Rabu, 24 Oktober 2012

Cara Membuat logo Agar sempurna

Cara Membuat logo Agar sempurna 

ASWAJA TULEN: AQIDAH WAHABI..SESAT

ASWAJA TULEN: AQIDAH WAHABI..SESAT: Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang mereka namakan “ SAFAR AL-MULUK “ Al-Ishah 22 no...

Wahabi vs Sunni: Hujjah Imam Hanafi dalam Kitab Alwasiat) Kalahkan ...

Wahabi vs Sunni: Hujjah Imam Hanafi dalam Kitab Alwasiat) Kalahkan ...: ( DIATAS ADALAH KENYATAAN IMAM ABU HANIFAH DALAM KITAB WASIAT BELIAU PERIHAL ISTAWA ) Demikian dibawah ini teks terjemahan nas Imam ...

M: Wahabi Mengatakan Maulid Nabi Bid'ah Sesat benarka...

M: Wahabi Mengatakan Maulid Nabi Bid'ah Sesat benarka...: Sejarah Peringatan Maulid Nabi Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffar...

Kekuatan Akal dan Kedua Ujungnya | Blog Islami

Kekuatan Akal dan Kedua Ujungnya | Blog Islami

ISLAM vs WAHABI & SYIAH: MUFTI WAHHABI Ibnu Baz

ISLAM vs WAHABI & SYIAH: MUFTI WAHHABI Ibnu Baz

ISLAM vs WAHABI & SYIAH: Mohd Asri ( PENDAKWAH WAHHABI TEGAR )

ISLAM vs WAHABI & SYIAH: Mohd Asri ( PENDAKWAH WAHHABI TEGAR )

ISLAM vs WAHABI & SYIAH: WAHHABI BAKAR/HANCUR KUBUR SAHABAT NABI

ISLAM vs WAHABI & SYIAH: WAHHABI BAKAR/HANCUR KUBUR SAHABAT NABI

Info Islamic Blog: Makna Tanda Hitam di Dahi

Info Islamic Blog: Makna Tanda Hitam di Dahi: Banyak diantara saudara kita yang mempunyai tanda hitam di dahi/jidat nya. Tanda itu bisa jadi tanda bekas sujud, dan bisa pula bekas lainny...

Selasa, 23 Oktober 2012

OKE BISNIS ONLINE: BUKTI WITHDRAWAL BISNIS ONLINE HYIP

OKE BISNIS ONLINE: BUKTI WITHDRAWAL BISNIS ONLINE HYIP: Mungkin ada sebagian kawan-kawan OKB yang bertanya, apakah benar bisnis online yang saya rekomendasikan di Tabel diatas benar-benar membaya...

Senin, 22 Oktober 2012

Makna Kafir dan syuhada


Kafir’ Tidak Dengan Sendirinya Berarti Orang Yang Tidak Beragama Islam
Sahabat sekalian, sering sekali kita menyebut orang yang tidak beragama Islam sebagai ‘kafir’. Itu yang diajarkan sejak kecil pada kita. Dan makna yang tidak tepat ini turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi, pada akhirnya kita menerimanya dengan taken for granted saja, dan tidak memeriksa lagi kebenarannya.
Seandainya kita mau membuka Al-Qur’an dan mencari definisi qur’aniyahnya, maka akan kita temukan bahwa makna kata ‘kafir’ sebenarnya sama sekali tidak terkait dengan perbedaan agama secara langsung.
Makna ‘Kafir’
Mari kita buka Al-Qur’an. Kita biasakan mencari definisi qur’aniyah dari segala istilah agama yang kita kenal. Dengan demikian, kita akan terbiasa untuk membuka Al-Qur’an dan pelan-pelan Insya Allah kita akan merasakan Al-Qur’an benar-benar berfungsi bagi kehidupan kita. Kita belajar untuk memahami agama ini, bukan sekedar menghafal dalil-dalil agama yang belum tentu benar, apa lagi menggunakannya untuk, misalnya, mendebat orang lain. Ini tentu bukan hal yang baik.
Definisi qur’aniyyah dari kata ‘orang kafir’, bisa kita temukan di surat Al-Kahfi ayat 100 dan 101.
Q.S. 18:100, “dan Kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir (Al-Kafiriin) dengan jelas.”
Q.S. 18:101, “yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari ‘zikri’ (diterjemahkan di terjemahan qur’an bahasa Indonesia dengan kata ‘memperhatikan’) terhadap tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar.”
Dari dua ayat di atas, kita dapatkan definisi qur’aniyyah dari kata ‘kafir’. Al-Kafiriin, atau orang-orang kafir, adalah mereka yang matanya tertutup dari ‘zikri’ terhadap tanda-tanda kebesaran Allah, dan telinganya tidak sanggup mendengar.
Jika demikian, apakah orang yang kebetulan ketika lanjut usia ia menjadi tuli atau menjadi buta karena usia tua, apakah ia berarti ditakdirkan akan mati dalam keadaan kafir? Atau, jika seseorang kebetulan ditakdirkan tuli atau buta sejak lahir, apakah artinya ia ditakdirkan untuk hidup sebagai orang kafir? Sebab sama sekali bukan keinginannya untuk dilahirkan sebagai orang buta atau tuli. Apakah Allah menakdrkannya kafir karena kebetulan lahir sebagai orang tuli atau buta?
Tentu jawabannya tidak. Semua orang, termasuk mereka yang buta atau tuli, diberi-Nya kesempatan untuk mati kelak dalam keadaan diridhoi-Nya.
Jika demikian, mata dan telinga mana yang tertutup?
Jawabannya bisa kita dapatkan pada Al-Qur’an surat Al-Hajj (22) ayat 46.
Q.S. 22:46, “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah qalb-qalb mereka (quluubun) yang ada di dalam dada.”
Dari definisi Qur’an tersebut, yang disebut ‘kafir’ bukanlah orang yang berbeda agama. Yang disebut kafir adalah mereka yang mata dan telinga qalb di dalam dadanya tidak berfungsi. Asal kata ‘kafir’ dan ‘kufur’ adalah ‘kafara’ yang artinya ‘tertutup’ (kata ini jkemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi ‘cover’ artinya penutup). ‘Kafir’ adalah mereka masih yang tertutup dari ‘Al-Haqq’ (kebenaran mutlak).
Mata dan telinga yang di dalam dada, maksudnya adalah mata dan telinga yang adanya bukan pada level jasad kita, tapi lebih dalam lagi. Mata dan telinga yang dimaksud adalah mata dan telinga yang ada dalam qalb kita, dalam dada/shuduur, yang ada pada level jiwa (nafs). Shuduur artinya ‘dada spiritual’, sebagaimana hati yang biasa kita kenal bukanlah liver maupun jantung, tapi lebih kepada ‘hati spiritual’ seperti nurani.
Jiwa atau nafs itu, jiwa yang mana? Kita mengetahui, bahwa ada tiga unsur yang dipersatukan dalam membentuk satu manusia yang hidup, yaitu Ruh, Nafs (jiwa), dan Jasad. Jiwa inilah, yang diabadikan dalam Q.S. 7:172, yang dahulu sekali disumpah di hadapan Allah untuk menjadi saksi (syahid, perhatikan kata bahasa arabnya: syahidna, kami bersaksi) mengenai siapakah Rabb mereka.
Q.S. 7:172, “Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil persaksian terhadap nafs-nafs (jiwa-jiwa, anfusihim) mereka: “Bukankah aku ini Rabb-mu?” Mereka menjawab, “Betul, kami bersaksi (syahidna)”.
Nafs, atau jiwa, inilah yang diminta persaksiannya dahulu, dan kelak akan diminta pertanggungan jawabnya ketika mati. Sementara pada saat itu jasad kita terurai menjadi tanah, dan ruh kita yang menjadi daya hidup bagi jasad (fungsinya mirip seperti energi yang ada pada baterai) kembali pada-Nya. Kita tidak mengetahui apa-apa tentang ruh, karena ruh adalah urusan Allah. Disebutkan dalam Q.S. 17 : 85, “Katakanlah, Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (tentangnya) melainkan sedikit.”
Dengan demikian, barangsiapa yang mata dan telinga yang ada dalam dadanya ini belum berfungsi, pada dasarnya ia masih ‘kafir’, atau tertutup. Ia tidak akan bisa memahami petunjuk Allah, karena petunjuk Allah diturunkan bukan ke telinga dan mata jasad kita, tapi ke ‘mata dan telinga’ qalb pada level jiwa (nafs) kita.
Dasar dari hal ini bisa kita lihat dalam surat At-Taghabuun ayat 11:
Q.S. 64:11, “… Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada qalb nya (di terjemahan qur’an ditulis: ‘kepada hatinya’).”
Dan, barangsiapa yang mata dan telinga dalam dadanya belum berfungsi, dia tidak akan mampu memahami Al-Qur’an dengan sebenar-benarnya, karena Al-Qur’an sebenarnya bukan untuk dihafal dalam otak. Sebagaimana yang dialami Rasulullah, Al-Qur’an diturunkan ke dalam dadanya. Rasulullah seorang yang buta huruf, tapi bagaimana Beliau saw. bisa memahami Al-Qur’an hingga ke hakikat terdalamnya? Karena Al-Qur’an seharusnya, dan sesungguhnya, ada dalam dada, bukan dalam kepala.
Q.S. 29:49, “Sebenarnya (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang nyata dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.”
Al-Qur’an dalam dada (qalb di dalam shuduur/dada) kita inilah yang akan kita bawa hingga ke akhirat kelak, dan bukan Al-Qur’an yang dihafalkan dalam kepala. Ketika mati kelak, otak kita dan segala apa yang ada dalam kepala kita akan hancur menjadi tanah. Kita harus memahami dengan hati hingga ke tingkat makna dan hakikatnya, bukan sekedar menghafalkan dalil-dalil Qur’ani di kepala.
Dari data-data di atas, maka bisa kita pahami makna ‘kafir’. Kata ‘kafir’ bukan berarti mereka yang tidak beragama Islam. ‘Kafir’ adalah mereka yang telinga dan mata dalam dadanya belum berfungsi, sehingga tertutup dari Al-Haqq (kebenaran mutlak, kebenaran Ilahiyah). Dengan demikian, bahkan saya sendiri masih kafir karena mata dan telinga jiwa saya belum berfungsi dengan baik, belum sempurna dalam melihat tanda-tanda kebesaran-Nya, dan belum memahami Al-Qur’an dengan sempurna.
Untuk memperkuat bahwa makna ‘kafir’ sebenarnya ada dalam konteks ketertutupan qalb dan tidak secara langsung terkait dengan perbedaan agama, kita lihat lagi dua ayat berikut yang sangat terkenal:
Q.S. Al-Baqarah (2) : 6 – 7,
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman [6].”
“Allah telah mengunci mati hati (qalb-qalb, quluubihim) dan pendengaran mereka, dan pengelihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat [7].”
Sayang dua ayat di atas sering dijadikan dalil untuk bersikap kurang bersahabat terhadap saudara kita yang beragama lain. Padahal, seandainya kita lebih teliti lagi, kata ‘kafir’ sebenarnya ada dalam konteks ketertutupan hati, bukan dalam konteks perbedaan agama.
Ayat ini sama sekali bukan rujukan supaya kita menunjukkan sikap tidak bersahabat pada saudara-saudara kita dari agama lain. Ayat ini justru memperkuat keterangan tadi, bahwa ‘kafir’ ada dalam konteks ketertutupan qalb, dan bukan dalam konteks perbedaan agama. Bukankah Allah menempatkan dua ayat ini secara berdampingan? Tentu ini sama sekali bukan kebetulan yang tanpa makna. ‘Kafir’ adalah sebuah kondisi (ruhaniyyah) tentang qalb, bukan status (keagamaan).
Jadi, secara sederhana bisa kita katakan bahwa orang kafir adalah orang yang qalb-nya masih tertutup dari Al-Haqq (kebenaran ilahiyah), dan tidak secara langsung terkait dengan orang-orang yang tidak beragama Islam.
Kondisi kafir sendiri bertingkat-tingkat, dari yang sama sekali tidak bisa memahami Al-Haqq, sedikit memahami, agak memahami, cukup memahami, dan seterusnya. Kadar kekufuran seseorang berbeda-beda, tergantung sejauh mana ia mampu memahami kebenaran (ilahiyyah). Kini semakin jelas bahwa kekafiran adalah sebuah kondisi, bukan status.
Karena saya sendiri masih kafir (atau masih banyak kekufuran yang ada dalam diri saya), jelas tidak ada gunanya bagi saya untuk menyebut orang lain, atau orang yang tidak beragama Islam, sebagai orang kafir. Hal ini tidak akan menambah kebaikan apapun bagi diri saya, bahkan justru akan menambah dosa saja.
Apakah orang yang tidak beragama Islam semuanya tidak beriman, semuanya laknatullah, atau semuanya ahli neraka? Belum tentu. Kita harus berhati-hati sekali karena ada ayat-ayat ini dalam Al-Qur’an.
Q.S. 3:199, “Dan sesungguhnya di antara para ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada mereka, sedang mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Rabb-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungannya.”
Q.S. 3:113, “Mereka itu tidak sama; di antara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud.” Q.S.3:114, “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar, dan bersegera kepada mengerjakan kebaikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”
Dan yang membuat kita harus lebih berhati-hati lagi, camkanlah bahwa tidak semua orang yang ber-Islam dengan sendirinya telah beriman. Kita perhatikan ayat berikut ini:
Q. S. 49 : 14, “Orang-orang Arab (badui) itu berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami telah ber-Islam’ (perhatikan teks Qur’an-nya: ‘aslamna’ artinya ‘kami telah berserah diri’, di terjemahan Indonesia menjadi ‘kami telah tunduk’), karena iman itu belum masuk ke dalam qalb-qalb mu (quluubikum)…”
Perhatikanlah pada ayat di atas, bahwa beriman hingga masuk ke hati itu setingkat di atas tingkatan Islam. Dengan demikian, bisa jadi seseorang telah ber-Islam, tapi belum tentu dia memiliki iman.
Jadi menurut saya, mengatakan kafir pada orang lain meskipun mudah di lidah, bisa jadi merupakan hal yang beresiko besar untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ta’ala kelak. Di sisi lain, kita tidak perlu marah jika seandainya dihujat sebagai kafir, karena sangat mungkin memang masih banyak kekufuran dalam diri kita ini.
Makna ‘Syuhada’
Kata ’syuhada’, dalam buku agama Islam di masa sekolah dasar saya dulu, maknanya diartikan sebagai orang yang gugur di medan perang melawan ‘musuh Islam’. Maka ketika dewasanya orang berlomba-lomba ingin berperang (atau membuat perangnya sendiri dan musuhnya sendiri) karena ingin mati sebagai syuhada, yang jaminannya adalah surga.
Ada sebuah hadits yang ‘menggelitik’:
“Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya”. (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al-Hakim dan ia menshahihkannya).
Bagaimana mungkin mati di tempat tidur mendapatkan derajat kematian seperti seorang syuhada?
Ini bisa kita pahami, jika kita teliti Al-Qur’an. Kata ’syuhada’, akar katanya sama dengan kata pada syahadat kita ‘Asyhadu’, artinya bersaksi, mempersaksikan dengan sepenuh kepercayaan, dengan sepenuh keyakinan (mengenai Tuhannya). Kata ’syuhada’ tidak semata-mata berarti orang yang mati di medan perang. Kata ’syuhada’ berarti ‘orang yang telah mempersaksikan (dengan sebenar-benarnya)’.
Di Al-Qur’an ayat 7 : 172 tadi, ketika Allah mengambil persaksian dari jiwa-jiwa manusia, kata yang dipakai adalah ‘Asyhadahum ala anfusihim’, mengambil persaksian atas jiwa-jiwa mereka. Dan jiwa-jiwa tersebut menjawab, ‘Qaalu, bala syahidna,” benar, sesungguhnya kami bersaksi.
Demikian pula kata yang sama (syuhada) dipakai dengan jelas di Q.S. Al-Hadiid ayat 19,
Q.S. 57:19, “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, mereka itu orang-orang Shiddiqiin dan ‘syuhada inda Rabbihim’ (menjadi saksi di sisi rabb mereka), bagi mereka pahala dan cahaya mereka…”
Maka jelas bahwa ’syuhada’ berarti orang yang mempersaksikan (kebenaran Ilahiyah). Menjadi syuhada tidak harus melalui peperangan. Seorang yang meninggal di atas tempat tidurnya pun bisa menjadi seorang syuhada, asal ia benar-benar memintanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Di zaman Rasulullah, mereka yang gugur ketika berniat mengorbankan jiwa mereka untuk Allah melalui jalan yang tersedia dan dibutuhkan ummat pada masa itu (berperang), yang pengorbanannya diterima oleh Allah, dianugerahi sebuah ‘penyaksian (akan kebenaran/Al-Haqq)’ melalui gugurnya mereka di medan perang. Namun demikian, belum tentu jalan pengorbanan yang paling dibutuhkan ummat pada setiap masa adalah berperang.
Dengan demikian, belum tentu setiap orang yang gugur di medan perang adalah ’syuhada’, jika pada saat kematiannya tidak dianugerahi sebuah penyaksian akan Al-Haqq. Juga hal ini berimplikasi bahwa banyak cara lain menjadi seorang ’syuhada’ selain melalui peperangan. Di atas semua itu, sudah tentu lebih bisa kita pahami sekarang mengapa orang yang telah berhasil menjadi seorang ’syuhada’ maka jaminannya adalah surga.
Semoga bermanfaat.

SIAPAKAH YANG LAYAK DISEBUT KAFIR?


SIAPAKAH YANG LAYAK DISEBUT KAFIR?
Dr. Yusuf Al-Qardhawi
 
Pertanyaan:
 
Siapakah sebenarnya yang layak dihukumi (disebut) kafir?
 
Jawab:
 
Yang  layak  disebut   kafir   ialah   orang   yang   dengan
terang-terangan  tanpa  malu  menentang  dan  memusuhi agama
Islam, menganggap dirinya kafir dan bangga akan perbuatannya
yang terkutuk.
 
Bukan  orang-orang Islam yang tetap mengakui agamanya secara
lahir, walaupun dalamnya  buruk  dan  imannya  lemah,  tidak
konsisten  antara  perbuatan  dan ucapannya. Orang itu dalam
Islam dinamakan "munafik" hukumnya.
 
Di dunia dia tetap dinamakan (termasuk) orang Islam,  tetapi
di akhirat tempatnya di neraka pada tingkat yang terbawah.
 
Di  bawah  ini  kami  kemukakan  golongan (orang-orang) yang
layak disebut kafir tanpa diragukan lagi, yaitu:
 
1. Golongan Komunis atau Atheis, yang percaya pada suatu
   falsafah dan undang-undang, yang bertentangan dengan syariat
   dan hukum-hukum Islam. Mereka itu musuh agama, terutama
   agama Islam. Mereka beranggapan bahwa agama adalah candu
   bagi masyarakat.
   
2. Orang-orang atau golongan dari paham yang menamakan
   dirinya sekular, yang menolak secara terang-terangan pada
   agama Allah dan memerangi siapa saja yang berdakwah dan
   mengajak masyarakat untuk kembali pada syariat dan hukum
   Allah.
   
3. Orang-orang dari aliran kebatinan, misalnya golongan
   Duruz, Nasyiriah, Ismailiah dan lain-lainnya. Kebanyakan
   dari mereka itu berada di Suriah dan sekitarnya.
 
Al-Imam Ghazali pernah berkata:
 
"Pada lahirnya mereka  itu  bersifat  menolak  dan  batinnya
kufur."
 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga berkata:
 
"Mereka lebih kafir daripada orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Karena sebagian besar mereka ingkar pada landasan Islam."
 
Seperti halnya mereka yang baru muncul di  masa  itu,  yaitu
yang  bernama  Bahaiah,  agama  baru  yang  berdiri sendiri.
Begitu juga golongan yang mendekatinya, yaitu Al-Qadiyaniah,
yang  beranggapan bahwa pemimpinnya adalah Nabi setelah Nabi
Muhammad saw.
 

Matinya Yesus


APAKAH YESUS WAFAT PADA HARI JUM’AT?

Posted by islambertobat on October 20, 2010
Kita sudah cukup mengenal Perayaan Jum’at Agung di hampir semua kalangan Gereja Kristen. Perayaan yang diyakini sebagai hari dimana Yesus/Yahshua wafat di kayu salib Golgotha. Persoalannya adalah, benarkah Yahshua wafat pada hari jum’at sore?? Padahal Yahshua pernah berkata demikian:
“Sebab seperti Yonah tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Ben Adam akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam” [Mat 12:40]
Jika Yahshua wafat pada hari jum’at, apakah lama waktu Yahshua dikubur didalam bumi ada tiga hari tiga malam, jika Dia bangkit pada hari minggu? Waktu dari jum’at sore sampai minggu pagi adalah 1 hari 2 malam. Benar bukan? Banyak pakar teologia dan sarjana keagamaan mencoba untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan berpendapat bahwa beberapa bagian siang atau malam dihitung seperti satu hari atau satu malam. Selanjutnya, beberapa menit terakhir dari jum’at sore dihitung sebagai satu hari dan keseluruhan hari sabtu, dihitung hari kedua, dan beberapa menit minggu pagi dihitung sebagai hari ketiga. Apakah alasan tersebut terdengar masuk akal?
Lalu bagaimana kita dapat mengetahui pada hari apa Yahshua wafat? Rujukan pertama dapat kita kaji dari Yokhanan 19:31 sbb:
“Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib — sebab Sabat itu adalah hari yang besar — maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan”
Apakah yang dimaksud dengan “hari persiapan” itu? Jika melihat kalimat selanjutnya, tentulah “hari sabat”. Namun “sabat” yang mana? Karena Torah mengatur bahwa ada dua jenis “sabat”, yaitu “Sabat Mingguan” yang selalu jatuh pada hari ketujuh, yaitu hari sabtu, dan yang Yahweh memerintahkan untuk senantiasa dipelihara [Kel 20:8-10]. Dan berikutnya “Sabat Tahunan” yang jatuh tiap-tiap jatuh hari raya dari keseluruhan “Sheva Moadey” [tujuh hari raya] dalam Imamat 23:1-44. Yang dimaksud dengan hari persiapan, dimana akan jatuh Sabat, bukanlah Sabat mingguan yaitu Sabtu, melainkan Sabat hari raya. Hari raya apa? Pesakh dan Hari Raya Roti Tidak Beragi. Imamat 23:5-7 menjelaskan bahwa saat Pesakh dan ha Matsah atau Roti Tidak Beragi, harus ada sabat atau perhentian. Dengan demikian, yang dimaksud dengan “Hari Persiapan” dalam Yokhanan 19:31, bukan menunjuk pada Sabat yang jatuh pada hari Sabtu, melainkan Sabat Moedim atau Sabat Perayaan, yaitu Pesakh dan ha Matsah. Matius 27:61 melaporkan “keesokkan harinya, yaitu sesudah Hari Persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus”. Hari apakah sesudah “Hari Persiapan?” Bukan hari Minggu, melainkan hari Kamis atau bahkan Jum’at.
Jika “Hari Persiapan” tidak jatuh pada hari sabtu, lalu kapankah persisnya “Hari Persiapan” itu? Penentuan dengan tepat “Hari Persiapan”, akan membuka tabir pada hari apa Yahshua wafat dan pada hari apa Yahshua makan Seder Pesakh? Jika Yahshua ditemukan pagi-pagi sekali pada hari pertama minggu itu [Mark 16:2, Luk 24:1], maka kita dapat menarik mundur sejumlah tiga hari tiga malam terhitung dari sabtu, jum’at, dan kamis, sesuai dengan perkataan Yahshua bahwa Dia ada dalam rahim bumi selama tiga hari tiga malam [Mat 12:40]. Maka dapat disimpulkan bahwa Yahshua wafat pada hari rabu sore, Tgl 14 nisan akhir [karena dalam kalender Yahudi, hari dimulai pada petang hari dan berakhir pada petang hari kembali] bertepatan kaum Farisi hendak melaksanakan Hari Raya Roti Tidak Beragi yang jatuh pada Tgl 15 nisan awal. Inilah yang disebut “Hari Persiapan” atau “Sabat Hari Raya” yang jatuh pada rabu sore atau kamis awal. Yahshua makan Seder Pesakh pada Tgl 14 Nisan awal, yang jatuh pada hari selasa petang. Luar biasa!!
Dalam buku “Passover: A Memorial for all Time” , dijelaskan: “Dictionary of The New Testament menyingkapkan bahwa beberapa sarjana Yahudi mengakui bahwa Pesakh dilaksanakan bersamaan dengan dua peristiwa pada tahun 31 Ms, yaitu ketika Yahshua dipaku di palang kayu. Tentu saja Sang Juruslamat melaksanakan Pesakh dengan tepat pada tanggal 14 nisan sebagaimana yang dilaksanakan oleh kaum Saduki yang merupakan instruksi ibadah Bait Suci. Dia tidak mengenal Pesakh kedua atau kekeliruan kaum Farisi mengenai Pesakh yang jatuh pada tanggal 15 Nisan, yang masih diikuti sebagian besar kaum Yahudi saat ini” [Yahweh’s New Covenant Assemblies, 1991, p.30]. Demikian pula Scott Ashley menuliskan, “Beberapa perangkat lunak program komputer yang ada, mampu untuk menghitung saat tibanya Paskah dan hari raya-hari raya yang ditetapkan Elohim. Program tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 31 Ms, tahun dimana peristiwa jamuan [Seder] Paskah terjadi pada hari selasa malam dan rabu petang yang ditandai dengan dimulainya ‘hari besar’, yaitu hari yang pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi. Kemudian, Yahshua disalibkan dan dikuburkan pada hari rabu sore, bukan pada hari jum’at [Jesus Wasn’t Crucified on Friday – or Resurrected on Sunday! , GOOD NEWS Magazines , Marc-Apr 2006, Onwww.gnmagazines.org].
Apakah Yahshua bangkit dari kematian pada minggu pagi? [Yokh 20:1] Tidak! Miryam dan murid-murid Yahshua sudah menemukan kain kafan yang dilipat rapi dan batu penutup kubur terguling, pada minggu pagi, namun pastilah sekitar sabtu petang – entah tidak ada yang tahu – sesuai dengan perkataan-Nya bahwa pada hari ketiga Dia akan bangkit, maka Yahshua telah bangkit mengalahkan maut.
SKEMA MENJELANG WAFAT DAN KEBANGKITAN YAHSHUA HA MASHIAH
  • Tgl 14 Nisan awal [selasa malam rabu], Yahshua melaksanakan Seder Pesakh, dan memberikan penjelasan bahwa upacara itu menunjuk pada tubuh dan darah-Nya yang akan dikorbankan [Mat 26:17-29]. Tengah malam ditangkap prajurit Roma dan dibawa ke markas [Mat 26:55-58]
  • Tgl 14 Nisan siang [rabu], Yahshua diinterogasi dan pada jam ketiga atau jam sembilan Yahshua disalibkan di Golghota [Mrk 15:25]. Jam 12.00 kegelapan menyelimuti Golghota [Mat 27:45]. Jam 15.00, Yahshua wafat [Mat 27:46]. Sebelum pukul 18.00, Yahshua diturunkan dari kayu salib karena menjelang Sabat Perayaan Roti Tidak Beragi [Yoh 19:38-42]. Rabu malam kamis Yahshua berada dalam rahim bumi sampai Sabat petang.
  • Tgl 18 Nisan [minggu pagi], murid-murid menemukan mayat Yahshua tidak ada [Mat 20:1]. Namun Yahshua tidak bangkit pada hari minggu pagi. Tidak ada yang tahu pasti jam berapa Dia telah bangkit. Kemungkinan Sabtu petang, Yahshua telah bangkit. Kebangkitan-Nya tepat tiga hari tiga malam [rabu malam kamis dihitung sebagai kamis, karena pergantian hari Ibrani, dimulai petang. Kamis malam jum’at dihitung jum’at. Jum’at malam dihitung sabtu]. Sabtu petang atau hari Minggu awal, Yahshua telah bangkit dari maut.
  • YESUS MATI BUKAN HARI JUMAT tapi RABU SORE!

    K
    ebanyakan dari kita menganggap bahwa Yesus mati pada "Jumat Agung" dan bangkit dari antara orang mati pada "Easter" (Paskah) Minggu pagi. Oleh karena Yesus berkata Ia akan bangkit pada "hari ketiga," ada yang menghitung bagian dari hari Jumat sebagai satu hari, hari Sabtu sebagai hari kedua, dan sebagian hari Minggu sebagai yang ketiga. Itu menunjukkan bahwa terkadang sebuah ekspresi seperti "hari ketiga" dapat termasuk hanya bagian dari hari itu, yaitu sebagian dari satu hari yang termasuk dihitung sebagai sehari penuh. Ensiklopedia Yahudi berkata, bahwa hari saat pemakaman, meskipun pemakaman itu mungkin terjadi pada akhir petang, dihitung sebagai hari pertama dari tujuh hari masa perkabungan.[1] Contoh lain dari bagian dari hari yang dihitung untuk sehari penuh, sebagaimana adanya, terdapat pula di dalam Alkitab, seperti pernyataan berikut ini oleh Yesus: ……"Lihatlah Aku mengusir iblis dan menyembuhkan orang hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Namun Aku harus berjalan hari ini dan besok dan hari berikutnya; sebab tidak semestinya seorang nabi mati diluar kota Yerusalem" (Luk 13:32-33). Dalam kasus ini, "hari ketiga" akan berarti sama seperti "hari yang berikutnya (setelah besok)"—tiga hari, walaupun hanya bagian dari hari-hari itu yang terlibat. Banyak orang merasa bahwa ini menerangkan elemen waktu antara pemakaman dan kebangkitan Kristus.


    Bagaimanapun juga, ada orang-orang Kristen lain, yang sama-sekali tidak puas dengan penjelasan ini. Yesus sering berkata Ia akan bangkit pada "hari yang ketiga" (Mat 16:21; Mrk 10:34). Tetapi Ia juga berkata, dari jangka waktu dan memberikan tanda spesifik dari kemesiasan-Nya sebagai tiga hari dan tiga malam. "Sebagaimana Yunus berada tiga hari dan tiga malam dalam perut ikan paus", Ia berkata, "demikian juga Anak Manusia akan TIGA HARI DAN TIGA MALAM dalam perut bumi" (Mat 12:38-40).
    Bahwa ekspresi "hari yang ketiga" secara alkitabiah bisa termasuk tiga hari dan tiga malam, dapat dilihat dalam Kejadian 1:4-13: "Elohim (Allah) memisahkan terang dari gelap. Dan Elohim menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Dan malam (gelap) dan pagi (terang) adalah HARI PERTAMA…dan malam (gelap) dan pagi (terang) adalah HARI KEDUA …dan malam (sekarang tiga periode malam) dan pagi (sekarang tiga periode terang) adalah HARI KETIGA." Ini memberikan satu contoh tentang bagaimana istilah "hari ketiga" dapat dihitung dan ditunjukkan agar termasuk dalam tiga hari dan tiga malam.
    Kendatipun kami telah lama menyokong pandangan yang akan kami ketengahkan di sini—yang dimasukkan ke dalam perhitungan tiga hari dan tiga malam penuh—kami akan bersegera menyatakan bahwa sebagai orang Kristen, fakta yang kita percaya, bahwa Yesus pernah hidup, mati dan bangkit kembali, adalah sangat lebih penting daripada sedikit keterangan kita yang bisa tawarkan tentang elemen waktu dari pemakaman-Nya.
    Karena ada duabelas jam dalam satu siang dan duabelas jam dalam satu malam (Yoh 11:9-10), bila kita hitung "tiga hari tiga malam" penuh, ini akan sama dengan 72 jam. Tetapi apakah unsur waktu tepat 72 jam? Yesus seharusnya ada di dalam kubur selama "tiga hari dan tiga malam" dan bangkit "setelah tiga hari" (Mrk 8:31). Kami tidak punya alasan untuk menghitung ini sebagai sedikit kurang dari satu masa kurang dari 72 jam. Di lain pihak, apabila Ia akan dibangkitkan dari antara orang mati "dalam tiga hari" (Yoh 2:19), ini tidak akan sedikit lebih dari 72 jam. Untuk memadukan pernyataan-pernyataan yang bervariasi ini, hal itu tidak kelihatan tak masuk akal untuk menganggap bahwa jangka waktu itu adalah tepat 72 jam. Betapapun juga, Elohim (Allah) adalah Elohim dari KETEPATAN. Dia membuat segala sesuatu tepat pada agenda waktu. Tidak ada yang kebetulan dengan Dia.
    Adalah "ketika kegenapan waktunya tiba"—bukan satu tahun terlalu cepat atau satu tahun terlalu lambat—"Elohim (Allah) mengutus Anak-Nya" (Gal 4:4). Waktu untuk pengurapan-Nya sudah ditentukan sebelumnya dan dikatakan oleh Daniel, demikian juga saat ketika Dia akan "dipotong" untuk dosa manusia. Mereka yang mencoba membunuh-Nya sebelum ini gagal, sebab "waktu"-Nya belum juga tiba (Yoh 7:8). Dan bukan saja tahun dan waktu kematian-Nya, tetapi jamnya itu sendiri adalah suatu bagian dari rencana ilahi. "Bapa", Yesus berdoa, "jamnya telah datang…" (Yoh 17:1).
    Karena telah ada waktu yang tepat bagi-Nya untuk dilahirkan, suatu waktu yang tepat bagi pengurapan-Nya, suatu waktu yang tepat bagi pelayanan-Nya dimulai, suatu waktu yang tepat bagi kematian-Nya, kita tidak mempunyai masalah untuk percaya bahwa ada juga suatu jangka waktu yang tepat di antara pemakaman dan kebangkitan-Nya—tepat sekali 72 jam. Jika ini benar, maka kebangkitan itu terjadi pada jam yang sama dari hari yang Yesus dikuburkan—hanya saja tiga hari kemudian. Jam berapa dari hari itu?
    Yesus mati segera setelah "jam kesembilan" atau jam tiga siang (Mat 27:46-50). "Maka datanglah orang Yahudi menghadap Pilatus, karena itu adalah hari persiapan, bahwa tubuh-tubuh itu tidak boleh tinggal di salib pada hari sabat, (sebab hari sabat adalah hari penting,) supaya kaki-kaki mereka dapat dipatahkan dan agar mayat mereka dapat dibawa pergi…tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus…Ia telah mati" (Yoh 19:31-33). Sampai saai ini, "malam telah datang" (Mrk 15:42), pada saat itu akhir petang. Hukum Taurat berkata: "Mayatnya tidak boleh tinggal sepanjang malam pada [tiang] pohon itu, tetapi haruslah kamu menguburkan dia pada hari itu juga" (Ul 21:23). Dalam sisa waktu pada hari itu sebelum matahari terbenam, sebelum hari besar sabat mulai, Yusuf dari Arimatea memperoleh izin untuk memindahkan tubuh itu. Ia dan Nikodemus menyiapkan izin untuk memindahkan tubuh itu untuk pemakaman dengan kain linen dan rempah-rempah, dan meletakkannya dalam kubur yang dekat disitu (Yoh 19:38-42)—semuanya ini selesai sebelum matahari terbenam.
    Apabila kebangkitan berlangsung pada saat yang sama dari hari itu seperti saat Yesus dikuburkan—hanya tiga hari kemudian—maka ini akan menempatkan kebangkitan dekat pada saat matahari terbenam bukan matahari terbit, seperti yang umumnya dianggap. Suatu kebangkitan matahari terbit akan memerlukan satu malam ekstra—tiga hari dan empat malam. Ini tentu saja bukanlah kasusnya. Mereka yang datang ke kubur pada saat matahari terbit, ketimbang menyaksikan kebangkitan persis pada waktunya, mendapati bahwa kubur itu sudah kosong (Mrk 16:2). Kisah Yohanes mengatakan kepada kita bahwa Maria Magdalena datang ke kubur ketika "hari masih GELAP" pada hari pertama minggu itu dan Yesus TIDAK ADA di sana (Yoh 20:1-2).
    Para penulis injil menceritakan beberapa kunjungan ke kubur itu yang dilakukan oleh murid-murid pada hari pertama dari minggu itu. Dalam setiap kejadian, mereka mendapati kubur itu KOSONG! Seorang malaikat berkata "Ia tidak ada disini; sebab Ia telah bangkit, seperti yang dikatakan-Nya" (Mat 28:6). Hari pertama dari minggu itu adalah ketika murid-murid itu mendapati bahwa Ia telah bangkit (Lukas 24:1-2; dsb), tetapi tidak dimanapun juga Alkitab benar-benar berkata ini adalah saat kebangkitan.
    Satu-satunya ayat yang sepertinya mengajar suatu kebangkitan Minggu pagi adalah Markus 16:9. "Sekarang ketika Yesus telah bangkit pagi-pagi sekali pada hari pertama dari minggu itu, Ia menampakkan diri mula-mula kepada Maria Magdalena…" Tetapi ayat ini tidak berkata bahwa pagi-pagi sekali pada hari pertama minggu itu Yesus "sedang bangkit" ["rising"] atau Ia bangkit ["did rise"] pada saat itu. Dikatakan bahwa ketika hari pertama dari minggu itu tiba, Ia TELAH BANGKIT ["was risen"]—kalimat waktu lampau telah terjadi [past perfect tense]. Oleh sebab tidak ada tanda baca dalam manuskrip Yunani yang darinya Perjanjian Baru kita diterjemahkan, maka ungkapan "pagi-pagi hari pertama dari minggu itu" dapat saja dengan benar—ada orang berfikir lebih tepat—berkaitan dengan saat Yesus menampakkan diri kepada Maria. Dengan hanya menempatkan koma setelah kata "bangkit" ["risen"], maka kata ini akan dibaca: "Sekarang ketika Yesus telah bangkit, pagi-pagi sekali pada hari pertama dari minggu itu Ia menampakkan diri mula-mula kepada Maria Magdalena." Ini rupanya menjadi arti yang awalnya dimaksudkan, karena ayat yang mengikutinya menunjukkan bahwa Markus sedang mencatat macam-macam penampakan diri yang Yesus buat, tidak menerangkan pada hari yang mana kebangkitan terjadi.
    Ketika Minggu pagi tiba, Yesus sudah selesai bangkit, kebangkitan itu sendiri telah berlangsung tepat sebelum matahari terbenam dari hari sebelumnya. Hitung ke belakang tiga hari akan membawa kita ke hari Rabu. Akankah ini membuat tiga siang dan tiga malam antara pemakaman dan kebangkitan Kristus? Ya. Rabu malam, Kamis malam, dan Jumat malam—tiga malam; juga hari Kamis, Jumat dan Sabtu—tiga siang. Ini akan membuat suatu jumlah yang tepat tiga hari dan tiga malam atau 72 jam. Satu hari setelah Rabu adalah Kamis, dua hari setelah Rabu adalah Jumat, dan "hari yang ketiga" setelah Rabu pasti adalah Sabtu. Kata-kata dari dua murid dalam perjalanan ke Emmaus sedikit lebih sulit. "Tetapi kami percaya bahwa Dialah seharusnya telah membebaskan Israel", mereka berkata, "dan disamping semuanya ini, hari ini adalah hari ketiga sejak hal-hal ini terjadi" (Luk 24:21). Karena Yesus menampakkan diri kepada murid-murid ini pada hari pretama dari minggu itu (ayat 13), dan ini adalah "hari ketiga sejak hal-hal ini terjadi", akankah ini tidak menunjukkan bahwa Yesus mati pada hari Jumat? Ini akan bergantung pada bagaimana kita menghitung. Jika bagian dari satu hari dihitung sebagai satu hari penuh, maka hari Jumat mungkin dimaksudkan. Di pihak lain, satu hari "sejak" Jumat pastilah Sabtu, hari yang kedua "sejak" Jumat pastilah Minggu, dan hari ketiga"sejak" Jumat pastilah Senin! Cara menghitung ini tidak akan menunjukkan hari Jumat.
    Dalam mencari untuk menawarkan suatu penjelasan, saya mengajukan berikut ini: Mereka telah berbicara tentang "segala hal-hal ini yang telah terjadi" (ayat 14)—lebih dari hanya satu kejadian. Jika "hal-hal ini" sudah temasuk penangkapan, penyaliban, pemakaman, dan pemasangan meterai dan menjaga kubur, semua hal-hal ini tidak terlaksana sampai hari Kamis. Kita sudah tahu, Yesus disalibkan pada hari "persiapan" (Rabu). Hari berikutnya (Kamis), yang menyusul hari persiapan, para imam kepala dan orang-orang Farisi pergi bersama-sama menghadap Pilatus, dan berkata, Tuan kami ingat bahwa penyesat itu, ketika Ia masih hidup berkata, "Setelah tiga hari Aku akan bangkit lagi. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari ketiga, jika tidak, murid-muridNya datang pada malam hari dan mencuri Dia" (Mat 27:62-66). Untuk alasan ini, kubur itu disegel dan dijaga. "Hal-hal ini" belum sepenuhnya selesai—belum "terlaksana"—sampai kubur itu disegel dan dijaga. Ini terjadi, seperti yang sudah kita lihat, pada hari Kamis dari minggu itu, hari penting. Jadi hari Minggu akan menjadi "hari ketiga sejak hal-hal ini terjadi", tetapi bukan hari ketiga sejak penyaliban.
    Karena Yesus telah disalib pada hari sebelum hari sabat, kami dapat mengerti mengapa ada orang telah berfikir mengenai hari Jumat sebagai hari penyaliban. Tetapi hari sabat yang menyusul kematian-Nya bukanlah sabat mingguan, tetapi suatu hari sabat tahunan—"karena sabat adalah hari yang penting [hari besar] (Yoh 19:14, 31). Sabat ini dapat jatuh pada hari apa saja dari minggu itu dan tahun itu rupanya jatuh pada hari Kamis. Ia disalib pada hari persiapan (Rabu), dan hari berikutnya adalah hari penting sabat (Kamis), kemudian hari Jumat dan diikuti oleh sabat mingguan (Sabtu). Memahami bahwa ada dua sabat pada minggu itu, menjelaskan bagaimana Kristus bisa disalib pada hari sebelum sabat tiba—namun memenuhi tanda-Nya dari tiga hari dan tiga malam.
    Suatu perbandingan yang saksama dari Markus 16:1 dan Lukas 23:56 memberikan bukti-bukti lebih lanjut ada dua hari sabat di minggu itu—dengan satu hari kerja di antara keduanya. Markus 16:1 berkata: "Dan ketika telah lewat hari sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, dan Salome, membeli [bought]* rempah-rempah yang harum agar mereka dapat datang dan mengurapi-Nya." Ayat ini menyatakan bahwa saat itu setelah hari sabat ketika wanita-wanita ini membeli rempah-rempah mereka. Namun, Lukas 23:56 menyatakan bahwa mereka siapkan rempah-rempah itu dan setelah menyiapkannya mereka beristirahat pada hari sabat: "Dan mereka pulang, dan menyediakan rempah-rempah dan minyak urapan dan beristirahat pada hari sabat sesuai dengan perintah Tuhan." Ayat yang satu berkata adalah setelah hari sabat perempuan-perempuan itu membeli rempah-rempah; ayat yang lain berkata mereka menyiapkan rempah-rempah sebelum hari sabat. Karena mereka tidak bisa menyiapkan rempah-rempah itu sampai mereka membelinya dahulu, maka bukti untuk dua sabat yang berbeda dalam minggu itu meyakinkan.
    Dalam majalah Eternity, editornya, Donald Grey Barnhouse, berkata: "Saya pribadi telah selalu bertahan bahwa ada dua hari Sabat dalam minggu terakhir Tuhan kita— Sabat hari Sabtu dan Sabat Paskah, yang terakhir adalah pada hari Kamis. Mereka bersegera menurunkan tubuh-Nya setelah penyaliban pada hari Rabu dan Dia berada tiga hati tiga malam (sekurang-kurangnya 72 jam) dalam kubur." Ia mengutip bukti dari Gulungan Laut Mati yang akan menempatkan Perjamuan Malam Terakhir pada hari Selasa. Tidak semua tradisi menyokong penyaliban hari Jumat. Ia mengutip dari sebuah jurnal Roma Katholik yang diterbitkan di Perancis bahwa "suatu tradisi Kristen purba, dibuktikan oleh Didascalia Apostolorum demikian juga oleh Epiphanius dan Vitorinus dari Petau (wafat tahun 304) memberikan Selasa malam sebagai tanggal dari Perjamuan Malam Terakhir dan menentukan suatu puasa untuk hari Rabu untuk memperingati penangkapan Kristus."[2]
    Walaupun teguh berpegang pada penyaliban hari Jumat, Enskilopedia Katholik berkata bahwa tidak semua sarjana Alkitab telah mempercayai cara ini. Epiphanius, Lactantius, Wescott, Cassiodorus dan Gregory dari Tours disebut-sebut yang menolak hari Jumat sebagai hari penyaliban.[3]
    Dalam bukunya "Bible Questions Answered" [Pertanyaan Alkitab Dijawab], W. L. Pettingill, memberikan pertanyaan dan jawaban: Pada hari apa dalam minggu itu Tuhan kita disalib? Bagi kita tidak pelak lagi bahwa penyaliban adalah pada hari Rabu."[4] The Companion Bible [Alkitab Sahabat] diterbitkan oleh Oxford University Press, dalam Appendix [tambahan]nya no. 156 menjelaskan bahwa Kristus disalibkan pada hari Rabu.
    Dalam Alkitabnya Dake's Annotated Reference Bible, Finis Dake telah berkata dalam catatannya atas Matius 12:40: "Kristus sudah mati selama tiga hari penuh dan tiga malam penuh. Dia telah diletakkan di dalam kuburan pada hari Rabu sesaat sebelum matahari terbenam dan telah bangkit pada akhir dari hari Sabtu pada saat matahari terbenam. …Tidak ada pernyataan yang berkata bahwa Dia dikuburkan pada hari Jumat saat matahari terbenam. Ini akan membuat Dia berada dalam kubur hanya satu siang dan satu malam, dan membuktikan ucapan-Nya sendiri tidak benar."[5]
    Kutipan-kutipan yang diberikan disini dari berbagai pelayan Tuhan adalah spesial penting sebab keyakinan ini adalah bukan posisi umum yang diterima dari berbagai organisasi gereja yang dengannya mereka tergabung. Dalam kasus demikian, manusia berbicara dari pendirian, bukan saja hati nurani. Seperti itu adalah kasus dari R.A. Torrey, penginjil yang terkemuka dan Dekan Institut Alkitab, yang kata-katanya (ditulis tahun 1907) menyimpulkan dengan baik posisi dasar yang kami telah sampaikan disini. "…Menurut tradisi dari gereja yang secara umum diakui, Yesus disalibkan pada hari Jumat…dan bangkit dari kematian pada amat pagi sekali dari hari Minggu berikutnya. Banyak pembaca Alkitab kebingungan untuk mengetahui bagaimana jangka waktu antara akhir petang hari Jumat dan awal pagi hari Minggu dapat dihitung menjadi tiga hari dan tiga malam. Nampaknya itu agaknya menjadi dua malam, satu hari dan satu bagian yang sangat kecil dari hari lainnya.
    "Solusi dari ini rupanya sukar disarankan oleh banyak komentator adalah 'satu hari dan satu malam' ialah cara sederhana lain untuk mengatakan 'satu hari', dan bahwa orang Yahudi kuno menghitung sebuah bagian dari satu hari sebagai sehari penuh…Ada banyak orang yang tidak benar-benar puas dengan solusi ini, dan penulis bebas untuk mengakui bahwa itu tidak samasekali memuaskan dia. Nampaknya bagi saya menjadi suatu yang sementara…
    "Alkitab tidak dimanapun juga berkata atau secara tidak langsung menyatakan bahwa Yesus disalibkan dan mati pada hari Jumat. Alkitab berkata bahwa Yesus disalibkan pada "hari sebelum Sabat"…Sekarang Alkitab tidak biarkan kita berspekulasi dalam hal sabat yang mana yang dimaksudkan dalam kejadian ini…adalah bukan hari sebelum sabat mingguan, (yaitu hari Jumat), tetapi itu adalah hari sebelum sabat Paskah, yang datang tahun itu pada hari Kamis—itulah yang dikatakan, hari dimana Yesus Kristus disalib ialah hari Rabu. Yohanes menjadikan ini sejelas siang hari.
    "Yesus dikubur pada hari Rabu sesaat sebelum matahari terbenam. Tujuh puluh dua jam kemudian…Ia bangkit dari kuburan. Ketika para wanita mengunjungi lobang kubur itu sesaat sebelum fajar di pagi hari itu, mereka mendapati kuburan itu sudah kosong.
    "Secara absolut tidak ada yang pro penyaliban hari Jumat, tetapi segala sesuatu dalam ayat-ayat Alkitab diharmoniskan dengan sempurna oleh penyaliban hari Rabu. Adalah menakjubkan sekali betapa banyak ayat-ayat nubuatan dan khas dari Perjanjian Lama sudah terpenuhi, dan betapa banyak cerita-cerita yang seolah-olah berbeda dalam injil diluruskan apabila tiba saatnya kita mengerti bahwa Yesus mati pada hari Rabu, dan bukan pada hari Jumat.

Artis Murtad


3 Artis Indonesia Murtad

Posted by islambertobat on October 22, 2010
RIANTI menikah di gereja di New York.
SEJAK beberapa bulan lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan tindakan beberapa selebriti negara itu berpindah agama. Seorang daripada mereka ialah Pinkan Mambo.
Penyanyi lagu popular, Kekasih Yang Tak Dianggap ini untuk kali keduanya dilapor telah menukar agama dan disahkan ibunya sendiri, Deetje yang nyata kecewa.
Walaupun belum pernah melihat Pinkan pergi ke gereja, Deetje berkata, anaknya sudah mula belajar agama lain sejak April lalu.
Menurutnya, Pinkan yang nama penuhnya Pinkan Ratnasari Mambo banyak berubah sejak belakangan ini.
Bagaimanapun, keputusan Pinkan menukar agama tidak menyebabkan Deetje merasa kehilangan anak.
“Anak merupakan titipan Allah dan kita tidak boleh mencintai anak 100 peratus kecuali pada Yang Maha Pencipta,” kata Deetje.
Artis cantik yang juga pernah menjadi VJ MTV Rianti Rhiannon Cartwright juga dikatakan telah meninggalkan Islam dan berkahwin dengan kekasihnya, Cas.
Perkahwinan mereka berlangsung di Gereja Old St Patrick, New York, Amerika Syarikat.
Rianti yang lebih dikenali dengan watak Aisha dalam filem agama, Ayat-Ayat Cinta, dikatakan sudah murtad sebelum berkahwin lagi, berdasarkan risalah yang dikeluarkan sebuah gereja di Jakarta Selatan.
Namun, ketika diminta mengesahkan perkembangan itu, pengurusnya, Adi,
enggan berbuat demikian sebaliknya berkata, dia tidak tahu menahu mengenainya.
“Saya hanya berkomunikasi dengan dia mengenai kerja. Yang lain saya tidak tahu,” katanya.
Dia mencadangkan supaya pengesahan itu didapatkan dari paderi di gereja yang mendedahkan perkawinan Rianti dengan penyanyi yang nama lengkapnya Alfoncius Dapot Parulian Nainggolan.
Bagaimanapun, pihak gereja juga enggan mengesahkannya.
Selebriti terbaru Indonesia yang didakwa meninggalkan Islam ialah Happy Salmah.
Happy dikatakan memeluk agama Hindu kerana mahu berkahwin dengan kekasihnya, Tjokorda Bagus yang keturunan raja.
Model dan juga pelakon film yang dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat itu menjalani upacara pindah agama Hindu, dalam upacara yang dinamakan Sudhi Wadani di Villa Ibah, Ubud, pada 29 September lalu.
Sudhi Wadani adalah upacara dalam Hindu sebagai pengesahan ucapan atau janji seseorang yang secara tulus ikhlas dan hati suci menyatakan menganut agama Hindu.
Upacara yang mengambil masa sehari itu adalah antara syarat yang harus dijalani bila seseorang ingin berkahwin mengikut adat Hindu.
Mereka melangsungkan perkahwinan beberapa hari kemudian di Puri Saren Kauh, Ubud dengan mengikut adat istiadat Hindu dan diikuti dengan majlis di Sukabumi Sabtu lalu.
Mengenai dia menukar agamanya, Happy menegaskan, dia tidak akan berbicara secara terbuka.
“Saya tidak akan bercakap mengenainya,” kata Happy.
Segala hal yang berhubungan dengan keyakinannya, dia berharap menjadi rahasia hubungan perkawinan yang baru mereka jalin.
Isu masyarakat Islam Indonesia, baik lelaki mahupun wanita berkahwin dengan pasangan mereka yang beragama lain adalah perkara biasa sejak era Sukarno dan Suharto kerana sebahagian orang yang mendakwa ulama di negara itu berkata ia dibolehkan.
Namun, apa yang dilakukan oleh Pinkan, Rianti dan Happy ialah mereka memeluk agama lain untuk mengikut agama suami masing-masing.
Selamat atas Murtadnya para Artis Indonesia, selamat dari Islam menuju Pencerahan!

Cahaya Penyejuk Hati: KONSEP REZEKI DALAM ISLAM

Cahaya Penyejuk Hati: KONSEP REZEKI DALAM ISLAM: BAB I PENDAHULUAN 1.     Latar Belakang Rezeki sering dibahas oleh banyak kalangan maasyarakat baik itu dari petani, pedagang, pelajar bahka...

RAHADATUL 'AISY: Kunci-kunci Rezeki Menurut Al-Qur’an dan As-sunnah

RAHADATUL 'AISY: Kunci-kunci Rezeki Menurut Al-Qur’an dan As-sunnah

Download Buku Terbaru Gratis: Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh abad 20 - Herry Mohammad

Download Buku Terbaru Gratis: Tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh abad 20 - Herry Mohammad

Download Buku Terbaru Gratis: Al-I'tishom : Buku Induk Pembahasan Bid'ah dan Sunnah - Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Musa Asy-Syatibi

Download Buku Terbaru Gratis: Al-I'tishom : Buku Induk Pembahasan Bid'ah dan Sunnah - Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Musa Asy-Syatibi

Download Buku Terbaru Gratis: Riyadhus Shalihin - Imam Nawawi

Download Buku Terbaru Gratis: Riyadhus Shalihin - Imam Nawawi

Download Buku Terbaru Gratis: Kamasutra Dalam Islam

Download Buku Terbaru Gratis: Kamasutra Dalam Islam

Minggu, 21 Oktober 2012

Misteri 'Makam Keramat' di Pulau Onrust

Misteri 'Makam Keramat' di Pulau Onrust

Sebuah Kisah Misteri Ternyata Anak Itu ''Hantu'' Yang Baik

Sebuah Kisah Misteri Ternyata Anak Itu ''Hantu'' Yang Baik

Gempar! Bayi Dengan Kaki Kambing Lahir di Nigeria

Gempar! Bayi Dengan Kaki Kambing Lahir di Nigeria

Walah! Ada Bar Khusus untuk Masturbasi

Walah! Ada Bar Khusus untuk Masturbasi

Ih, Foto Hantu Ini Sungguh Mengerikan dan Bikin Bulu Kuduk Merinding

Ih, Foto Hantu Ini Sungguh Mengerikan dan Bikin Bulu Kuduk Merinding

Ciri-Ciri Fisik Jin Sebenarnya

Ciri-Ciri Fisik Jin Sebenarnya

Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi

Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi

kenapa bangsa Yahudi cerdas???


Kenapa Bangsa Yahudi Cerdas???

  •  
Tahukan kamu kenapa orang Yahudi memiliki IQ di atas rata-rata bangsa lain? Banyak yang mengatakan bahwa orang Yahudi, yaitu bangsa Israel memang dikaruniai Tuhan kelebihan dibandingkan dengan bangsa lain. Namun benarkah demikian?
Berkaitan dengan ini, Dr Stephen Carr Leon membuat catatan dari hasil pengamatannya selama bertahun-tahun terhadap orang Yahudi. Ternyata, kecerdasan bangsa Yahudi tidak serta-merta ada, tapi diciptakan oleh kebiasaan seluruh bangsa Yahudi untuk membuat generasi mereka cerdas. Mulai dari saat dalam kandungan, si Ibu akan sering menyanyi dan bermain piano atau biola. Selain itu, kedua orang tua bayi akan membeli buku matematika dan mengerjakan soal-soal matematika dengan tekun sampai menjelang kelahiran. Hal ini diyakini akan membuat otak calon bayi menjadi lebih berkembang.
Selain itu, si ibu juga selalu menjaga pola makannya. Menu yang menjadi keharusan adalah kacang badam dan ikan tanpa kepala. Selain itu para ibu mengandung di Yahudi juga wajib mengkonsumsi pil minyak ikan. Ikan diyakini akan meningkatkan kecerdasan, sehingga ikan menjadi menu kegemaran orang Yahudi. Ketika makan ikan, orang Yahudi tidak makan daging, karena menurut mereka, daging dan ikan bukan paduan yang baik bagi otak. Orang Yahudi juga terbiasa makan buah-buahan dulu sebelum karbohidrat untuk menghindari kantuk dan melambatnya kerja otak.
Selain pada pola makan, orang Yahudi mentabukan rokok. Rokok mereka yakini sebagai sumber kebodohan karena mengandung nikotin yang merusak sel otak. Anak-anak Yahudi diwajibkan belajar musik sejak dini, khususnya piano dan biola. Mereka juga diajarkan olah raga, khususnya memanah dan menembak, untuk melatih fokus.

kecerdasan bangsa yahudi

 Memang tidak dapat dipungkiri lagi betapa kecerdasan orang-orang dari bangsa yahudi memang diatas rata-rata. Segala sesuatu bisa kita usahakan. Anda ingin cerdas? untuk menjadi cerdas, menurut kami sebenarnya bukan mutlak takdir. Karena ternyata bangsa yahudi mempunyai trik-trik dan usaha yang benar-benar dijalankan agar anak keturunan mereka bisa menjadi sosok yang super cerdas.

Didalam informasi kali ini, akan kami berikan informasi mengenai kunci rahasia kecerdasan bangsa yahudi. Seperti apakah kunci mereka agar menjadi cerdas? Apakah anda penasaran dengan informasi ini? Untuk informasi yang selengkap-lengkapnya, silahkan anda simak informasi berikut ini dari SituSaja

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri? Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?" Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)," ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel. Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi. Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!" katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat? Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin? Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.

Benarkah merokok dapat melahirkan generasi Goblok! kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. Lihat saja Indonesia, katanya seperti dalam tulisan itu. Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asap rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!

Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?

Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?

Itulah informasi mengenai kunci rahasia kecerdasan bangsa yahuditersebut. Semoga saja informasi yang telah kami berikan ini dapat bermanfaat bagi anda dan dapat menambah wawasan anda. dan jangan lupa untuk terus menyimak update informasi menarik lainnya dariSituSaja

Yahudi


Yahudi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Orang Yahudi)
Bangsa Yahudi
Jews.jpg
Jumlah populasi
kurang lebih 13.296.100 (2002).
Kawasan dengan populasi yang signifikan
Israel6 juta.
Amerika Serikat6 juta.
Bahasa
bahasa Ibranibahasa Yiddishbahasa Arabbahasa Aram, dan lain-lain.
Agama
Agama Yahudi.
Kelompok etnik terdekat
Arab atau bangsa Semitik, terutama orang Palestina,orang Suriah dan Libanon.
Yahudi adalah istilah yang merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa. Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi.
Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada suku bangsa yang berasal dari keturunan Eber (Kejadian 10:21) (yang disebut "Ibrani") atau Yakub (yang juga bernama "Israel") anak Ishak anak Abraham (Ibrahim) danSara, atau keturunan Suku Yehuda, yang berasal dari Yehuda anak Yakub. Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.
Agama Yahudi adalah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Agama Yahudi dibahas lebih lanjut dalam artikel agama Yahudi; artikel ini hanya membahas dari segi suku bangsa saja. Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi. Di samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang lain.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Etimologi

Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling banyak keturunannya, yakni YehudaYehuda ini adalah salah satu dari 12 putera Yakub, seorang nabi yang hidup sekitar abad 18 SM dan bergelar Israil. Seluruh turunan dari 12 putera Yakub (Israel) itu dikenal dengan sebutanBani Israel (keturunan langsung Israel) yang kemudian berkembang menjadi besar dinamakan menjadi Suku Israel.
Setelah berabad-abad turunan Yahudi berkembang menjadi bagian yang dominan dan mayoritas dari Bani Israel, sehingga sebutan Yahudi tidak hanya mengacu kepada orang-orang dari turunan Yahuda, tapi mengacu kepada segenap turunan dari Israel (Yakub).
Pada awalnya bangsa Yahudi hanya terdiri dari satu kelompok keluarga di antara banyak kelompok keluarga yang hidup di tanah Kan’an pada abad 18 SM. Ketika terjadi bencana kelaparan di Kan’an, mereka pergi mencari makan ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan yang cukup berkat peran serta Yusuf. Karena kedudukan Yusuf yang tinggi di Dinasti Hyksos, Mesir, seluruh anggota keluarga Yakub diterima dengan baik di Mesir dan bahkan diberi lahan pertanian di bagian timur laut Mesir.
Pada akhirnya keseluruh bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi dan begitu pula semua penganut ajarannya disebut dengan nama yang sama pula.

[sunting]Siapakah orang yang berhak disebut Yahudi?

Halakha, atau hukum-hukum agama Yahudi, memberikan definisi Yahudi kepada seorang yang:
  • Suku Bangsa Yahudi, suku bangsa ini terbagi lagi menjadi dua:[1]
    • Seorang anak yang terlahir dari ayah dan ibu Yahudi disebut Yahudi asli,
    • Seorang anak yang terlahir dari ayah Yahudi dan ibu dari bangsa lain, Yahudi campuran ini termasuk kategori Yahudi Kelas Dua,
  • Seorang yang memeluk agama Yahudi menurut hukum-hukum Yahudi.
Definisi ini diwajibkan oleh Talmud, sumber Hukum-Hukum Tak-tertulis yang menerangkan Taurat, kitab suci asal hukum-hukum Yahudi (lima kitab pertama kitab Tanakh/Perjanjian Lama). Menurut Talmud, definisi ini dipegang semenjak pemberian Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai kira-kira 3.500 tahun dahulu kepada nabi Musa. Sejarawan Yahudi non-Ortodoks berkeyakinan bahwa definisi ini tidak diikuti sehingga tidak lama berlaku, tetapi ia mengaku bahwa definisi ini digunakan sekurang-kurangnya 2.000 tahun sampai saat ini.
Pada akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat) yang liberal dari segi teologi, Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah membenarkan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri mereka sebagai Yahudi. Mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama tersebut demi memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan berayah Yahudi.
Yahudi adalah agama tertutup.

Ternyata Moyang Orang Maluku adalah Bangsa Yahudi

REP | 31 October 2011 | 18:36Dibaca: 8490   Komentar: 27   Nihil

Yup, itulah yang dikatakan Rabbi Resley dalam bukunya “Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia”.
Terungkapnya keberadaan orang Israel di Maluku ini dimulai dari penelitian penulis mengenai asal-usul nenek moyang penulis sendiri, yaitu penduduk awal (mula-mula) Pulau S’rua yang adalah pulau ketiga dari Kepulauan Teon, Nila, S’rua (TNS). Namun ternyata penelitian ini meluas ke kebudayaan Maluku secara keseluruhan.
Menurut Resley, bila selama ini umat Kristiani Maluku menyebut diri mereka dengan sebutan Israel tanpa rasa takut, menggunakan simbol-simbol Israel, dan cenderung bertingkah laku seperti orang Israel, dan membela Israel mati-matian; hal tsb bukanlah sekedar fanatisme iman mereka semata, namun juga timbul karena dorongan dari dalam hati mereka. Hal ini disebabkan karena berdasarkan hasil penelitiannya cukup banyak ditemukan persamaan antara bahasa, adat-istiadat (kebudayaan), serta peninggalan orang Maluku yang memiliki kemiripan dengan suku bangsa Yahudi. Dengan kata lain, nenek moyang orang Maluku adalah bangsa Yahudi.
Resley mengatakan bahwa jauh hari sebelum bangsa Arab dan bangsa Eropa mengenal Maluku (Arab tiba pertengahan abad ke-14, Portugis tiba awal abad ke-15) telah ada bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengenal Maluku, termasuk bangsa China.
Orang Israel (Ibrani) masuk ke Maluku melalui India dan China. Karena pada tahun 605 SM dari Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) ditaklukkan dan diangkut ke pembuangan di daerah Media dan Persia (Iraq dan Iran). Saat Kerajaan Persia berkuasa, kekuasaannya meliputi Etiopia (Afrika) sampai ke India. Bahkan sejak tahun 722 SM, Kerajaan Israel (Kerajaan Utara) yang terdiri dari 10 suku telah lebih dahulu diangkut oleh bangsa Asyur, kemudian diserakkan di berbagai bangsa di daerah kekuasaan Asyur dan saat bangsa Romawi menjajah Palestina dan Asia Tengah sejak tahun 63 SM sampai munculnya agama Kristen pada abad 1 M, ketika itu jalan-jalan raya dibangun, sehingga memungkinkan bagi seseorang untuk mencapai seluruh bagian kerajaan ini dengan mudah. Orang Israel tersebar hampir di semua kota di dalam wilayah kekaisaran Romawi sebagai pedagang (Pengantar PB hal. 4-5) dan pada saat ini terjadi hubungan dagang yang sangat baik antara dunia barat (Kerajaan Roma) dengan dunia timur (Kerajaan China).
Pada saat menjadi bagian dari kekaisaran Roma inilah para pedagang bangsa Ibrani tiba di Maluku bersama mitra dagang kerajaan Roma yaitu para pedagang bangsa China. Salah satu bukti kuat bahwa pada abad ke-1 M rempah-rempah dari Maluku pernah dijual di Yerusalem, adalah karena pada tahun 33 M, beberapa orang wanita Yahudi yaitu: Maria Magdalena dan teman-temannya membeli rempah-rempah di pasar Yerusalem untuk mengawetkan jenazah Yesus (Markus 16:1).
Peluang lain orang Israel tiba di Maluku adalah pedagang-pedagang Israel datang sendiri ke Maluku setelah mengetahui jalan ke Maluku dari para pedagang bangsa China.
Dalam buku Sejarah Maluku hal. 19 dikatakan bahwa kata Maluku berasal dari kata “Maloko” yang merupakan sebutan gelar bagi Kalano (kepala daerah) . Nah, kata “Maloko” ini menurut Resley berasal dari bahasa Ibrani. Sebutan bagi raja dalam bahasa Ibrani adalah “Melek” atau “Melekh”. Bentuk yang lebih kuno adalah “Maliki” (EKAMK II hal. 292), sehingga dalam Tambo Dinasti Tang di China (618-906) “Maluku” tercatat sebagai “Miliku”, yaitu suatu daerah yang dipakai sebagai patokan penentuan arah ke kerajaan “Holing” (Kalingga) yang ada di sebelah barat.
Kata lain yang mirip dengan Maloko adalah “Molokh” yaitu ilah yang disembah bani Amon. Bentuk Ibrani nama ini ialah “Molek”. Dalam kitab suci Perjanjian Lama, Molek umumnya memiliki kata sandang (Imamat 18:21; 20:2-5, 2 Raja-raja 23:10, Yeremia 32:35). Kata “Molokh” pada ayat-ayat tsb menyiratkan bahwa kata itu mungkin merupakan kata umum bagi orang yang memerintah (EKAMK II hal. 93). Dengan demikian, maka gelar Maloko yang dikenakan bagi seorang Kalano adalah berasal dari budaya dan bahasa Ibrani. Dan kata Molekh (Moloch) dalam bahasa Ibrani artinya raja. Maloko kemudian disebut Maluku (Molokhus). Dan memang kepulauan Maluku artinya kepulauan raja-raja.
Selain itu menurut Resley, kata “Alifuru” yang merupakan sebutan bagi orang yang pertama kali mendiami Maluku bukan berasal dari bahasa Arab (Alif). Sebab jauh hari sebelum pengaruh Arab (Islam) masuk ke Maluku pada pertengahan abad ke XIV, sudah ada bangsa yang mendiami kepulauan Maluku yang penyebarannya dimulai dari Nusa Ina dan Halmahera yang mana disebut oleh antropolog AH. Keane, FJP. Sachese dan OD. Tauren dengan sebutan suku bangsa “Alfuros”.
Kata Alfuros ini sangatlah tidak mungkin diambil dari kata Alifuru, sekalipun kata ini menunjuk pada pengertian manusia mula-mula. Sebab bila kata Alifuru ini dikaitkan dengan kata Maloko, Baeleu, dan Seniri, serta budaya kepala suku, yaitu Alluf, maka sangatlah tidak cocok.
Kata Alif muncul setelah masuknya bangsa Arab ke Maluku. Tetapi sebelum itu, kata Alfuros ini menunjuk kepada nama suku bangsa yang telah ditemukan oleh para ahli, yaitu “ALUNE” yang ada baik di Nusa Ina (Seram) dan Halmahera yang memiliki budaya atau system pemerintahan “ALLUF” yaitu: kepemimpinan berada di tangan “kepala kaum/kepala suku”. Budaya ini mula-mula diterapkan oleh bangsa “Edom”: yaitu keturunan Esau, saudara Yakub (Israel) anak Ishak, di Maluku disebut mata rumah (kepala kaum), kepala Soa dan kepala suku.
Alluf dalam pengertian Ibrani adalah:
- Panglima, pemimpin (Kamus Singkat Ibrani-Indonesia hal. 11)
- Kepala-kepala kaum di Edom yang di kemudian hari disebut “Raja” (Kejadian 36:19, 31)
Pada bagian akhir dari bukunya, Resley mengatakan bahwa mayoritas orang Maluku adalah merupakan keturunan dari suku Gad, yaitu suku Israel yang telah disangka hilang dan tak dapat ditemukan lagi. Inilah satu-satunya suku yang tidak memiliki perwakilan di Israel saat ini. Terbukanya pintu gerbang emas (golden gate) serta terpenuhinya nubuat kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk memerintah dunia dari Yerusalem hanya terpenuhi jika kedua belas suku telah berkumpul di tanah Zion (Israel), yang mana termasuk di dalamnya adalah suku Gad, yang pada akhirnya diistilahkan Resley dengan sebutan Yahudi Alfuros.
Sumber:
Rabbi Resley, 2011, Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Solomon.

Yahudi Jawa dan Yahudi di Selat Malaka

Diterbitkan : 30 Juli 2010 - 1:43pm | Oleh Jean van de Kok (Ranesi)
Diarsip dalam: 
Di Indonesia, orang Yahudi sering dimaki. Tapi ternyata mereka sulit ditemukan, karena jumlah mereka kecil sekali. Theo Kamsma menulis disertasi mengenai orang Yahudi di kawasan Selat Malaka. Mengapa ia harus melebarkan pandangan ke wawasan Selat Malaka?
Karena kelompok Yahudi di Indonesia kecil sekali, Theo Kamsma menganjurkan supaya tidak terfokus di Indonesia saja. “Dalam studi saya, sudah saya jelaskan, kalau dipandang dari jumlah di Indonesia saja, orang Yahudi tidak tampak dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus melihat mereka dalam hubungan dengan Singapura, di sana ada dua sinagoga, rumah ibadah agama Yahudi. Itu artinya jumlah masyarakat Yahudi cukup besar."
Orang Yahudi ini juga aktif berbisnis, dari Singapura mereka melebarkan bisnis ke Indonesia dan Malaysia. Dari Singapura mereka mengunjungi Indonesia dan Malaysia. Singapura toleran terhadap semua agama, orang Yahudi kerasan di Singapura dan dari sini mereka melakukan aktivitas bisnis.
Wadah regional
Jadi kalau mau memahami posisi warga Yahudi di Indonesia, maka kita perlu meletakkannya dalam wadah regional yang lebih besar, kawasan selat Malaka. Demikian Theo Kamsma.
“Maksud saya,” demikian urai Theo, “kalau kita ambil kawasan Selat Malaka sebagai tempat penelitian, maka jelas ini lebih cocok untuk meneliti dinamika golongan Yahudi.” Menurutnya, kentara sekali pertautan aktivitas mereka dari Indonesia, ke Malaysia dan Singapura, melampaui batas-batas negara yang formal. Ini memang mereka butuhkan, jadi tidak bisa dikatakan, orang Yahudi tidak ada. Mereka ada, dari pusatnya di Singapura mereka beroperasi di kawasan ini.
Israel-Indonesia
Theo kemudian memperingatkan jangan cepat-cepat menyebut jejaring Yahudi ada di kawasan ini, karena acapkali ini menjurus ke praduga dan diskriminasi atau anti semitisme. Menurutnya, Israel dan Indonesia sebenarnya sudah lama menjalin hubungan informal:
“Yang juga penting adalah hubungan Indonesia dengan Israel. Gus Dur bukan tokoh pertama yang mencari kontak dengan Israel,” kata Theo. Sebelumnya sudah ada kerjasama dengan Israel, tentu saja tidak resmi, misalnya pembelian pesawat tempur skyhawks oleh Indonesia dari Israel. Selain itu, ketika terjadi tsunami di Aceh, Indonesia membantah ada pesawat Israel yang mendarat di Batam. Padahal berita ini benar. “Nah, keberadaan Israel di balik layar dan tersembunyi ini juga simbolis bagi keberadaan warga Yahudi di kawasan ini”, demikian Theo Kamsma.
Israel adalah negara yang masih muda dan, lewat berbagai cara, sibuk mencari jaringan yang bisa mendukungnya. Misalnya parlemen Israel mengakui kelompok Yahudi yang berlatar belakang Kristen di Minahasa. Kelompok Yahudi, juga yang ada di perantauan, menjalin hubungan dengan Israel. Jadi kalau orang Israel mau berdagang di Indonesia, misalnya membuka perusahaan minuman kopi, maka mereka terlebih dahuulu mencari hubungan dengan sesama orang Yahudi, karena ini lebih bisa dipercaya.

Yahudi Jawa

Theo Kamsma menutup penjelasan ihwal warga Yahudi di kawasan Selat Malaka dengan memberi contoh betapa terintegrasinya golongan ini dalam masyarakat setempat, misalnya di Indonesia.
“Kalau kita menyimak kelompok Yahudi di Manado, yang berlatar belakang Kristen,” demikian Theo, “mereka adalah keturunan campuran, Indo Yahudi”. Kepala keluarga Yahudi ini berusaha mendirikan sinagoga di Manado. Ia pendukung PDIP, tapi juga memimpin pemuda Pancasila yang adalah ormas Golkar. Bahkan ia adalah ketua Golkar di daerahnya. Rupanya menjadi pengikut dua aliran politik yang berbeda lumrah di sana.
Ia juga kenal tokoh Pemuda Pancasila pusat yang ternyata keturunan Yahudi-Jawa. Mereka sempat dekat saat kepala keluarga Yahudi Manado ini tinggal di Jawa. Dalam kelompok Indo Yahudi ini ada koneksi dengan dunia satpam dan sekuriti. Mereka aktif menekuni bisnis ini. Sangat mencolok, salah seorang dari mereka menjadi kepala keamanan di Bali ketika diselenggarakan kongres PDIP, mereka mengawal Megawati.
MANADO - Selama ini para pemeluk agama Yahudi di Indonesia memilih beribadah secara diam-diam. Tapi, di Manado, Sulawesi Utara, mereka semakin terbuka dalam beribadah. Jumlah komunitas mereka pun mencapai ratusan orang.

Di Manado dan sekitarnya, setidaknya ada dua bangunan khas Yahudi. Yakni, tempat ibadah atau yang biasa disebut sinagog dan menorah setinggi 62 kaki. Sinagog berada di Tondano, Kabupaten Minahasa, sekitar 35 kilometer dari Manado. Sedangkan menorah terletak di atas bukit Gunung Klabat di Kabupaten Minahasa Utara, sekitar 20 kilometer dari Manado.
 
Jawa Pos berkunjung ke sinagog tersebut Rabu (9/3) pekan lalu. Tempat ibadah itu sejatinya tidak terlalu besar. Sinagog di Tondano berdiri di atas lahan 400 meter persegi. Luas bangunan hanya 7 x 15 meter. Di bawah atap teras tertulis Ohel Yaakov Synagogue atau sinagog tempat Yaakov. "Kalau untuk orang muslim, tempat ibadah ini hanya semacam langgar (musala, Red), bukan masjid," kata juru kunci sinagog Leo Van Beugen kepada Jawa Pos.

Penataan tempat duduk di dalam sinagog hampir mirip di masjid. Posisi duduk pria dan wanita dipisahkan oleh "hijab" berupa papan kayu melintang yang membelah sinagog. Mimbar berada di sisi pria. Baik pria dan wanita, masing-masing mendapat jatah enam kursi bangku panjang menghadap mimbar.

Karena hanya "langgar", daya tampung sinagog Yaakov tidak banyak. Hanya sekitar 20 jemaat. Setiap kali ibadah hari sabbath (Sabtu) digelar, paling tidak ada tiga hingga empat keluarga yang hadir. Selain sinagog, sejumlah perjamuan kadang dilakukan di rumah orang Yahudi. Baik hari raya Hanukah (perayaan penahbisan) maupun hari raya Yahudi lain.

Van Beugen menuturkan, sinagog tersebut awalnya adalah rumah tinggal yang dibangun pada 1996. Baru pada 2004, Rabbi Yaakov Baruch, pemimpin ibadah Yahudi di Manado, dan seorang Yahudi dari Belanda membelinya untuk dibangun sinagog.

Sinagog tersebut sempat direnovasi lagi pada 2009, bertepatan dengan konferensi kelautan dunia atau World Ocean Conference (WOC) di Manado. "Karena semua Yahudi peserta WOC kalau beribadah kan ke sini," kata lelaki 70 tahun ini.

Dengan adanya sinagog, kaum Yahudi di Sulawesi Utara tidak perlu susah-susah untuk mencari tempat untuk beribadah. Jumlah penganut Yahudi di Sulawesi Utara sekitar 500 orang. Mereka tidak tinggal di kawasan tertentu atau berkumpul dalam sebuah perumahan. Mereka tinggal terpisah dan berbaur dengan masyarakat umum lainnya. Mereka hanya berkumpul setiap ada perayaan hari raya.

Para penganut Yahudi di Manado adalah Yahudi keturunan. Mereka mendapat darah Yahudi ketika Belanda datang saat masa penjajahan. Namun, pada saat itu mereka mengganti marga dan memilih agama mayoritas daerah yang ditinggalinya. Itu agar mereka bisa berbaur dengan masyarakat setempat.

Salah satu dari mereka adalah pemimpin spiritual Yahudi Manado, Rabbi Yaakov Baruch. Dia mendapat darah Yahudi dari kakeknya dan nenek dari ibunya. Dengan adanya imam Yahudi di Manado, beberapa anak keturunan Yahudi pun beralih memeluk agama Yahudi meski sebagian besar masih bertahan dengan agama lama. "Itu pilihan. Kita tidak bisa memaksa," kata Yaakov.

Yaakov menuturkan, keberadaan komunitas Yahudi di Manado tidak untuk menyerukan penganut agama lain menjadi Yahudi. Sebab, untuk menjadi kaum Yahudi tidak bisa serta merta berpindah agama. Mereka harus memiliki darah keturunan Yahudi.

Itupun tidak sembarangan. Anak keturunan Yahudi, kata Yaakov, baru bisa menjadi penganut Yahudi jika minimal lahir dari rahim ibu Yahudi meski ayahnya dari bangsa lain. Meski ayah Yahudi, tapi ibunya tidak, mereka sejatinya tidak bisa. "Tapi kalau mau ketat begitu, jumlah Yahudi di Indonesia jadi sedikit sekali. Paling cuma ada 20 orang se-Indonesia. Saya rasa tidak harus seketat itulah," katanya.

Yaakov yang beraliran Yahudi ortodoks ini beranggapan bahwa seseorang masih bisa menjadi penganut Yahudi meski hanya dari jalur ayah Yahudi. Sejumlah agamawan Yahudi pun ada yang menganut pemikiran tersebut.

Bangunan khas Yahudi lainnya di Sulawesi Utara adalah menorah. Menorah yang mirip trisula itu merupakan simbol bangsa Yahudi berupa tatakan lilin dengan tujuh tiang melengkung membentuk huruf u. Menorah di Sulawesi Utara terletak di perbukitan Gunung Klabat di Minahasa Utara. Sekitar 20 kilometer dari Manado.

Posisi menorah cukup strategis. Karena terletak di atas bukit, bangunan itu langsung terlihat oleh pengguna jalan yang melintas antara jalur Manado-Bitung. Akses jalan menuju menorah pun tidak sulit. Bangunan tersebut dibangun oleh Pemkab Minahasa Utara.

"Itu sebenarnya tidak bisa langsung disebut bangunan Yahudi. Sebab, agama Kristen juga mengenal lambang itu. Lagi pula, bukan dari pihak kami ide membangun menorah itu," katanya.

Dosen di perguruan tinggi di Manado itu mengungkapkan, sudah saatnya Yahudi di Indonesia muncul. Sebab, pemeluk agama Yahudi sejatinya telah hidup sekian lama berdampingan dengan masyarakat Indonesia. Karena itu, sudah saatnya pemeluk Yahudi mengekspresikan keimanan sebagaimana agama-agama lain di Indonesia.

Dia menegaskan, Yahudi sebagai pemeluk agama berbeda dengan Yahudi secara politik. Dia tidak ingin masyarakat cenderung mengartikan keberadaan mereka sebagai dukungan atas penyerangan terhadap Palestina. "Kami hanya ingin beribadah dan melakukan tradisi-tradisi leluhur kami. Ini murni ibadah, bukan politik," katanya.(aga/kum)
BANGSO BATAK TOBA, KETURUNAN ISRAEL YANG HILANG 


Bangsa Israel kuno terdiri dari 12 suku. Setelah raja Salomo wafat, 
negara Israel pecah menjadi dua bagian. Bagian Selatan terdiri dari 
dua suku yaitu Yehuda dan Benjamin yang kemudian dikenal dengan nama 
Yehuda, atau dikenal dengan nama Yahudi. Kerajaan Selatan ini 
disebut Yehudah, ibukotanya Yerusalem, dan daerahnya dinamai Yudea. 

Bagian utara terdiri dari 10 suku, disebut sebagai Kerajaan Israel. 
Dalam perjalanan sejarah, 10 suku tersebut kehilangan identitas 
kesukuan mereka. Kerajaan utara Israel tidak lama bertahan sebagai 
sebuah negara dan hilang dari sejarah. Konon ketika penaklukan 
bangsa Assyria, banyak orang Kerajaan Utara Israel yang ditawan dan 
dibawa ke sebelah selatan laut Hitam sebagai budak. Sebagian lagi 
lari meninggalkan asalnya untuk menghindari perbudakan. 

Sementara itu Kerajaan Yehudah tetap exist hingga kedatangan bangsa 
Romawi. Setelah pemusnahan Yerusalem pada tahun 70 oleh bala tentara 
Romawi yang dipimpin oleh jenderal Titus, orang-orang Yehudah pun 
banyak yang meninggalkan negerinya dan menetap di negara lain, 
terserak diseluruh dunia. 

Jauh sebelum itu, ketika masa pembuangan ke Babilon berakhir dan 
orang-orang Yehudah atau disebut Yahudi diijinkan kembali ke 
negerinya, dan sepuluh suku Israel dari Kerajaan utara memilih tidak 
pulang tetapi meneruskan petualangan kearah Timur. Demikian juga 
dengan mereka yang diperbudak di selatan laut Hitam, setelah masa 
perbudakan selesai, tidak diketahui kemana mereka pergi melanjutkan 
hidup. 

Dengan demikian banyak diantara bangsa Israel kuno kemudian 
kehilangan identitas mereka sebagai orang Israel. Ada sekelompok 
penduduk di daerah Tiongkok barat, diterima sebagai puak Cina, 
tetapi secara umum profil wajah mereka agak berbeda dengan penduduk 
Cina pada umumnya. Perawakan mereka lebih besar, hidung agak 
mancung, namun berkulit kuning dan bermata sipit. Mereka menyembah 
Allah yang bernama Yahwe. Sangat mungkin mereka adalah keturunan 
sepuluh suku Israel yang hilang yang telah kawin campur dengan 
penduduk lokal sehingga kulit dan mata menjadi seperti penduduk asli. 

Saya percaya banyak diantara para pembaca yang mengetahui bahwa di 
negeri Israel ada sekelompok kecil orang Israel yang berkulit hitam. 
Mereka adalah suku Falasha, yang sebelum berimigrasi ke Israel hidup 
di Etiopia selama ratusan generasi. Fisik mereka persis seperti 
Negro dengan segala spesifikasinya yaitu kulit hitam legam, bibir 
tebal, rambut keriting, dll. 

Mereka mengklaim diri mereka sebagai keturunan Israel atau disebut 
Beta Israel, dan dengan bukti-bukti yang dimiliki, mereka mampu 
memenuhi seluruh kriteria yang dituntut oleh Pemerintah Israel yang 
merupakan syarat mutlak supaya diakui sebagai Israel perantauan. 
Setelah memperoleh pengakuan sebagai keturunan Israel, sebagian dari 
mereka kembali ke Tanah Perjanjian sekitar 15 tahun lalu dengan 
transportasi yang disediakan oleh Pemerintah Israel. Itulah sebabnya 
mengapa ada Israel hitam. 

Mereka seperti orang Negro karena intermarriage dengan perempuan- 
perempuan lokal sejak kakek moyang mereka pergi ke Ethiopia. Kita 
tahu bahwa bahwa Ethiopia adalah salah satu negara yang penduduknya 
mayoritas Kristen yang paling tua didunia. Ingat sida-sida yang 
dibaptis oleh Filipus dalam Kisah 8:26-40. Bahkan sebelum era 
Kekristenan pun sudah ada penganut Yudaisme disana.Walaupun banyak 
yang kembali, sebahagian lagi tetap memilih menetap di negeri itu, 
dan merekalah yang menjaga dan memelihara Tabut Perjanjian yang 
konon ada disana. 

Apakah ada diantara para pembaca yang pernah mendengar selentingan 
bahwa etnik Bangso Batak Toba, adalah juga keturunan bangsa Israel 
kuno yang hilang? Mungkin saja tidak, karena orang-orang Batak Toba 
sendiri banyak yang tidak mengetahuinya, kecuali segelintir yang 
memberikan perhatian terhadap hal ini. 

Seperti yang diungkapkan oleh seorang anthropolog dan juga pendeta 
dari Belanda, profesor Van Berben, dan diperkuat oleh prof Ihromi, 
guru besar di UI (Universitas In 782 donesia), bahwa tradisi etnik 
Tapanuli (Batak Toba) sangat mirip dengan tradisi bangsa Israel kuno. 

Pendapat itu didasarkan atas alasan yang kuat setelah membandingkan 
tradisi orang Tapanuli dengan catatan-catatan tradisi Israel dalam 
Alkitab yang terdapat pada sebahagian besar kitab Perjanjian Lama, 
dan juga dengan catatan-catatan sejarah budaya lainnya diluar 
Alkitab. 

Beberapa peneliti dari etnis Tapanuli juga yakin bahwa Batak adalah 
keturunan Israel yang sudah lama terpisah dari induk bangsanya, tapi 
karena intermarriage dengan penduduk lokal ditempat mana mereka 
bermukim membuat orang Batak secara fisik menjadi seperti orang 
Melayu. 

Seorang Batak Toba, yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Israel 
dan menjadi warga negara, berusaha mengumpulkan data-data untuk 
pembuktian. Setelah merasa sudah cukup, dia mengajukannya ke 
pemerintah Israel yang waktu itu masih dipimpin oleh PM Yitzak Rabin. 

Tetapi tenyata data tersebut belum bisa memenuhi seluruh kriteria. 
Pemerintah Israel kemudian meminta agar kekurangannya dicari hingga 
dapat mencapai 100 persen supaya pengakuan atas etnis Batak sebagai 
orang Israel diperantauan dapat diberi. Konon kekurangan itu 
terutama terletak pada silsilah yang banyak missing links-nya, dan 
menelusuri silsilah itu agar sempurna sama sulitnya dengan menyelam 
ke perut bumi. 

Peneliti berharap suatu waktu pada masa depan, Pemerintah Israel 
bisa saja mengubah kriterianya dengan menjadi lebih lunak dan etnik 
Batak diterima sebagai bahagian yang terpisah dari mereka. 

Setelah mendengar selentingan itu, saya benar-benar menaruh minat 
untuk menyelidiki sejauh mana budaya Bangso Batak Toba dapat memberi 
bukti similaritasnya dengan tradisi Israel kuno. Alkitab adalah buku 
yang prominent dan sangat layak serta absah sebagai kitab pedoman 
untuk mencari data budaya Israel kuno yang menyatu dengan unsur 
sejarah dan spiritual. 


Beberapa diantara kesamaan tradisi Batak Toba dengan tradisi Israel 
kuno adalah sebagai berikut: 


1). Pemeliharaan silsilah (Tarombo dan Marga) 

Semua orang Tapanuli, terutama laki-laki, dituntut harus mengetahui 
garis silsilahnya. Demikian pentingnya silsilah, sehingga siapa yang 
tidak mengetahui garis keturunan kakek moyangnya hingga pada dirinya 
dianggap na lilu - tidak tahu asal-usul - yang merupakan cacat 
kepribadian yang besar. 

Bangsa Israel kuno juga memandang silsilah sebagai sesuatu yang 
sangat penting. Alkitab, sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian 
Baru sangat banyak memuat silsilah, terutama silsilah dari mereka 
yang menjadi figur penting, termasuk silsilah Yesus Kristus yang 
ditelusuri dari pihak bapak(angkat)Nya Yusuf, yang keturunan Daud 
dan pihak ibuNya (Maria). 

Catatan: 

MARGA adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah 
(patrilineal).Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis 
keturunan selalu dihubungkan dengan anak laki laki. Seorang ayah 
merasa hidupnya lengkap jika ia telah memiliki anak laki-laki yang 
meneruskan marganya. Sesama satu marga dilarang saling mengawini, 
dan sesama marga disebut dalam Dalihan Na Tolu disebut Dongan Tubu. 
Menurut buku "Leluhur Marga Marga Batak", jumlah seluruh Marga Batak 
sebanyak 416, termasuk marga suku Nias. 

Catatan: Marga dalam kamus Inggris Hassan Shadily dan John Echols 
adalah CLAN, yakni Suku, Marga, dan KAUM. Dalam arti yang lain, 
Marga bias berarti Warga, dari bahasa India (Sansekerta, 
kemungkinannya). Jadi, kalau ada orang Batak bermarga Tampubolon, 
berarti dia berasal dari KAUM TAMPUBOLON. Bandingkan dengan KAUM 
LEWI, KAUM YEHUDAH, KAUM SIMEON dan lain-lain. 

TAROMBO adalah silsilah, asal-usul menurut garis keturunan ayah. 
Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga. Bila 
orang Batak berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya 
Marga dan Tarombo. Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui 
apakah mereka saling "mardongan sabutuha" (semarga) dengan 
panggilan "ampara" atau "marhula-hula" dengan 
panggilan "lae/tulang". Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah 
ia harus memanggil "Namboru" (adik perempuan 
ayah/bibi), "Amangboru/Makela",(suami dari adik ayah/Om), "Bapatua/ 
Amanganggi/ Amanguda" (abang/adik ayah), "Ito/boto" (kakak/adik), 
PARIBAN atau BORU TULANG (putri dari saudara laki laki ibu) yang 
dapat kita jadikan istri, dst. 

2). Perkawinan yang ber-pariban 

Ada perkawinan antar sepupu yang diijinkan oleh masyarakat Batak, 
tapi tidak sembarang hubungan sepupu. Hubungan sepupu yang diijinkan 
untuk suami-istri hanya satu bentuk, disebut marpariban. Cukup 
report menerangkan hal ini dalam bahasa Indonesia karena bahasa ini 
tidak cukup kaya mengakomodasi sebutan hubungan perkerabatan dalam 
bahasa Batak. Yang menjadi pariban bagi laki-laki ialah boru ni 
tulang atau anak perempuan dari saudara laki-laki ibu. Sedangkan 
yang menjadi pariban bagi seorang gadis ialah anak ni namboru atau 
anak laki-laki dari saudara perempuan bapa. 

Hanya hubungan sepupu yang seperti itu yang boleh menjadi suami- 
isteri. Karena suku Batak penganut patriarch yang murni, ini adalah 
perkawinan ulang dari kedua belah pihak yang sebelumnya sudah 
terjalin dengan perkawinan. 

Mari kita bandingkan dengan Alkitab. Pada kitab Kejadian, Yakub 
menikah dengan paribannya, anak perempuan Laban yaitu Lea dan Rahel. 
Laban adalah tulang dari Yakub. (Saudara laki-laki dari Ribka, ibu 
dari Yakub). Didunia ini sepanjang yang diketahui hanya orang Israel 
kuno dan orang Batak yang sekarang memegang tradisi hubungan 
perkawinan seperti itu. 


3). Pola alam semesta 

Orang Batak membagi tiga besar pola alam semesta, yaitu banua 
ginjang (alam sorgawi), banua tonga (alam dimensi kita), dan banua 
toru (alam maut). Bangsa Israel kuno juga membagi alam dengan pola 
yang sama. 


4). Kredibilitas 

Sebelum terkontaminasi dengan racun-racun pikiran jaman modern, 
setiap orang Batak, terutama orang tua, cukup menitipkan sebuah 
tempat sirih (salapa atau gajut), ataupun sehelai ulos, sebatang 
tongkat, atau apa yang ada pada dirinya sebagai surat jaminan hutang 
pada pihak yang mempiutangkan, ataupun jaminan janji pada orang yang 
diberi janji. Walaupun nilai ekonomis barang jaminan bisa saja 
sangat rendah tetapi barang tsb adalah manifestasi dari martabat 
penitip, dan harus menebusnya suatu hari dengan merelealisasikan 
pembayaran hutang ataupun janjinya. Budaya Israel kuno juga 
demikian. Lihat saja Yehuda yang menitipkan tongkat kepada Tamar 
sebagai jaminan janji (Kej. 38). 


5). Hierarki dalam pertalian semarga 

Dalam budaya Batak, jika seorang perempuan menjadi janda, maka laki- 
laki yang paling pantas untuk menikahinya ialah dari garis keturunan 
terdekat dari mendiang suaminya. Ini dimaksudkan agar keturunan 
perempuan tsb dari suami yang pertama tetap linear dengan garis 
keturunan dari suami yang kedua. Misalnya, seorang janda dari 
Simanjuntak sepatutnya menikah lagi adik laki -laki mendiang 
(bandingkan dengan Rut 1:11). 

Jika tidak ada adik laki-laki kandung, sebaiknya menikah dengan 
saudara sepupu pertama dari mendiang yang dalam garis silsilah 
tergolong adik. Jika tidak ada sepupu pertama, dicari lagi sepupu 
kedua. Demikian seterusnya urut-urutannya. Hal semacam ini 
diringkaskan dalam ungkapan orang Batak : "Mardakka do salohot, 
marnata do na sumolhot. Marbona do sakkalan, marnampuna do ugasan". 

Dalam tradisi Israel kuno, kita dapat membaca kisah janda Rut dan 
Boas. Boas masih satu marga dengan mendiang suami Rut, Kilyon. Boas 
ingin menikahi Rut, tapi ditinjau dari kedekatannya menurut garis 
silsilah, Boas bukan pihak yang paling berhak. Oleh sebab itu dia 
mengumpulkan semua kerabat yang paling dekat dari mendiang suami 
Rut, dan mengutarakan maksudnya. Dia akan mengurungkan niatnya jika 
ada salah satu diantara mereka yang mau menggunakan hak adat-nya, 
mulai dari pihak yang paling dekat hubungan keluarganya hingga yang 
paling jauh sebelum tiba pada urutan Boas sendiri. Ya, mardakka do 
salohot, marnata do na sumolhot. (Baca kitab Rut). 


6). Vulgarisme 

Setiap orang dapat marah. Tetapi caci maki dalam kemarahan berbeda- 
beda pada tiap-tiap etnik. Orang Amerika terkenal dengan serapah: 
son of a bitch, bastard, idiot, dll yang tidak patut disebut disini. 
Suku-suku di Indonesia ini umumnya mengeluarkan makian dengan 
serapah : anjing, babi, sapi, kurang ajar, dll. 

Pada suku Batak makian seperti itu juga ada, tetapi ada satu yang 
spesifik. Dalam sumpah serapahnya seorang Batak tak jarang memungut 
sehelai daun, atau ranting kecil, atau apa saja yang dapat diremuk 
dengan mudah. Maka sambil merobek daun atau mematahkan ranting yang 
dipungut/dicabik dari pohon dia mengeluarka 6ea n sumpah 
serapahnya:,, Sai diripashon Debata ma au songon on molo so hudege, 
hubasbas, huripashon ho annon !!!". Terjemahannya kira-kira 
begini:,,Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku kalau kamu tidak 
kuinjak, kulibas, kuhabisi !!!". 

Robeknya daun atau patahnya ranting dimaksudkan sebagai simbol 
kehancuran seterunya. Orang-orang Israel kuno juga sangat terbiasa 
dengan sumpah serapah yang melibatkan Tuhan didalamnya. Vulgarisme 
seperti ini terdapat banyak dalam kitab Perjanjian Lama, diantaranya 
serapah Daud pada Nabal. (1 Sam. 25, perhatikan ayat 22 yang persis 
sama dengan sumpah serapah orang Batak). 


7). Nuh dan bukit Ararat 

Ada beberapa etnik didunia ini yang mempunyai kisah banjir besar 
yang mirip dengan air bah dijaman Nuh. Tiap etnik berbeda alur 
ceritanya tetapi polanya serupa. Etnik Tapanuli juga punya kisah 
tentang air bah, tentu saja formatnya berbeda dengan kisah Alkitab. 
Apabila orang-orang yang sudah uzur ditanya tentang asal-usul suku 
Batak, mereka akan menceritakan mitos turun temurun yang mengisahkan 
kakek moyang orang Batak diyakini mapultak sian bulu di puncak bukit 
Pusuk Buhit. 

Pusuk Buhit adalah sebuah gunung tunggal yang tertinggi di Tapanuli 
Utara, dipinggiran danau Toba. Pusuk Buhit sendiri artinya adalah 
puncak gunung. Pusuk Buhit tidak ditumbuhi pohon, jelasnya tidak ada 
bambu disana. Yang ada hanya tumbuhan perdu, ilalang, dan rumput 
gunung. Bambu – dari mana kakek moyang keluar – menurut nalar 
mendarat di puncak gunung itu dan mereka keluar dari dalamnya 
setelah bambunya meledak hancur. Mengapa ada bambu pada puncak Pusuk 
Buhit yang tandus dan terjal? Tentu saja karena genangan air yang 
mengapungkannya, yang tak lain adalah banjir besar. 

Dapat dipahami mengapa jalan cerita menjadi seperti itu, karena 
setelah ribuan tahun terpisah dari induk bangsanya, narasi jadi 
berbeda. Bahtera Nuh berubah menjadi sebentuk perahu bambu berbentuk 
pipa yang kedua ujungnya ditutup, dan Bukit Ararat berubah menjadi 
Pusuk Buhit. 


8). Mangokal Holi atau Eksumasi (Pemindahan tulang belulang) 

Jika Pemerintah mengubah fungsi lahan pekuburan, wajar jika tulang- 
belulang para almarhum/ah dipindahkan oleh pihak keluarga yang 
terkait. Alasan ini sangat praktis. 
Bagi orang Tapanuli, penggalian tulang belulang (eksumasi) dari 
kerabat yang masih satu dalam garis silsilah dan dikuburkan didaerah 
lain adalah praktek yang sangat umum hingga sekarang. Sering 
alasannya hanya untuk kepuasan batin belaka walaupun biayanya sangat 
mahal karena termasuk dalam kategori perhelatan besar. 

Pada bangsa Israel kuno hal semacam adalah kebiasaan umum. Sejarah 
sekuler menuturkan bahwa tulang belulang Yusuf dibawa dari Mesir 
ketika bangsa ini keluar dari sana. Juga dalam kitab lain dalam 
Perjanjian Lama, sekelompok masyarakat berniat memindahkan tulang 
belulang dari satu pekuburan (walaupun kemudian dihalangi oleh 
seorang nabi). 


9). Peratap 

Adalah wajar bagi jika satu keluarga menangis disekeliling anggota 
keluarga / kerabat yang meninggal dan terbujur kaku. Mereka 
menangisi si mati, dan seseorang meratapinya. Meratap berbeda dengan 
menangis. Meratap dalam bahasa Tapanuli disebut mangandung. 
Mangandung ialah menangis sambil melantunkan bait-bait syair 
kematian dan syair kesedihan hati. 

Karena sepenuhnya terikat dengan komponen syair-sayir maka 
mangandung ad 676 alah satu bentuk seni yang menuntut keahlian. 
Untuk memperoleh kepiawaian harus belajar. Bahasa yang digunakan 
sangat klasik, bukan bahasa sehari-hari. Setiap orang-tua yang 
pintar mangandung akan mendapat pujian dan sering diharapkan 
kehadirannya pada setiap ada kematian. 

Di desa-desa, terutama di daerah leluhur - Tapanuli - tidak 
mengherankan kalau seseorang orang yang tidak ada hubungan keluarga 
dengan orang yang meninggal, bahkan tidak dikenal oleh masyarakat 
setempat, namun turut mangandung disisi mayat. Masyarakat mendukung 
hal seperti itu. Kata-kata yang dilantukan dalam irama tangisan 
sangat menyentuh kalbu. Tak jarang pihak keluarga dari si mati 
memberi pasinapuran (ang pao) kalau si peratap tersebut pintar, 
sekedar menunjukkan rasa terima kasih. 

Peratap-peratap dari luar ini sebenarnya tidak menangisi kepergian 
si mati yang tidak dikenalnya itu. Alasannya untuk turut meratap 
adalah semata-mata mengeluarkan kesedihan akibat kematian keluarga 
dekatnya sendiri pada waktu yang lalu, dan juga yang lebih spesifik 
yaitu mengekspresikan seni mangandung itu. 

Ini sangat jelas dari ungkapan pertama sebelum melanjutkan andung- 
andungnya :,,Da disungguli ho ma sidangolonhi tu sibokka nahinan" 
Sibokka nahinan adalah anggota keluarga sipangandung yang sudah 
meninggal sebelumnya. Selanjutnya dia akan lebih banyak berkisah 
tentang mendiang familinya itu. 

Bagaimana dengan bangsa Israel? Dari sejarah diketahui bahwa ketika 
Yusuf (perdana menteri Mesir) meninggal, sanak keluarganya membayar 
para peratap untuk mangandung. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian 
Baru berkali-kali mencatat kata  -kata ratapan, meratap, peratap. 
Kitab Ratapan yang ditulis oleh raja Salomo, dalam praktek Israel 
kuno adalah syair-syair yang dilantunkan sambil mangandung, kendati 
bukan pada acara kematian. 


10). Hierarki pada tubuh 

Dalam budaya Batak, kepala adalah anggota tubuh yang paling tinggi 
martabatnya. Menyentuh kepala seseorang dengan tidak disertai 
permintaan maaf yang sungguh-sungguh, bisa berakibat parah. 
Sebaliknya anggota tubuh yang paling rendah derajatnya ialah telapak 
kaki. Adalah penghinaan besar jika seseorang berkata kepada 
seseorang lain:,,Ditoru ni palak ni pathon do ho = Kau ada dibawah 
telapak kakiku ini", sambil mengangkat kaki memperlihatkan telapak 
kakinya pada seteru. Penghinaan seperti ini hanya dilontarkan oleh 
seseorang yang amarahnya sudah memuncak dan sudah siap berkelahi. 

Pada zaman dulu, dalam setiap pertemuan, telapak kaki selalu 
diusahakan tidak nampak ketika duduk bersila. Pada bangsa-bangsa 
Semitik tertentu di Timur Tengah, tradisi semacam ini masih tetap 
dijaga hingga sekarang karena memperlihatkan telapak kaki pada orang 
lain adalah pelanggaran etika yang berat, karena telapak kaki tetap 
dianggap anggota tubuh yang paling hina derajatnya. 


11). Tangan kanan dan sisi kanan 

Dalam budaya Tapanuli, sisi kanan dan tangan kanan berbeda tingkat 
kehormatannya dengan sisi kiri dan tangan kiri. Jangan sekali-kali 
berinteraksi dengan orang lain melalui tangan kiri jika tidak karena 
terpaksa. Itupun harus disertai ucapan maaf. Dalam Alkitab banyak 
tercatat aktivitas sisi `kanan' yang melambangkan penghormatan atau 
kehormatan. 

Yusuf sang perdana menteri Mesir memprotes ayahnya Yakub yang 
menyilangkan tangannya ketika memberkati Manasye dan Efraim (baca 
Kejadian 48). Rasul Paulus dalam salah satu suratnya menyiratkan 
hierarki anggota tubuh ini. Juga baca Pengkhotbah 10:2, Mzm 16:8, 
Mat 25:33, 26:64 Mrk 14:62, Kis 7:55-56, 1Pet 3:22, dll. 


12). Anak sulung 

Dalam hierarki keluarga, posisi tertinggi diantara seluruh keturunan 
bapak/ibu ialah anak sulung. Ia selalu dikedepankan dalam memecahkan 
berbagai masalah, juga sebagai panutan bagi semua adik-adiknya. Jika 
ayah (sudah) meninggal, maka anak sulung yang sudah dewasa akan 
mengganti posisi sang ayah dalam hal tanggung jawab terhadap seluruh 
anggota keluarga seperti yang diungkapkan dalam umpasa : Pitu batu 
martindi-tindi, alai sada do sitaon na dokdok. Sitaon na dokdok itu 
adalah si anak sulung. Tanggung jawab itulah yang membuat dia besar, 
memberi karisma dan wibawa. Karisma dan wibawa, itulah profil yang 
melekat pada anak sulung. 

Alkitab ditulis dengan bahasa manusia, bangsa Israel kuno. Deskripsi 
tentang anak sulung pada bangsa ini sama seperti yang ada pada suku 
Batak yang sekarang, sehingga the term of the firstborn (istilah 
anak sulung) banyak terdapat dalam kitab tersebut. (baca Kel 4:22, 
34:20, 13:12 dan 15, Im 27:26, Bil 3:13, 8:17, Mzm 89:28, Yer 31:9, 
Hos 9:20, Rom 8:23, Luk 2:27, 11:16, 1Kor 15:20 dan 23, Kol 1:15 dan 
18, Ibr 1:6, Yak 1:18, dll) 


13). Gender 

Hingga sekarang posisi perempuan dalam hubungan dengan pencatatan 
silsilah selamanya tidak disertakan karena perempuan dianggap milik 
orang lain, menjadi paniaran ni marga yang berbeda. Hal yang sama 
terjadi pada bangsa Israel kuno ; bangsa ini tidak memasukkan anak 
perempuan dalam silsilah keluarga. Ada banyak silsilah dalam 
Alkitab, tetapi nama perempuan tidak terdapat didalamnya kecuali 
jika muncul sebagai yang sangat penting seperti Rut dan Maria (ibu 
Yesus). Kalaupun nama Dina disebut juga dalam Alkitab, itu bukan 
karena posisinya yang penting tetapi hanya sebagai pelengkap nama- 
nama keturunan Yakub yang kemudian menurunkan seluruh bangsa Israel. 
Dalam Tradisi Israel, anak perempuan tidak dihitung sebagai bangsa, 
tetapi anak laki-laki, red. 


13). Kemenyan BATAK TOBA 

Ada cerita yang sangat dipercaya oleh masyarakat Tapanuli, Sumatera 
Utara. Salah satu persembahan yang dibawa tiga majuz atau 
cendekiawan dari timur untuk bayi Yesus yang baru dilahirkan di 
Betlehem itu berasal dari Tanah Tapanuli. Persembahan itu berupa 
kemenyan, mendampingi dua persembahan lainnya, emas dan mur. Lewat 
cerita turun-temurun, masyarakat Tapanuli percaya kemenyan itu 
dibawa dari Pelabuhan Barus, yang dulu pernah menjadi pelabuhan 
besar, menuju Timur Tengah, hingga ke Betlehem. Cerita itu semakin 
bergulir mengingat sebagian besar penduduk Tapanuli beragama Kristen 
dan Katolik yang erat dengan cerita kelahiran Yesus Kristus. 

Kebenarannya memang perlu diteliti, tetapi setidaknya dari cerita 
itu bisa terlihat bahwa sampai sekarang pun getah harum bernama 
kemenyan, yang dalam bahasa Batak disebut haminjon, itu begitu erat 
dengan kehidupan orang Tapanuli. Kepala Badan Perencanaan dan 
Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara yang juga mantan Bupati 
Tapanuli Utara RE Nainggolan menjelaskan, kemenyan pernah sangat 
menyejahterakan masyarakat Tapanuli. 

Dan, getah harum itu ikut pula membesarkan namanya. "Nenek saya 
pedagang kemenyan," tuturnya. Ia tahu persis, pada tahun 1936 
neneknya sudah mempunyai mobil untuk mengangkut kemenyan dari 
Tapanuli ke Pelabuhan Sibolga. Saat itu harga satu kilogram kemenyan 
sama dengan satu gram emas. Standar itu dipakai terus oleh petani 
dan pengepul di Tapanuli: Satu kilogram kemenyan sama dengan satu 
gram emas. Satu kilogram kemenyan juga setara satu kaleng (16 
kilogram) beras. Selain cerita tentang persembahan dari timur untuk 
Nabi Isa itu, tak banyak orang tahu sejarah kemenyan di Tapanuli. 
Kebanyakan warga menyebutkannya sebagai tanaman ajaib yang sudah ada 
ratusan tahun dan menghidupi masyarakat Tapanuli. 


14). Monoteisme Hamalimon – Parmalim – Ugamo Malim 

Hamalimon – Parmalim – Ugamo Malim, Agama Leluhur Bangso Batak Toba 

Parmalim, kaum minoritas yang tegar mempertahankan nilai leluhur 
batak. Kata Malim berasal dari bahasa Arab yang terdapat di kitab- 
kitab suci; yang berarti suci dan saleh dari asal kata Muallim. 
Dalam bahasa Arab Muallim merujuk kepada istilah orang suci yang 
menjadi pembimbing dan sokoguru. Parmalim diistilah Batak berkembang 
ke dalam pengertian; orang-orang saleh berpakaian sorban putih. 

Parmalim merupakan agama monotheis asli Bangso Batak Toba. Parmalim 
sudah ada sejak  497 Masehi atau 1450 tahun Batak. 

TUHAN 

Ugamo malim menyebut Tuhan adalah Mulajadi na Bolon (Awal Mula Yang 
Besar, red). Mulajadi na Bolon adalah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak 
bermula dan tidak berujung. Bahwa Mulajadi na Bolon atau Tuhan itu 
wujud atau ada. Tetapi tidak dapat dilihat. Dia tidak bermula dan 
tidak mempunyai ujung. Dia adalah mutlak absolut, Maha Esa, Maha 
Kuasa, Maha Agung dan tidak dapat dibandingkan. Dia dekat dan jauh 
dari alam ciptaannya. Dia adalah kuasa yang menghukum dan kuasa 
mengampuni. Kuasa kasih dan kuasa murka. Demikianlah sifat-sifat 
Mulajadi Na Bolon, Tuhan yang satu bersadarkan Ugamo Malim. 

Dalam Injil Perjanjian Lama, menceritakan Raja Salomo dikenal dengan 
Nabi Sulaiman, memerintahkan rakyatnya melakukan perdagangan dan 
membeli rempah-rempah hingga ke Ophir. Ophir patut diduga adalah 
Barus di Tapanuli. Perkiraan itu punya jejak spiritual berbentuk 
kepercayaan monotheisme. Misalnya Ugamo Parmalim yang menjadi agama 
asli etnis Batak, meyakini Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan Ompu 
Mulajadi Na Bolon (Parmalim atau Ugamo Malim, pen). 

Selain itu, sekelompok penyebar ajaran Kristen Nestorian dari Persia 
yakni Iran, yang menjejakkan kakinya di Barus. Kelompok itu 
diperkirakan datang sekira tahun 600an Masehi dan mendirikan gereja 
pertama di Desa Pancuran, Barus. 

Tambahan: Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, 
diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420 
talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau. 
Emas itu didapatkan dari negeri Ophir. Kitab Al-Qur'an, Surat Al- 
Anbiya' 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. 
berlayar ke "tanah yang Kami berkati atasnya" (al-ardha l-lati barak- 
Na fiha). Di manakah gerangan letak negeri Ophir yang diberkati 
Allah itu? Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir 
itu terletak di Sumatera! Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat 
pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis 
Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang 
Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke- 
15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di 
sanalah letak negeri Ophir-nya Nabi Sulaiman a.s. 

Secara "teologis" bisa dikatakan bahwa ugamo malim juga menganut 
paham monoteistik, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena 
tujuan akhir semua doa mereka tetap diarahkan kepada debata Mulajadi 
Nabolon (Tuhan Pencipta langit dan bumi). Ini hal yang luar biasa 
uniknya. Tidak ada analisis yang dapat menerangkan itu jika tidak 
menghubungkannya dengan faham monoteisme Yudaisme bangsa Israel kuno 
yang terbawa melekat hingga sekarang, tidak lekang oleh kikisan 
kurun waktu ribuan tahun. 
Dalam melaksanakan ibadah, Parmalim melaksanakan upacara (ritual) 
Patik Ni Ugamo Malim untuk mengetahui kesalahan dan dosa, serta 
memohon ampun dari Tuhan Yang Maha Esa yang diikuti dengan bergiat 
melaksanakan kebaikan dan penghayatan semua aturan Ugamo Malim. 

Sejak lahir hingga ajal tiba, seorang "Parmalim" wajib mengikuti 7 
aturan Ugamo Malim dengan melakukan ritual (doa). Ke-7 aturan 
tersebut adalah : 

1. Martutuaek (kelahiran) 
2. Pasahat Tondi (kematian) 
3. Mararisantu (peribadatan setiap hari sabtu) 
4. Mardebata (peribadatan atas niat seseorang) 
5. Mangan Mapaet (peribadatan memohon penghapusan dosa) 
6. Sipaha Sade (peribadatan hari memperingati kelahiran Tuhan 
Simarimbulubosi) 
7. Sipaha Lima (peribadatan hari persembahan / kurban) 

Selain ke-7 aturan wajib di atas, seorang "Parmalim" harus 
menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan seperti menghormati dan 
mencintai sesama manusia, menyantuni fakir miskin, tidak boleh 
berbohong, memfitnah, berzinah, mencuri, dan lain sebagainya. Diluar 
hal tersebut, seorang "Parmalim" juga diharamkan memakan daging 
babi, daging anjing dan binatang liar lainnya, serta darah. 

Manusia yang mematuhi dan mengikuti ajaran Tuhan dan melakukannya 
dalam kehidupannya, memiliki pengharapan kelak ia akan mendapat 
kehidupan roh suci nan kekal.-Kata bijak Ugamo Malim 

Secara implisit, inilah yang menjadi ajaran suci keyakinan Ugamo 
Malim atau lebih dikenal dengan Parmalim di Tanah Batak sejak turun 
temurun, seperti yang dikatakan Raja Marnakkok Naipospos selaku Ulu 
Punguan (pemimpin spiritual) Parmalim terbesar di Desa Hutatinggi 
Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. 

Menurut beberapa pandangan ilmuwan sosial, sebenarnya Ugamo Malim 
layak menjadi sebuah agama resmi. Alasannya ialah dalam ajaran 
aliran ini juga terdapat nilai-nilai religius yang bertujuan menata 
pola kehidupan manusia menuju keharmonisan, baik sesama maupun 
kepada Pencipta. 

Dan secara ilmu sosial tujuan ini mengandung nilai luhur. Bahkan, 
ajaran Parmalim menuntut manusia agar hidup dalam kesucian," 
jelasnya kemudian menerangkan secara detail asal-muasal kata 
Parmalim yang berasal dari kata "malim". Malim berarti suci dan 
hidup untuk mengayomi sesama dan meluhurkan Oppu Mulajadi Nabolon 
atau Debata (Tuhan pencipta langit dan bumi). "Maka, Parmalim dengan 
demikian merupakan orang-orang mengutamakan kesucian dalam 
hidupnya," jelas Marnangkok. Yang kami puja tak lain adalah Oppu 
Mula Jadi Na Bolon bukan"begu" (roh jahat)," katanya. 
"Dan inilah yang menjadi bias negatif dari masyarakat terhadap 
Parmalim." Marnangkok kemudian menjelaskan, Oppu Mula Jadi Nabolon 
adalah Tuhan pencipta alam semesta yang tak berwujud, sehingga Ia 
mengutus sewujud manusia sebagai perantaraannya (parhiteon), yakni 
Raja Sisingamangaraja yang juga dikenal dengan Raja Nasiak Bagi. 
Raja Nasiak Bagi merupakan julukan terhadap kesucian (hamalimon) 
serta jasa-jasanya yang hingga akhir hidupnya tetap setia mengayomi 
Bangsa Batak. Nasiak Bagi sendiri berarti ditakdirkan untuk hidup 
menderita. Ia bukan raja yang kaya raya tetapi hidup sama miskin 
seperti rakyatnya. 
Dengan demikian, Parmalim meyakini bahwa Raja Sisingamangaraja dan 
utusan-utusannya mampu mengantarkan mereka (Bangsa Batak) kepada 
Debata. Ugamo Malim diyakini sebagian orang sudah ada sebelum ajaran 
Kristen dan Islam masuk ke daerah itu. Hidup dalam kepasrahan. 
Barangkali itu jugalah intisari dari pernyataan kata bijak Parmalim 
yang mengatakan: "Baen aha diakkui sude bangso on hita, ia anggo so 
diakkui Debata pangalahon ta." (Tidakklah begitu berarti pengakuan 
semua bangsa terhadap kita, dibandingkan pengakuan Tuhan terhadap 
perilaku kita). 
Catatan: Sisingamangaraja, adalah Singa yang merajai. Para Datu atau 
Tua-Tua Batak Toba, menjuluki Singa bagi Hukum dan Singa bagi para 
raja. Padahal Singa tidak ada di Tapanuli, yang ada hanyalah 
Harimau. Kalau dilihat dari makna simbolis alkitab, hanya Suku 
Yehuda yang dijuluki Singa Yehudah. 
Seperti apa yang kemudian dijelaskan Marnangkok, " Untuk apa 
pengakuan dari setiap bangsa jika Tuhan sendiri tidak mengakui 
perbuatan kita di dunia ini?" Nampaknya, perjuangan Ugamo Parmalim 
sudah berujung pada kepasrahan. Dalam kepasrahan ini tentu saja 
masih ada harapan. Tapi, harapan itu bukanlah berasal dari dunia, 
melainkan dari Oppu Mula Jadi Nabolon. Dalam harapan itu, ada pula 
ketaatan untuk selalu mempertahankan hidup suci. Selanjutnya ia 
mengucapkan kalimat dalam bahasa Batak, "Berilah kepada kami 
penghiburan yang menangis ini, bawalah kami dari kegelapan dunia ini 
dan berilah kejernihan dalam pikiran kami." Mereka yakin Debata 
hanya akan memberkati orang yang menangis. Nah, dalam kepasrahan 
yang berpengharapan inilah mereka hidup. Dalam keterasingan itu juga 
mereka menyerahkan hidupnya pada "kemaliman" (kesucian). "Parmalim 
adalah mereka yang menangis dan meratap," katanya. 

Dalam ritual Ugamo Parmalim sendiri, terdapat beberapa aturan dan 
larangan. Selain mengikuti 5 butir Patik ni Ugamo Malim (5 Titah 
Ugamo Malim), juga terdapat berbagai kewajiban lainnya seperti 
Marari Sabtu atau ibadah rutin yang diadakan setiap Sabtu. Dalam 
menjelang hari Sabtu, pengikut Parmalim dilarang bekerja atau 
melakukan kegiatan apapun. Atau melakukan ucapan syukur dilakukan 
umat Parmalim setiap hari Sabtu.  Marnakkok Naipospos, pemimpin 
Parmalim mengatakan: "Samisara itu hari ketujuh bagi orang Batak. 
Diidentikkan dengan hari Sabtu, supaya berlaku untuk selamanya. 
Karena kalau kita bertahan pada kalender Batak, yang muda ini bisa 
bingung. Makanya kakek kita menentukan samisara ini hari Sabtu." 
Kewajiban lain di antaranya adalah Martutu Aek, yakni pemandian bayi 
yang diadakan sebulan setelah kelahiran, Pasahat Tondi yaitu ritual 
sebulan setelah kematian, Pardebataan, Mangan na Paet dan Pangkaroan 
Hatutubu ni Tuhan. 

Ada pun larangan yang hingga kini masih tetap dipertahankan di 
antaranya adalah larangan untuk memakan daging babi dan darah hewan 
seperti yang lazim bagi umat Kristen. Memakan daging babi atau darah 
dianggap tidak malim (suci) di hadapan Debata. Padahal dalam ajaran 
Parmalim sendiri dikatakan, jika ingin menghaturkan pujian kepada 
Debata, manusia terlebih dahulu harus suci. Ketika menghaturkan 
pelean (persembahan) kesucian juga dituntut agar Debata dan manusia 
dapat bersatu. Selanjutnya, Raja Sisingamangaraja memiliki keturunan 
hingga 12 keturunan. Itu pun secara roh. 

Inilah yang kemudian menjadi acuan pada acara atau ritual-ritual 
besar Ugamo Parmalim yang diadakan rutin setiap Sabtu dan setiap 
tahunnya. Ritual-ritual besar Parmalim itu seperti Parningotan 
Hatutubu ni Tuhan (Sipaha Sada) dan Pameleon Bolon (Sipaha Lima), 
yang diadakan pertama pada bulan Maret dan yang kedua bulan Juli. 
Yang kedua diadakan secara besar-besaran pada acara ini para 
Parmalim menyembelih kurban kerbau atau lembu. "Ini merupakan tanda 
syukur kami kepada Debata yang telah memberikan kehidupan," kata 
Marnangkok. 

Catatan: Dalam Kitab Paramalim, yakni Tumbang Holing, terdapat kisah 
manusia pertama, Adam dan Hawa termasuk taman eden dimana hawa 
digoda si ular. Hal itu dalam istilah bahasa Batak Toba. 

Saya cukupkan saja dulu hingga disitu, karena terlalu letih untuk 
membeberkan semua, termasuk indikasi-indikasi lemah yang banyak 
jumlahnya. Jika data yang diatas itu saja dibawa kepada ahli 
statistik, yang tentu akan mempertimbangkan semua aspek-aspek lain 
yang terkait kedalamnya, simililaritasnya dengan tradisi bangsa 
Israel kuno dengan bukti autentik tertulis dalam Alkitab, informasi 
sejarah sekuler, tradisi Semitik yang ada hingga sekarang, serta 
kesamaan tradisi itu pada suku Batak setelah kurun waktu kurang 
lebih 3000 tahun, angka perbandingan untuk mengatakan bahwa suku 
Batak Toba bukan keturunan Israel mungkin 1 : 1,000,000 bahkan bisa 
jadi lebih. 

Tulisan ini tidak bermaksud menampilkan superioritas ras, suku atau 
bangsa atau budaya tertentu. Jika tulisan ini menimbulkan kesan 
seolah-olah menonjolkan superioritas suatu budaya tertentu, hal itu 
semata-mata terjadi karena topik yang berfokus pada peran suatu 
etnis atau Bangso Batak Toba. Keberadaan unsur asing dalam 
kebudayaan suatu bangsa adalah sebuah kewajaran. Penyerapan unsur 
asing ke dalam suatu budaya lokal tidak berarti menunjukkan 
inferioritas kebudayaan yang menyerapnya. 

Sejarah justru mencatat, kebesaran suatu kebudayaan berkorelasi 
positif dengan banyaknya unsur asing yang diserap dan dikembangkan 
oleh komunitas budaya bersangkutan. Sejarah juga mencatat interaksi 
suatu komunitas budaya dengan komunitas budaya lain, berjalan timbal 
balik, tidak pernah searah saja. Tulisan ini mestilah dipahami 
sebagai upaya menampilkan kemungkinan terjadinya pertukaran nilai 
budaya dalam rentang waktu beberapa abad antara Timur dengan Barat. 

Pada jaman Raja-raja Israel dan Yehudah, telah dilakukan kontak 
dengan Barus, Tapanuli dengan Israel, Mesir, Persia, Cina, India, 
Arab, Yunani dan Pakistan yang terjadi satu milenium sebelumnya, 
hubungan dagang tersebut sudah berlangsung beberapa abad sebelum 
masehi). 

Agama Yahudi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Yudaisme)
Bintang Daud (Ibrani:Magen David) adalah simbol agama Yahudi.
Yahudiah (Yudaisme) adalah kepercayaan yang unik untuk orang/bangsa Yahudi (penduduk negara Israel maupun orang Israel yang bermukim di luar negeri). Inti kepercayaan penganut agama Yahudi adalah wujudnya Tuhan yang Maha Esa, pencipta dunia yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada mereka dan memilih mereka sebagai cahaya kepada manusia sedunia.
Kitab Suci agama Yahudi menuliskan Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham bahwa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi rahmat apabila mereka selalu beriman kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yakub. Dan karena Ishak dan Yakub menurunkan bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah bangsa yang terpilih. Penganut Yahudi dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai balasannya, mereka akan menerima cinta serta perlindungan Tuhan. Tuhan kemudian menganugerahkan merekaSepuluh Perintah Allah melalui pemimpin mereka, Musa.
Sinagoga merupakan pusat masyarakat serta keagamaan yang utama dalam agama Yahudi, dan Rabi adalah sebutan bagi mereka yang pakar dalam hal-hal keagamaan.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Etimologi

Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda. Pada akhirnya keseluruhbangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi dan begitupula dengan keseluruh penganut ajarannya disebut dengan nama yang sama pula. istilah yahudi diambil dari keturunan Nabi Ya'kub, Ya'kub memiliki empat istri yaitu Lea, Rahel, Zilfa dan Belha. Dari Lea Ya'kub memiliki anak Robbin, Syam'un, Lawe/Levi, Yahuda, yassakir dan Zaboolan. dari Rahel Ya'kub mempunyai anak Yusuf dan Benyamin. dari zilfa ya'kub mempunyai anak Gad dan Asyer sedangkan dari Belha ya'kub mempunyai anak Naftali. nah, dari salah satu anak Nabi Ya'kub dari istri Lea itulah yang bernama Yahuda, istilah Yahudi dinisbahkan.

[sunting]Hari-hari keagamaan

Keluarga merupakan hal yang utama dalam agama ini dan penganutnya yang setia akan bersembahyang setiap hari. Hari Sabtu merupakan hari utama yang biasa disebut hari Sabat. Antara Jumat sore sampai Sabtu sore mereka akan menyalakan lilin dan meminum anggur serta roti yang telah diberkati. Di samping Sabat, hari besar yang lain termasukRosh Hashanah (Tahun Baru) dan Yom Kippur (Hari Penerimaan Tobat).

[sunting]Kitab dan teks utama

Kitab Ibrani disebut Tanakh dan terdiri dari 24 buku yang dihimpun dari 3 kumpulan:
Selain itu terdapat juga Talmud yang merupakan terjemahan serta komentar mengenai Torah dari para rabi dan cendekiawan undang-undang. Ini termasuk Mishnah dan Halakah (kode undang-undang masyarakat utama penganut agama Yahudi), Gemara, Midrash dan Aggadah (legenda dan kisah-kisah lama).
Kabballah pula ialah teks lama yang berunsur mistik, dan menceritakan zat-zat Tuhan.

[sunting]Adat-adat dan undang-undang penganut Yahudi

Kebanyakan penganut Yahudi mengikuti peraturan dalam memilih makanan yang tertulis di dalam Taurat yang melarang campuran susu dengan daging. Daging babi juga dilarang dalam agama Yahudi. Makanan yang disediakan harus menuruti undang-undang tersebut, dan daging harus disembelih oleh kaum Rabi, dinamakan kosyer.
Anak laki-laki juga diharapkan untuk disunat (sewaktu masih bayi) seperti perjanjian nabi ibrahim dengan Tuhan. Apabila seorang anak laki-laki mencapai kematangan dia akan dirayakan karena menjadi anggota masyarakat Yahudi dalam upacara yang dinamakan Bar Mitzvah. Setelah kematian seseorang, orang-orang Yahudi akan mengadakan satu minggu berkabung di mana mereka membaca Kaddish. Agama dan kemasyarakatan saling berkaitan di dalam masyarakat Yahudi. Misalnya pengambilan riba/ bunga dianggap berdosa sesama kaum Yahudi, tetapi dibenarkan dengan mereka yang bukan Yahudi.

Dasar-dasar iman Yahudi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Walaupun orang-orang Yahudi dan pemimpin agama berbagi inti berhubungan dengan prinsip monoteisme, di dalam Yudaisme tidak ada pernyataan resmi atas prinsip-prinsip iman seperti kepercayaan yang diakui atau yang diterima.
Di dalam Yudaisme tidak terdapat kewenangan atas keagamaan yang dapat merumuskan atau mengeluarkan fatwa. Kewenangan pusat dalam Yudaisme tidak diberikan pada setiap orang atau kelompok dalam Yudaisme akan tetapi hanya berasal dari tulisan-tulisan, hukum, dan tradisi. Dalam hampir semua variasi, Judaisme mengkukuhkan tentang keberadaan dan keesaan dari Tuhan. Yudaisme lebih menekankan pada ketaatan dalam kinerja perbuatan dibandingkan kepada kepatuhan pada sistem kepercayaan.
Ortodoks Judaisme juga menegaskan sejumlah prinsip-prinsip utama dalam program-program pengajaran, yang terpenting adalah kepercayaan bahwa tiada yang satu dan yang maha selain Allah, yang menciptakan alam semesta, Judaisme tradisional mempertahankan bahwa Tuhan membentuk perjanjian dengan orang Yahudi di Gunung Sinai, dan diturunkannya hukum dan perintah kepada mereka dalam bentuk Taurat. Taurat yang terdiri dari tulisan Taurat (Pentateuch) dan tradisi hukum lisan yang kebanyakan kemudian dikodifikasikan dalam tulisan-tulisan.
Secara tradisional, praktik Judaisme dikhususkan dalam ilmu Taurat, ketaatan pada hukum dan perintah. Dalam Yudaisme normatif, Taurat dan Yudaisme terdapat pengertiaan bahwa hukum itu sendiri tidak akan pernah dapat berubah, akan tetapi hanya dapat dilakukan interpretasi hukum yang lebih terbuka. Hal ini dianggap sebagai mitzvah (perintah) untuk belajar dan memahami hukum.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Prinsip iman dalam Yudaisme

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dirumuskan oleh otoritas berhubungan dengan abad Talmud. Prinsip-prinsip ini kemudian melahirkan sebagai dasar iman dalam penerimaan dan praktik Yudaisme.

[sunting]Konsep Tuhan

Artikel utama: Allah dalam Yudaisme

[sunting]Monoteisme

Kepercayaan Judaisme secara ketat didasarkan pada Unitarian monoteisme. Doktrin ini mengekspresikan kepercayaan kepada satu Tuhan. konsep Tuhan yang mengambil beberapa bentuk (misalnya Trinitas) dianggap bidaah dalam Judaisme. Dalam doa secara utuh dalam hal mendefinisikan Tuhan adalah Shema Yisrael, awalnya muncul di dalam Alkitab Ibrani: "Dengarkan O Israel, Tuhan adalah Allah kita, Tuhan adalah satu", juga diterjemahkan sebagai "Dengarkan O Israel, Tuhan kami adalah Allah, Tuhan adalah yang tunggal "
Allah adalah disusun sebagai zat yang kekal, pencipta alam semesta, dan sumber moralitas. Allah mempunyai kuasa untuk campur tangan di dunia. Istilah Allah sehingga terkait dengan kenyataan sebenarnya, dan bukan hanya proyeksi dari jiwa manusia. Allah dijelaskan dalam pengertian seperti: "Ada satu Zat, sempurna dalam segala cara, yang merupakan penyebab utama dari semua keberadaan. Semua tergantung pada keberadaan Allah dan semua berasal dari Allah. "
Dalam Alkitab Bahasa Ibrani klasik yang berhubungan dengann sastra Talmud menegaskan theisme dan menolak deism. Namun, dalam tulisan-tulisan dari abad filosof Yahudi kemudian terlihat adanya pengaruh dari neo-filosofi Aristotel, diistilahkan kemahatahuan yang terbatas