara Tabut Perjanjian yang 
konon ada disana. 

Apakah ada diantara para pembaca yang pernah mendengar selentingan 
bahwa etnik Bangso Batak Toba, adalah juga keturunan bangsa Israel 
kuno yang hilang? Mungkin saja tidak, karena orang-orang Batak Toba 
sendiri banyak yang tidak mengetahuinya, kecuali segelintir yang 
memberikan perhatian terhadap hal ini. 

Seperti yang diungkapkan oleh seorang anthropolog dan juga pendeta 
dari Belanda, profesor Van Berben, dan diperkuat oleh prof Ihromi, 
guru besar di UI (Universitas In 782 donesia), bahwa tradisi etnik 
Tapanuli (Batak Toba) sangat mirip dengan tradisi bangsa Israel kuno. 

Pendapat itu didasarkan atas alasan yang kuat setelah membandingkan 
tradisi orang Tapanuli dengan catatan-catatan tradisi Israel dalam 
Alkitab yang terdapat pada sebahagian besar kitab Perjanjian Lama, 
dan juga dengan catatan-catatan sejarah budaya lainnya diluar 
Alkitab. 

Beberapa peneliti dari etnis Tapanuli juga yakin bahwa Batak adalah 
keturunan Israel yang sudah lama terpisah dari induk bangsanya, tapi 
karena intermarriage dengan penduduk lokal ditempat mana mereka 
bermukim membuat orang Batak secara fisik menjadi seperti orang 
Melayu. 

Seorang Batak Toba, yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Israel 
dan menjadi warga negara, berusaha mengumpulkan data-data untuk 
pembuktian. Setelah merasa sudah cukup, dia mengajukannya ke 
pemerintah Israel yang waktu itu masih dipimpin oleh PM Yitzak Rabin. 

Tetapi tenyata data tersebut belum bisa memenuhi seluruh kriteria. 
Pemerintah Israel kemudian meminta agar kekurangannya dicari hingga 
dapat mencapai 100 persen supaya pengakuan atas etnis Batak sebagai 
orang Israel diperantauan dapat diberi. Konon kekurangan itu 
terutama terletak pada silsilah yang banyak missing links-nya, dan 
menelusuri silsilah itu agar sempurna sama sulitnya dengan menyelam 
ke perut bumi. 

Peneliti berharap suatu waktu pada masa depan, Pemerintah Israel 
bisa saja mengubah kriterianya dengan menjadi lebih lunak dan etnik 
Batak diterima sebagai bahagian yang terpisah dari mereka. 

Setelah mendengar selentingan itu, saya benar-benar menaruh minat 
untuk menyelidiki sejauh mana budaya Bangso Batak Toba dapat memberi 
bukti similaritasnya dengan tradisi Israel kuno. Alkitab adalah buku 
yang prominent dan sangat layak serta absah sebagai kitab pedoman 
untuk mencari data budaya Israel kuno yang menyatu dengan unsur 
sejarah dan spiritual. 


Beberapa diantara kesamaan tradisi Batak Toba dengan tradisi Israel 
kuno adalah sebagai berikut: 


1). Pemeliharaan silsilah (Tarombo dan Marga) 

Semua orang Tapanuli, terutama laki-laki, dituntut harus mengetahui 
garis silsilahnya. Demikian pentingnya silsilah, sehingga siapa yang 
tidak mengetahui garis keturunan kakek moyangnya hingga pada dirinya 
dianggap na lilu - tidak tahu asal-usul - yang merupakan cacat 
kepribadian yang besar. 

Bangsa Israel kuno juga memandang silsilah sebagai sesuatu yang 
sangat penting. Alkitab, sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian 
Baru sangat banyak memuat silsilah, terutama silsilah dari mereka 
yang menjadi figur penting, termasuk silsilah Yesus Kristus yang 
ditelusuri dari pihak bapak(angkat)Nya Yusuf, yang keturunan Daud 
dan pihak ibuNya (Maria). 

Catatan: 

MARGA adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah 
(patrilineal).Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis 
keturunan selalu dihubungkan dengan anak laki laki. Seorang ayah 
merasa hidupnya lengkap jika ia telah memiliki anak laki-laki yang 
meneruskan marganya. Sesama satu marga dilarang saling mengawini, 
dan sesama marga disebut dalam Dalihan Na Tolu disebut Dongan Tubu. 
Menurut buku "Leluhur Marga Marga Batak", jumlah seluruh Marga Batak 
sebanyak 416, termasuk marga suku Nias. 

Catatan: Marga dalam kamus Inggris Hassan Shadily dan John Echols 
adalah CLAN, yakni Suku, Marga, dan KAUM. Dalam arti yang lain, 
Marga bias berarti Warga, dari bahasa India (Sansekerta, 
kemungkinannya). Jadi, kalau ada orang Batak bermarga Tampubolon, 
berarti dia berasal dari KAUM TAMPUBOLON. Bandingkan dengan KAUM 
LEWI, KAUM YEHUDAH, KAUM SIMEON dan lain-lain. 

TAROMBO adalah silsilah, asal-usul menurut garis keturunan ayah. 
Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga. Bila 
orang Batak berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya 
Marga dan Tarombo. Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui 
apakah mereka saling "mardongan sabutuha" (semarga) dengan 
panggilan "ampara" atau "marhula-hula" dengan 
panggilan "lae/tulang". Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah 
ia harus memanggil "Namboru" (adik perempuan 
ayah/bibi), "Amangboru/Makela",(suami dari adik ayah/Om), "Bapatua/ 
Amanganggi/ Amanguda" (abang/adik ayah), "Ito/boto" (kakak/adik), 
PARIBAN atau BORU TULANG (putri dari saudara laki laki ibu) yang 
dapat kita jadikan istri, dst. 

2). Perkawinan yang ber-pariban 

Ada perkawinan antar sepupu yang diijinkan oleh masyarakat Batak, 
tapi tidak sembarang hubungan sepupu. Hubungan sepupu yang diijinkan 
untuk suami-istri hanya satu bentuk, disebut marpariban. Cukup 
report menerangkan hal ini dalam bahasa Indonesia karena bahasa ini 
tidak cukup kaya mengakomodasi sebutan hubungan perkerabatan dalam 
bahasa Batak. Yang menjadi pariban bagi laki-laki ialah boru ni 
tulang atau anak perempuan dari saudara laki-laki ibu. Sedangkan 
yang menjadi pariban bagi seorang gadis ialah anak ni namboru atau 
anak laki-laki dari saudara perempuan bapa. 

Hanya hubungan sepupu yang seperti itu yang boleh menjadi suami- 
isteri. Karena suku Batak penganut patriarch yang murni, ini adalah 
perkawinan ulang dari kedua belah pihak yang sebelumnya sudah 
terjalin dengan perkawinan. 

Mari kita bandingkan dengan Alkitab. Pada kitab Kejadian, Yakub 
menikah dengan paribannya, anak perempuan Laban yaitu Lea dan Rahel. 
Laban adalah tulang dari Yakub. (Saudara laki-laki dari Ribka, ibu 
dari Yakub). Didunia ini sepanjang yang diketahui hanya orang Israel 
kuno dan orang Batak yang sekarang memegang tradisi hubungan 
perkawinan seperti itu. 


3). Pola alam semesta 

Orang Batak membagi tiga besar pola alam semesta, yaitu banua 
ginjang (alam sorgawi), banua tonga (alam dimensi kita), dan banua 
toru (alam maut). Bangsa Israel kuno juga membagi alam dengan pola 
yang sama. 


4). Kredibilitas 

Sebelum terkontaminasi dengan racun-racun pikiran jaman modern, 
setiap orang Batak, terutama orang tua, cukup menitipkan sebuah 
tempat sirih (salapa atau gajut), ataupun sehelai ulos, sebatang 
tongkat, atau apa yang ada pada dirinya sebagai surat jaminan hutang 
pada pihak yang mempiutangkan, ataupun jaminan janji pada orang yang 
diberi janji. Walaupun nilai ekonomis barang jaminan bisa saja 
sangat rendah tetapi barang tsb adalah manifestasi dari martabat 
penitip, dan harus menebusnya suatu hari dengan merelealisasikan 
pembayaran hutang ataupun janjinya. Budaya Israel kuno juga 
demikian. Lihat saja Yehuda yang menitipkan tongkat kepada Tamar 
sebagai jaminan janji (Kej. 38). 


5). Hierarki dalam pertalian semarga 

Dalam budaya Batak, jika seorang perempuan menjadi janda, maka laki- 
laki yang paling pantas untuk menikahinya ialah dari garis keturunan 
terdekat dari mendiang suaminya. Ini dimaksudkan agar keturunan 
perempuan tsb dari suami yang pertama tetap linear dengan garis 
keturunan dari suami yang kedua. Misalnya, seorang janda dari 
Simanjuntak sepatutnya menikah lagi adik laki -laki mendiang 
(bandingkan dengan Rut 1:11). 

Jika tidak ada adik laki-laki kandung, sebaiknya menikah dengan 
saudara sepupu pertama dari mendiang yang dalam garis silsilah 
tergolong adik. Jika tidak ada sepupu pertama, dicari lagi sepupu 
kedua. Demikian seterusnya urut-urutannya. Hal semacam ini 
diringkaskan dalam ungkapan orang Batak : "Mardakka do salohot, 
marnata do na sumolhot. Marbona do sakkalan, marnampuna do ugasan". 

Dalam tradisi Israel kuno, kita dapat membaca kisah janda Rut dan 
Boas. Boas masih satu marga dengan mendiang suami Rut, Kilyon. Boas 
ingin menikahi Rut, tapi ditinjau dari kedekatannya menurut garis 
silsilah, Boas bukan pihak yang paling berhak. Oleh sebab itu dia 
mengumpulkan semua kerabat yang paling dekat dari mendiang suami 
Rut, dan mengutarakan maksudnya. Dia akan mengurungkan niatnya jika 
ada salah satu diantara mereka yang mau menggunakan hak adat-nya, 
mulai dari pihak yang paling dekat hubungan keluarganya hingga yang 
paling jauh sebelum tiba pada urutan Boas sendiri. Ya, mardakka do 
salohot, marnata do na sumolhot. (Baca kitab Rut). 


6). Vulgarisme 

Setiap orang dapat marah. Tetapi caci maki dalam kemarahan berbeda- 
beda pada tiap-tiap etnik. Orang Amerika terkenal dengan serapah: 
son of a bitch, bastard, idiot, dll yang tidak patut disebut disini. 
Suku-suku di Indonesia ini umumnya mengeluarkan makian dengan 
serapah : anjing, babi, sapi, kurang ajar, dll. 

Pada suku Batak makian seperti itu juga ada, tetapi ada satu yang 
spesifik. Dalam sumpah serapahnya seorang Batak tak jarang memungut 
sehelai daun, atau ranting kecil, atau apa saja yang dapat diremuk 
dengan mudah. Maka sambil merobek daun atau mematahkan ranting yang 
dipungut/dicabik dari pohon dia mengeluarka 6ea n sumpah 
serapahnya:,, Sai diripashon Debata ma au songon on molo so hudege, 
hubasbas, huripashon ho annon !!!". Terjemahannya kira-kira 
begini:,,Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku kalau kamu tidak 
kuinjak, kulibas, kuhabisi !!!". 

Robeknya daun atau patahnya ranting dimaksudkan sebagai simbol 
kehancuran seterunya. Orang-orang Israel kuno juga sangat terbiasa 
dengan sumpah serapah yang melibatkan Tuhan didalamnya. Vulgarisme 
seperti ini terdapat banyak dalam kitab Perjanjian Lama, diantaranya 
serapah Daud pada Nabal. (1 Sam. 25, perhatikan ayat 22 yang persis 
sama dengan sumpah serapah orang Batak). 


7). Nuh dan bukit Ararat 

Ada beberapa etnik didunia ini yang mempunyai kisah banjir besar 
yang mirip dengan air bah dijaman Nuh. Tiap etnik berbeda alur 
ceritanya tetapi polanya serupa. Etnik Tapanuli juga punya kisah 
tentang air bah, tentu saja formatnya berbeda dengan kisah Alkitab. 
Apabila orang-orang yang sudah uzur ditanya tentang asal-usul suku 
Batak, mereka akan menceritakan mitos turun temurun yang mengisahkan 
kakek moyang orang Batak diyakini mapultak sian bulu di puncak bukit 
Pusuk Buhit. 

Pusuk Buhit adalah sebuah gunung tunggal yang tertinggi di Tapanuli 
Utara, dipinggiran danau Toba. Pusuk Buhit sendiri artinya adalah 
puncak gunung. Pusuk Buhit tidak ditumbuhi pohon, jelasnya tidak ada 
bambu disana. Yang ada hanya tumbuhan perdu, ilalang, dan rumput 
gunung. Bambu – dari mana kakek moyang keluar – menurut nalar 
mendarat di puncak gunung itu dan mereka keluar dari dalamnya 
setelah bambunya meledak hancur. Mengapa ada bambu pada puncak Pusuk 
Buhit yang tandus dan terjal? Tentu saja karena genangan air yang 
mengapungkannya, yang tak lain adalah banjir besar. 

Dapat dipahami mengapa jalan cerita menjadi seperti itu, karena 
setelah ribuan tahun terpisah dari induk bangsanya, narasi jadi 
berbeda. Bahtera Nuh berubah menjadi sebentuk perahu bambu berbentuk 
pipa yang kedua ujungnya ditutup, dan Bukit Ararat berubah menjadi 
Pusuk Buhit. 


8). Mangokal Holi atau Eksumasi (Pemindahan tulang belulang) 

Jika Pemerintah mengubah fungsi lahan pekuburan, wajar jika tulang- 
belulang para almarhum/ah dipindahkan oleh pihak keluarga yang 
terkait. Alasan ini sangat praktis. 
Bagi orang Tapanuli, penggalian tulang belulang (eksumasi) dari 
kerabat yang masih satu dalam garis silsilah dan dikuburkan didaerah 
lain adalah praktek yang sangat umum hingga sekarang. Sering 
alasannya hanya untuk kepuasan batin belaka walaupun biayanya sangat 
mahal karena termasuk dalam kategori perhelatan besar. 

Pada bangsa Israel kuno hal semacam adalah kebiasaan umum. Sejarah 
sekuler menuturkan bahwa tulang belulang Yusuf dibawa dari Mesir 
ketika bangsa ini keluar dari sana. Juga dalam kitab lain dalam 
Perjanjian Lama, sekelompok masyarakat berniat memindahkan tulang 
belulang dari satu pekuburan (walaupun kemudian dihalangi oleh 
seorang nabi). 


9). Peratap 

Adalah wajar bagi jika satu keluarga menangis disekeliling anggota 
keluarga / kerabat yang meninggal dan terbujur kaku. Mereka 
menangisi si mati, dan seseorang meratapinya. Meratap berbeda dengan 
menangis. Meratap dalam bahasa Tapanuli disebut mangandung. 
Mangandung ialah menangis sambil melantunkan bait-bait syair 
kematian dan syair kesedihan hati. 

Karena sepenuhnya terikat dengan komponen syair-sayir maka 
mangandung ad 676 alah satu bentuk seni yang menuntut keahlian. 
Untuk memperoleh kepiawaian harus belajar. Bahasa yang digunakan 
sangat klasik, bukan bahasa sehari-hari. Setiap orang-tua yang 
pintar mangandung akan mendapat pujian dan sering diharapkan 
kehadirannya pada setiap ada kematian. 

Di desa-desa, terutama di daerah leluhur - Tapanuli - tidak 
mengherankan kalau seseorang orang yang tidak ada hubungan keluarga 
dengan orang yang meninggal, bahkan tidak dikenal oleh masyarakat 
setempat, namun turut mangandung disisi mayat. Masyarakat mendukung 
hal seperti itu. Kata-kata yang dilantukan dalam irama tangisan 
sangat menyentuh kalbu. Tak jarang pihak keluarga dari si mati 
memberi pasinapuran (ang pao) kalau si peratap tersebut pintar, 
sekedar menunjukkan rasa terima kasih. 

Peratap-peratap dari luar ini sebenarnya tidak menangisi kepergian 
si mati yang tidak dikenalnya itu. Alasannya untuk turut meratap 
adalah semata-mata mengeluarkan kesedihan akibat kematian keluarga 
dekatnya sendiri pada waktu yang lalu, dan juga yang lebih spesifik 
yaitu mengekspresikan seni mangandung itu. 

Ini sangat jelas dari ungkapan pertama sebelum melanjutkan andung- 
andungnya :,,Da disungguli ho ma sidangolonhi tu sibokka nahinan" 
Sibokka nahinan adalah anggota keluarga sipangandung yang sudah 
meninggal sebelumnya. Selanjutnya dia akan lebih banyak berkisah 
tentang mendiang familinya itu. 

Bagaimana dengan bangsa Israel? Dari sejarah diketahui bahwa ketika 
Yusuf (perdana menteri Mesir) meninggal, sanak keluarganya membayar 
para peratap untuk mangandung. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian 
Baru berkali-kali mencatat kata  -kata ratapan, meratap, peratap. 
Kitab Ratapan yang ditulis oleh raja Salomo, dalam praktek Israel 
kuno adalah syair-syair yang dilantunkan sambil mangandung, kendati 
bukan pada acara kematian. 


10). Hierarki pada tubuh 

Dalam budaya Batak, kepala adalah anggota tubuh yang paling tinggi 
martabatnya. Menyentuh kepala seseorang dengan tidak disertai 
permintaan maaf yang sungguh-sungguh, bisa berakibat parah. 
Sebaliknya anggota tubuh yang paling rendah derajatnya ialah telapak 
kaki. Adalah penghinaan besar jika seseorang berkata kepada 
seseorang lain:,,Ditoru ni palak ni pathon do ho = Kau ada dibawah 
telapak kakiku ini", sambil mengangkat kaki memperlihatkan telapak 
kakinya pada seteru. Penghinaan seperti ini hanya dilontarkan oleh 
seseorang yang amarahnya sudah memuncak dan sudah siap berkelahi. 

Pada zaman dulu, dalam setiap pertemuan, telapak kaki selalu 
diusahakan tidak nampak ketika duduk bersila. Pada bangsa-bangsa 
Semitik tertentu di Timur Tengah, tradisi semacam ini masih tetap 
dijaga hingga sekarang karena memperlihatkan telapak kaki pada orang 
lain adalah pelanggaran etika yang berat, karena telapak kaki tetap 
dianggap anggota tubuh yang paling hina derajatnya. 


11). Tangan kanan dan sisi kanan 

Dalam budaya Tapanuli, sisi kanan dan tangan kanan berbeda tingkat 
kehormatannya dengan sisi kiri dan tangan kiri. Jangan sekali-kali 
berinteraksi dengan orang lain melalui tangan kiri jika tidak karena 
terpaksa. Itupun harus disertai ucapan maaf. Dalam Alkitab banyak 
tercatat aktivitas sisi `kanan' yang melambangkan penghormatan atau 
kehormatan. 

Yusuf sang perdana menteri Mesir memprotes ayahnya Yakub yang 
menyilangkan tangannya ketika memberkati Manasye dan Efraim (baca 
Kejadian 48). Rasul Paulus dalam salah satu suratnya menyiratkan 
hierarki anggota tubuh ini. Juga baca Pengkhotbah 10:2, Mzm 16:8, 
Mat 25:33, 26:64 Mrk 14:62, Kis 7:55-56, 1Pet 3:22, dll. 


12). Anak sulung 

Dalam hierarki keluarga, posisi tertinggi diantara seluruh keturunan 
bapak/ibu ialah anak sulung. Ia selalu dikedepankan dalam memecahkan 
berbagai masalah, juga sebagai panutan bagi semua adik-adiknya. Jika 
ayah (sudah) meninggal, maka anak sulung yang sudah dewasa akan 
mengganti posisi sang ayah dalam hal tanggung jawab terhadap seluruh 
anggota keluarga seperti yang diungkapkan dalam umpasa : Pitu batu 
martindi-tindi, alai sada do sitaon na dokdok. Sitaon na dokdok itu 
adalah si anak sulung. Tanggung jawab itulah yang membuat dia besar, 
memberi karisma dan wibawa. Karisma dan wibawa, itulah profil yang 
melekat pada anak sulung. 

Alkitab ditulis dengan bahasa manusia, bangsa Israel kuno. Deskripsi 
tentang anak sulung pada bangsa ini sama seperti yang ada pada suku 
Batak yang sekarang, sehingga the term of the firstborn (istilah 
anak sulung) banyak terdapat dalam kitab tersebut. (baca Kel 4:22, 
34:20, 13:12 dan 15, Im 27:26, Bil 3:13, 8:17, Mzm 89:28, Yer 31:9, 
Hos 9:20, Rom 8:23, Luk 2:27, 11:16, 1Kor 15:20 dan 23, Kol 1:15 dan 
18, Ibr 1:6, Yak 1:18, dll) 


13). Gender 

Hingga sekarang posisi perempuan dalam hubungan dengan pencatatan 
silsilah selamanya tidak disertakan karena perempuan dianggap milik 
orang lain, menjadi paniaran ni marga yang berbeda. Hal yang sama 
terjadi pada bangsa Israel kuno ; bangsa ini tidak memasukkan anak 
perempuan dalam silsilah keluarga. Ada banyak silsilah dalam 
Alkitab, tetapi nama perempuan tidak terdapat didalamnya kecuali 
jika muncul sebagai yang sangat penting seperti Rut dan Maria (ibu 
Yesus). Kalaupun nama Dina disebut juga dalam Alkitab, itu bukan 
karena posisinya yang penting tetapi hanya sebagai pelengkap nama- 
nama keturunan Yakub yang kemudian menurunkan seluruh bangsa Israel. 
Dalam Tradisi Israel, anak perempuan tidak dihitung sebagai bangsa, 
tetapi anak laki-laki, red. 


13). Kemenyan BATAK TOBA 

Ada cerita yang sangat dipercaya oleh masyarakat Tapanuli, Sumatera 
Utara. Salah satu persembahan yang dibawa tiga majuz atau 
cendekiawan dari timur untuk bayi Yesus yang baru dilahirkan di 
Betlehem itu berasal dari Tanah Tapanuli. Persembahan itu berupa 
kemenyan, mendampingi dua persembahan lainnya, emas dan mur. Lewat 
cerita turun-temurun, masyarakat Tapanuli percaya kemenyan itu 
dibawa dari Pelabuhan Barus, yang dulu pernah menjadi pelabuhan 
besar, menuju Timur Tengah, hingga ke Betlehem. Cerita itu semakin 
bergulir mengingat sebagian besar penduduk Tapanuli beragama Kristen 
dan Katolik yang erat dengan cerita kelahiran Yesus Kristus. 

Kebenarannya memang perlu diteliti, tetapi setidaknya dari cerita 
itu bisa terlihat bahwa sampai sekarang pun getah harum bernama 
kemenyan, yang dalam bahasa Batak disebut haminjon, itu begitu erat 
dengan kehidupan orang Tapanuli. Kepala Badan Perencanaan dan 
Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara yang juga mantan Bupati 
Tapanuli Utara RE Nainggolan menjelaskan, kemenyan pernah sangat 
menyejahterakan masyarakat Tapanuli. 

Dan, getah harum itu ikut pula membesarkan namanya. "Nenek saya 
pedagang kemenyan," tuturnya. Ia tahu persis, pada tahun 1936 
neneknya sudah mempunyai mobil untuk mengangkut kemenyan dari 
Tapanuli ke Pelabuhan Sibolga. Saat itu harga satu kilogram kemenyan 
sama dengan satu gram emas. Standar itu dipakai terus oleh petani 
dan pengepul di Tapanuli: Satu kilogram kemenyan sama dengan satu 
gram emas. Satu kilogram kemenyan juga setara satu kaleng (16 
kilogram) beras. Selain cerita tentang persembahan dari timur untuk 
Nabi Isa itu, tak banyak orang tahu sejarah kemenyan di Tapanuli. 
Kebanyakan warga menyebutkannya sebagai tanaman ajaib yang sudah ada 
ratusan tahun dan menghidupi masyarakat Tapanuli. 


14). Monoteisme Hamalimon – Parmalim – Ugamo Malim 

Hamalimon – Parmalim – Ugamo Malim, Agama Leluhur Bangso Batak Toba 

Parmalim, kaum minoritas yang tegar mempertahankan nilai leluhur 
batak. Kata Malim berasal dari bahasa Arab yang terdapat di kitab- 
kitab suci; yang berarti suci dan saleh dari asal kata Muallim. 
Dalam bahasa Arab Muallim merujuk kepada istilah orang suci yang 
menjadi pembimbing dan sokoguru. Parmalim diistilah Batak berkembang 
ke dalam pengertian; orang-orang saleh berpakaian sorban putih. 

Parmalim merupakan agama monotheis asli Bangso Batak Toba. Parmalim 
sudah ada sejak  497 Masehi atau 1450 tahun Batak. 

TUHAN 

Ugamo malim menyebut Tuhan adalah Mulajadi na Bolon (Awal Mula Yang 
Besar, red). Mulajadi na Bolon adalah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak 
bermula dan tidak berujung. Bahwa Mulajadi na Bolon atau Tuhan itu 
wujud atau ada. Tetapi tidak dapat dilihat. Dia tidak bermula dan 
tidak mempunyai ujung. Dia adalah mutlak absolut, Maha Esa, Maha 
Kuasa, Maha Agung dan tidak dapat dibandingkan. Dia dekat dan jauh 
dari alam ciptaannya. Dia adalah kuasa yang menghukum dan kuasa 
mengampuni. Kuasa kasih dan kuasa murka. Demikianlah sifat-sifat 
Mulajadi Na Bolon, Tuhan yang satu bersadarkan Ugamo Malim. 

Dalam Injil Perjanjian Lama, menceritakan Raja Salomo dikenal dengan 
Nabi Sulaiman, memerintahkan rakyatnya melakukan perdagangan dan 
membeli rempah-rempah hingga ke Ophir. Ophir patut diduga adalah 
Barus di Tapanuli. Perkiraan itu punya jejak spiritual berbentuk 
kepercayaan monotheisme. Misalnya Ugamo Parmalim yang menjadi agama 
asli etnis Batak, meyakini Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan Ompu 
Mulajadi Na Bolon (Parmalim atau Ugamo Malim, pen). 

Selain itu, sekelompok penyebar ajaran Kristen Nestorian dari Persia 
yakni Iran, yang menjejakkan kakinya di Barus. Kelompok itu 
diperkirakan datang sekira tahun 600an Masehi dan mendirikan gereja 
pertama di Desa Pancuran, Barus. 

Tambahan: Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, 
diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420 
talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau. 
Emas itu didapatkan dari negeri Ophir. Kitab Al-Qur'an, Surat Al- 
Anbiya' 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. 
berlayar ke "tanah yang Kami berkati atasnya" (al-ardha l-lati barak- 
Na fiha). Di manakah gerangan letak negeri Ophir yang diberkati 
Allah itu? Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir 
itu terletak di Sumatera! Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat 
pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis 
Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang 
Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke- 
15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di 
sanalah letak negeri Ophir-nya Nabi Sulaiman a.s. 

Secara "teologis" bisa dikatakan bahwa ugamo malim juga menganut 
paham monoteistik, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena 
tujuan akhir semua doa mereka tetap diarahkan kepada debata Mulajadi 
Nabolon (Tuhan Pencipta langit dan bumi). Ini hal yang luar biasa 
uniknya. Tidak ada analisis yang dapat menerangkan itu jika tidak 
menghubungkannya dengan faham monoteisme Yudaisme bangsa Israel kuno 
yang terbawa melekat hingga sekarang, tidak lekang oleh kikisan 
kurun waktu ribuan tahun. 
Dalam melaksanakan ibadah, Parmalim melaksanakan upacara (ritual) 
Patik Ni Ugamo Malim untuk mengetahui kesalahan dan dosa, serta 
memohon ampun dari Tuhan Yang Maha Esa yang diikuti dengan bergiat 
melaksanakan kebaikan dan penghayatan semua aturan Ugamo Malim. 

Sejak lahir hingga ajal tiba, seorang "Parmalim" wajib mengikuti 7 
aturan Ugamo Malim dengan melakukan ritual (doa). Ke-7 aturan 
tersebut adalah : 

1. Martutuaek (kelahiran) 
2. Pasahat Tondi (kematian) 
3. Mararisantu (peribadatan setiap hari sabtu) 
4. Mardebata (peribadatan atas niat seseorang) 
5. Mangan Mapaet (peribadatan memohon penghapusan dosa) 
6. Sipaha Sade (peribadatan hari memperingati kelahiran Tuhan 
Simarimbulubosi) 
7. Sipaha Lima (peribadatan hari persembahan / kurban) 

Selain ke-7 aturan wajib di atas, seorang "Parmalim" harus 
menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan seperti menghormati dan 
mencintai sesama manusia, menyantuni fakir miskin, tidak boleh 
berbohong, memfitnah, berzinah, mencuri, dan lain sebagainya. Diluar 
hal tersebut, seorang "Parmalim" juga diharamkan memakan daging 
babi, daging anjing dan binatang liar lainnya, serta darah. 

Manusia yang mematuhi dan mengikuti ajaran Tuhan dan melakukannya 
dalam kehidupannya, memiliki pengharapan kelak ia akan mendapat 
kehidupan roh suci nan kekal.-Kata bijak Ugamo Malim 

Secara implisit, inilah yang menjadi ajaran suci keyakinan Ugamo 
Malim atau lebih dikenal dengan Parmalim di Tanah Batak sejak turun 
temurun, seperti yang dikatakan Raja Marnakkok Naipospos selaku Ulu 
Punguan (pemimpin spiritual) Parmalim terbesar di Desa Hutatinggi 
Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. 

Menurut beberapa pandangan ilmuwan sosial, sebenarnya Ugamo Malim 
layak menjadi sebuah agama resmi. Alasannya ialah dalam ajaran 
aliran ini juga terdapat nilai-nilai religius yang bertujuan menata 
pola kehidupan manusia menuju keharmonisan, baik sesama maupun 
kepada Pencipta. 

Dan secara ilmu sosial tujuan ini mengandung nilai luhur. Bahkan, 
ajaran Parmalim menuntut manusia agar hidup dalam kesucian," 
jelasnya kemudian menerangkan secara detail asal-muasal kata 
Parmalim yang berasal dari kata "malim". Malim berarti suci dan 
hidup untuk mengayomi sesama dan meluhurkan Oppu Mulajadi Nabolon 
atau Debata (Tuhan pencipta langit dan bumi). "Maka, Parmalim dengan 
demikian merupakan orang-orang mengutamakan kesucian dalam 
hidupnya," jelas Marnangkok. Yang kami puja tak lain adalah Oppu 
Mula Jadi Na Bolon bukan"begu" (roh jahat)," katanya. 
"Dan inilah yang menjadi bias negatif dari masyarakat terhadap 
Parmalim." Marnangkok kemudian menjelaskan, Oppu Mula Jadi Nabolon 
adalah Tuhan pencipta alam semesta yang tak berwujud, sehingga Ia 
mengutus sewujud manusia sebagai perantaraannya (parhiteon), yakni 
Raja Sisingamangaraja yang juga dikenal dengan Raja Nasiak Bagi. 
Raja Nasiak Bagi merupakan julukan terhadap kesucian (hamalimon) 
serta jasa-jasanya yang hingga akhir hidupnya tetap setia mengayomi 
Bangsa Batak. Nasiak Bagi sendiri berarti ditakdirkan untuk hidup 
menderita. Ia bukan raja yang kaya raya tetapi hidup sama miskin 
seperti rakyatnya. 
Dengan demikian, Parmalim meyakini bahwa Raja Sisingamangaraja dan 
utusan-utusannya mampu mengantarkan mereka (Bangsa Batak) kepada 
Debata. Ugamo Malim diyakini sebagian orang sudah ada sebelum ajaran 
Kristen dan Islam masuk ke daerah itu. Hidup dalam kepasrahan. 
Barangkali itu jugalah intisari dari pernyataan kata bijak Parmalim 
yang mengatakan: "Baen aha diakkui sude bangso on hita, ia anggo so 
diakkui Debata pangalahon ta." (Tidakklah begitu berarti pengakuan 
semua bangsa terhadap kita, dibandingkan pengakuan Tuhan terhadap 
perilaku kita). 
Catatan: Sisingamangaraja, adalah Singa yang merajai. Para Datu atau 
Tua-Tua Batak Toba, menjuluki Singa bagi Hukum dan Singa bagi para 
raja. Padahal Singa tidak ada di Tapanuli, yang ada hanyalah 
Harimau. Kalau dilihat dari makna simbolis alkitab, hanya Suku 
Yehuda yang dijuluki Singa Yehudah. 
Seperti apa yang kemudian dijelaskan Marnangkok, " Untuk apa 
pengakuan dari setiap bangsa jika Tuhan sendiri tidak mengakui 
perbuatan kita di dunia ini?" Nampaknya, perjuangan Ugamo Parmalim 
sudah berujung pada kepasrahan. Dalam kepasrahan ini tentu saja 
masih ada harapan. Tapi, harapan itu bukanlah berasal dari dunia, 
melainkan dari Oppu Mula Jadi Nabolon. Dalam harapan itu, ada pula 
ketaatan untuk selalu mempertahankan hidup suci. Selanjutnya ia 
mengucapkan kalimat dalam bahasa Batak, "Berilah kepada kami 
penghiburan yang menangis ini, bawalah kami dari kegelapan dunia ini 
dan berilah kejernihan dalam pikiran kami." Mereka yakin Debata 
hanya akan memberkati orang yang menangis. Nah, dalam kepasrahan 
yang berpengharapan inilah mereka hidup. Dalam keterasingan itu juga 
mereka menyerahkan hidupnya pada "kemaliman" (kesucian). "Parmalim 
adalah mereka yang menangis dan meratap," katanya. 

Dalam ritual Ugamo Parmalim sendiri, terdapat beberapa aturan dan 
larangan. Selain mengikuti 5 butir Patik ni Ugamo Malim (5 Titah 
Ugamo Malim), juga terdapat berbagai kewajiban lainnya seperti 
Marari Sabtu atau ibadah rutin yang diadakan setiap Sabtu. Dalam 
menjelang hari Sabtu, pengikut Parmalim dilarang bekerja atau 
melakukan kegiatan apapun. Atau melakukan ucapan syukur dilakukan 
umat Parmalim setiap hari Sabtu.  Marnakkok Naipospos, pemimpin 
Parmalim mengatakan: "Samisara itu hari ketujuh bagi orang Batak. 
Diidentikkan dengan hari Sabtu, supaya berlaku untuk selamanya. 
Karena kalau kita bertahan pada kalender Batak, yang muda ini bisa 
bingung. Makanya kakek kita menentukan samisara ini hari Sabtu." 
Kewajiban lain di antaranya adalah Martutu Aek, yakni pemandian bayi 
yang diadakan sebulan setelah kelahiran, Pasahat Tondi yaitu ritual 
sebulan setelah kematian, Pardebataan, Mangan na Paet dan Pangkaroan 
Hatutubu ni Tuhan. 

Ada pun larangan yang hingga kini masih tetap dipertahankan di 
antaranya adalah larangan untuk memakan daging babi dan darah hewan 
seperti yang lazim bagi umat Kristen. Memakan daging babi atau darah 
dianggap tidak malim (suci) di hadapan Debata. Padahal dalam ajaran 
Parmalim sendiri dikatakan, jika ingin menghaturkan pujian kepada 
Debata, manusia terlebih dahulu harus suci. Ketika menghaturkan 
pelean (persembahan) kesucian juga dituntut agar Debata dan manusia 
dapat bersatu. Selanjutnya, Raja Sisingamangaraja memiliki keturunan 
hingga 12 keturunan. Itu pun secara roh. 

Inilah yang kemudian menjadi acuan pada acara atau ritual-ritual 
besar Ugamo Parmalim yang diadakan rutin setiap Sabtu dan setiap 
tahunnya. Ritual-ritual besar Parmalim itu seperti Parningotan 
Hatutubu ni Tuhan (Sipaha Sada) dan Pameleon Bolon (Sipaha Lima), 
yang diadakan pertama pada bulan Maret dan yang kedua bulan Juli. 
Yang kedua diadakan secara besar-besaran pada acara ini para 
Parmalim menyembelih kurban kerbau atau lembu. "Ini merupakan tanda 
syukur kami kepada Debata yang telah memberikan kehidupan," kata 
Marnangkok. 

Catatan: Dalam Kitab Paramalim, yakni Tumbang Holing, terdapat kisah 
manusia pertama, Adam dan Hawa termasuk taman eden dimana hawa 
digoda si ular. Hal itu dalam istilah bahasa Batak Toba. 

Saya cukupkan saja dulu hingga disitu, karena terlalu letih untuk 
membeberkan semua, termasuk indikasi-indikasi lemah yang banyak 
jumlahnya. Jika data yang diatas itu saja dibawa kepada ahli 
statistik, yang tentu akan mempertimbangkan semua aspek-aspek lain 
yang terkait kedalamnya, simililaritasnya dengan tradisi bangsa 
Israel kuno dengan bukti autentik tertulis dalam Alkitab, informasi 
sejarah sekuler, tradisi Semitik yang ada hingga sekarang, serta 
kesamaan tradisi itu pada suku Batak setelah kurun waktu kurang 
lebih 3000 tahun, angka perbandingan untuk mengatakan bahwa suku 
Batak Toba bukan keturunan Israel mungkin 1 : 1,000,000 bahkan bisa 
jadi lebih. 

Tulisan ini tidak bermaksud menampilkan superioritas ras, suku atau 
bangsa atau budaya tertentu. Jika tulisan ini menimbulkan kesan 
seolah-olah menonjolkan superioritas suatu budaya tertentu, hal itu 
semata-mata terjadi karena topik yang berfokus pada peran suatu 
etnis atau Bangso Batak Toba. Keberadaan unsur asing dalam 
kebudayaan suatu bangsa adalah sebuah kewajaran. Penyerapan unsur 
asing ke dalam suatu budaya lokal tidak berarti menunjukkan 
inferioritas kebudayaan yang menyerapnya. 

Sejarah justru mencatat, kebesaran suatu kebudayaan berkorelasi 
positif dengan banyaknya unsur asing yang diserap dan dikembangkan 
oleh komunitas budaya bersangkutan. Sejarah juga mencatat interaksi 
suatu komunitas budaya dengan komunitas budaya lain, berjalan timbal 
balik, tidak pernah searah saja. Tulisan ini mestilah dipahami 
sebagai upaya menampilkan kemungkinan terjadinya pertukaran nilai 
budaya dalam rentang waktu beberapa abad antara Timur dengan Barat. 

Pada jaman Raja-raja Israel dan Yehudah, telah dilakukan kontak 
dengan Barus, Tapanuli dengan Israel, Mesir, Persia, Cina, India, 
Arab, Yunani dan Pakistan yang terjadi satu milenium sebelumnya, 
hubungan dagang tersebut sudah berlangsung beberapa abad sebelum 
masehi). 

Agama Yahudi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Yudaisme)
Bintang Daud (Ibrani:Magen David) adalah simbol agama Yahudi.
Yahudiah (Yudaisme) adalah kepercayaan yang unik untuk orang/bangsa Yahudi (penduduk negara Israel maupun orang Israel yang bermukim di luar negeri). Inti kepercayaan penganut agama Yahudi adalah wujudnya Tuhan yang Maha Esa, pencipta dunia yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada mereka dan memilih mereka sebagai cahaya kepada manusia sedunia.
Kitab Suci agama Yahudi menuliskan Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham bahwa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi rahmat apabila mereka selalu beriman kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yakub. Dan karena Ishak dan Yakub menurunkan bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah bangsa yang terpilih. Penganut Yahudi dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai balasannya, mereka akan menerima cinta serta perlindungan Tuhan. Tuhan kemudian menganugerahkan merekaSepuluh Perintah Allah melalui pemimpin mereka, Musa.
Sinagoga merupakan pusat masyarakat serta keagamaan yang utama dalam agama Yahudi, dan Rabi adalah sebutan bagi mereka yang pakar dalam hal-hal keagamaan.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Etimologi

Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda. Pada akhirnya keseluruhbangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi dan begitupula dengan keseluruh penganut ajarannya disebut dengan nama yang sama pula. istilah yahudi diambil dari keturunan Nabi Ya'kub, Ya'kub memiliki empat istri yaitu Lea, Rahel, Zilfa dan Belha. Dari Lea Ya'kub memiliki anak Robbin, Syam'un, Lawe/Levi, Yahuda, yassakir dan Zaboolan. dari Rahel Ya'kub mempunyai anak Yusuf dan Benyamin. dari zilfa ya'kub mempunyai anak Gad dan Asyer sedangkan dari Belha ya'kub mempunyai anak Naftali. nah, dari salah satu anak Nabi Ya'kub dari istri Lea itulah yang bernama Yahuda, istilah Yahudi dinisbahkan.

[sunting]Hari-hari keagamaan

Keluarga merupakan hal yang utama dalam agama ini dan penganutnya yang setia akan bersembahyang setiap hari. Hari Sabtu merupakan hari utama yang biasa disebut hari Sabat. Antara Jumat sore sampai Sabtu sore mereka akan menyalakan lilin dan meminum anggur serta roti yang telah diberkati. Di samping Sabat, hari besar yang lain termasukRosh Hashanah (Tahun Baru) dan Yom Kippur (Hari Penerimaan Tobat).

[sunting]Kitab dan teks utama

Kitab Ibrani disebut Tanakh dan terdiri dari 24 buku yang dihimpun dari 3 kumpulan:
Selain itu terdapat juga Talmud yang merupakan terjemahan serta komentar mengenai Torah dari para rabi dan cendekiawan undang-undang. Ini termasuk Mishnah dan Halakah (kode undang-undang masyarakat utama penganut agama Yahudi), Gemara, Midrash dan Aggadah (legenda dan kisah-kisah lama).
Kabballah pula ialah teks lama yang berunsur mistik, dan menceritakan zat-zat Tuhan.

[sunting]Adat-adat dan undang-undang penganut Yahudi

Kebanyakan penganut Yahudi mengikuti peraturan dalam memilih makanan yang tertulis di dalam Taurat yang melarang campuran susu dengan daging. Daging babi juga dilarang dalam agama Yahudi. Makanan yang disediakan harus menuruti undang-undang tersebut, dan daging harus disembelih oleh kaum Rabi, dinamakan kosyer.
Anak laki-laki juga diharapkan untuk disunat (sewaktu masih bayi) seperti perjanjian nabi ibrahim dengan Tuhan. Apabila seorang anak laki-laki mencapai kematangan dia akan dirayakan karena menjadi anggota masyarakat Yahudi dalam upacara yang dinamakan Bar Mitzvah. Setelah kematian seseorang, orang-orang Yahudi akan mengadakan satu minggu berkabung di mana mereka membaca Kaddish. Agama dan kemasyarakatan saling berkaitan di dalam masyarakat Yahudi. Misalnya pengambilan riba/ bunga dianggap berdosa sesama kaum Yahudi, tetapi dibenarkan dengan mereka yang bukan Yahudi.

Dasar-dasar iman Yahudi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Walaupun orang-orang Yahudi dan pemimpin agama berbagi inti berhubungan dengan prinsip monoteisme, di dalam Yudaisme tidak ada pernyataan resmi atas prinsip-prinsip iman seperti kepercayaan yang diakui atau yang diterima.
Di dalam Yudaisme tidak terdapat kewenangan atas keagamaan yang dapat merumuskan atau mengeluarkan fatwa. Kewenangan pusat dalam Yudaisme tidak diberikan pada setiap orang atau kelompok dalam Yudaisme akan tetapi hanya berasal dari tulisan-tulisan, hukum, dan tradisi. Dalam hampir semua variasi, Judaisme mengkukuhkan tentang keberadaan dan keesaan dari Tuhan. Yudaisme lebih menekankan pada ketaatan dalam kinerja perbuatan dibandingkan kepada kepatuhan pada sistem kepercayaan.
Ortodoks Judaisme juga menegaskan sejumlah prinsip-prinsip utama dalam program-program pengajaran, yang terpenting adalah kepercayaan bahwa tiada yang satu dan yang maha selain Allah, yang menciptakan alam semesta, Judaisme tradisional mempertahankan bahwa Tuhan membentuk perjanjian dengan orang Yahudi di Gunung Sinai, dan diturunkannya hukum dan perintah kepada mereka dalam bentuk Taurat. Taurat yang terdiri dari tulisan Taurat (Pentateuch) dan tradisi hukum lisan yang kebanyakan kemudian dikodifikasikan dalam tulisan-tulisan.
Secara tradisional, praktik Judaisme dikhususkan dalam ilmu Taurat, ketaatan pada hukum dan perintah. Dalam Yudaisme normatif, Taurat dan Yudaisme terdapat pengertiaan bahwa hukum itu sendiri tidak akan pernah dapat berubah, akan tetapi hanya dapat dilakukan interpretasi hukum yang lebih terbuka. Hal ini dianggap sebagai mitzvah (perintah) untuk belajar dan memahami hukum.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Prinsip iman dalam Yudaisme

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dirumuskan oleh otoritas berhubungan dengan abad Talmud. Prinsip-prinsip ini kemudian melahirkan sebagai dasar iman dalam penerimaan dan praktik Yudaisme.

[sunting]Konsep Tuhan

Artikel utama: Allah dalam Yudaisme

[sunting]Monoteisme

Kepercayaan Judaisme secara ketat didasarkan pada Unitarian monoteisme. Doktrin ini mengekspresikan kepercayaan kepada satu Tuhan. konsep Tuhan yang mengambil beberapa bentuk (misalnya Trinitas) dianggap bidaah dalam Judaisme. Dalam doa secara utuh dalam hal mendefinisikan Tuhan adalah Shema Yisrael, awalnya muncul di dalam Alkitab Ibrani: "Dengarkan O Israel, Tuhan adalah Allah kita, Tuhan adalah satu", juga diterjemahkan sebagai "Dengarkan O Israel, Tuhan kami adalah Allah, Tuhan adalah yang tunggal "
Allah adalah disusun sebagai zat yang kekal, pencipta alam semesta, dan sumber moralitas. Allah mempunyai kuasa untuk campur tangan di dunia. Istilah Allah sehingga terkait dengan kenyataan sebenarnya, dan bukan hanya proyeksi dari jiwa manusia. Allah dijelaskan dalam pengertian seperti: "Ada satu Zat, sempurna dalam segala cara, yang merupakan penyebab utama dari semua keberadaan. Semua tergantung pada keberadaan Allah dan semua berasal dari Allah. "
Dalam Alkitab Bahasa Ibrani klasik yang berhubungan dengann sastra Talmud menegaskan theisme dan menolak deism. Namun, dalam tulisan-tulisan dari abad filosof Yahudi kemudian terlihat adanya pengaruh dari neo-filosofi Aristotel, diistilahkan kemahatahuan yang terbatas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar